CHAPTER 48

335 31 1
                                    

happy reading

_________________________________________

_Adinda_

Hari Minggu.

Dinda dkk telah selesai dalam bertarung melawan ujian kenaikan kelas lewat pikiran. Saat ini Dinda dkk tengah berada di mansion Dinda, tepatnya di taman.

"Lo ngomong apa sama Mara?" celetuk ayyara saat mereka diam saja sedari tadi.

Sontak putri yang tengah mengerjai Jihan dengan mengikat rambut nya secara asal tak sengaja menjambak rambut Jihan karena terkejut.

"HUWAAAAA.... SAKIT MAMA!" Pekik Jihan sambil menangis.

Mereka yang mendengar teriakkan Jihan terkejut bukan main, termasuk putri yang saat ini sudah berkeringat dingin "Mati gue" batin nya.

Afifah dengan sigap memeluk tubuh Jihan yang gemetar, "Hey tenang" ia berusaha menenangkan Jihan yang seperti nya kembali mengingat masalalu nya.

Sedikit informasi Jihan saat ini tidak tinggal dengan Felisya lagi. namun tinggal di apartemen milik Dinda.

"Putri!" panggil Dinda dengan nada yang terdengar Pelan namun tegas. Dinda menatap tajam ke arah putri.

"ADUH MAAF-MAAF YAH JIHAN!" Putri langsung menghampiri Jihan sambil memeluk nya dan menyingkirkan Afifah. sungguh ia benar-benar panik saat melihat tatapan tajam dan penuh intimidasi milik Dinda.

Afifah yang di perlakukan seperti itu hanya bisa beristighfar dalam hatinya, "Astaghfirullah yaa Allah tahan Afifah jangan emosi" batin nya.

Jihan tidak berhenti menangis dan malah semakin kencang tangisan nya karena putri memeluk nya terlalu kencang, "MAMA.... JIHAN KECEKIK HIKS.... HIKS...."

Dinda bergerak cepat dengan melepaskan kasar pelukan putri dan itu membuat putri tersungkur, "ADUH! PANTAT GUE!" pekik putri.

namun Dinda tak memperdulikan nya dan malah mengelus lembut Surai panjang Jihan, "Hey tenang jangan nangis terus".

Selang beberapa menit Jihan berhenti menangis dan itu membuat mereka lega. sedangkan putri menjauh dari mereka karena sedari tadi ia di tatap tajam oleh mereka, "Serem banget anjir!" batinnya.

Karena semua sudah mulai kembali seperti semula ayyara mencoba untuk bertanya lagi, "Lo ngomong apa sama Mara?" ulang nya lagi.

"Bukan mara lebih tepatnya Malvolia" balas Dinda dengan entengnya.

Sontak seluruh Sahabat nya menatap ke arah nya. termasuk putri yang berlari dan duduk di hadapan Dinda, "Lo serius? jangan bercanda bego!".

Dinda berdecak kesal, "CK! emang muka gue ada bercanda nya!" ketus nya. ia memilih duduk di kursi taman sambil memainkan handphone genggam nya.

"Kok kamu bisa tau dia Malvolia? dan sejak kapan kamu udah tau?" tanya Afifah.

"Sejak dia pindah sekolah dan Uda di cari tau dari 2 tahun yang lalu 2 bulan Raden tiada" bukan Dinda yang menjawab melainkan felisya yang sedari tadi enteng sambil membaca buku nya.

"APA!" pekik mereka tak percaya. terkecuali Jihan yang tidak mengerti apapun, dan memilih masuk ke dalam mansion Dinda.

"Dinda aku izin masuk mau main sama Abi, biar Deket" izin nya.

"Oke, dia di kamar minta bantuan sama maid kalau enggak tau kamarnya. tapi dia orangnya agak sensitif sama orang baru jadi maklumi lah yah" balas Dinda.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang