CHAPTER 36

325 28 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

Pagi tak secerah biasanya, pada saat tengah malam tadi hujan mengguyur bumi cukup deras. Menyisakan hawa dingin dan tanah yang basah merata. suasana yang sangat nyaman untuk berlindung di bawah selimut, namun tidak berlaku bagi anak-anak SMA Dharmasraya.

Seperti saat ini, Dinda tengah berjalan lunglai menuju kelas nya. hari ini ia tidak pergi dengan Gavi di Karena kan cowok itu ada urusan penting. ntah lah Dinda juga tidak tau menahu urusan penting apa yang Gavi lakukan, lagian itu bukan urusan Dinda toh? jadi ia tidak perlu mencari tau.

"Lemes Amat" celetuk albian menatap Dinda dengan senyuman tipisnya.

Dinda memutar bola mata nya malas, "Bacot Lo!" ketus nya dan langsung berjalan cepat meninggalkan albian yang tengah menatap nya dengan senyuman jahilnya.

Lelaki itu berjalan mendekati Dinda. tanpa aba-aba ia menarik tas buku novel yang tengah di genggam gadis itu, "Kasian wleee" ejeknya tak lupa ia menjulurkan lidahnya di akhir kalimat nya.

"ALBIAN BANGSAT!" pekik Dinda. dengan keadaan mood yang tidak bagus, gadis itu mengejar albian yang tengah berlari sekencang mungkin.

Seluruh siswa siswi SMA Dharmasraya yang melintas itu sedikit terheran-heran. tidak biasanya mereka melihat albian dan Dinda yang akur Seperti ini.

Sedangkan Dinda masih terus berlari mengejar albian, tak tentu arah. Saat sudah dekat Dinda menarik novel yang seperti nya tidak di genggam erat oleh lelaki itu, tak lupa ia menendang bokong albian dengan kuat, sampai-sampai membuat lelaki itu tersungkur.

Srett

bugh

"ARGHHH!" pekik Albian saat merasakan nyeri di bagian kepalanya yang seperti nya terbentur lantai.

Dinda yang melihat itu tersenyum menyebalkan, "Kualat Lo! mangkanya jangan ganggu mood cewek yang sedang berantakan! kan jadi kena imbasnya deh!"

Albian yang mendengar itu, menatap ke arah Dinda dengan wajah kesal nya, "Kan gue bercanda CK! malah di Bawa serius!"

"Apa Lo bilang bercanda? hey, enggak Cocok Lo bercanda di saat mood gue lagi berantakan kayak gini goblok!" Dinda menatap nyalang ke arah albian.

"Iya-iya cowok emang selalu salah, maaf suhu" ujar albian sambil menyatukan kedua tangan nya ke arah Dinda membentuk maaf.

Dinda memutar bola matanya malas. lalu gadis itu menatap dahi albian yang seperti nya mengeluarkan darah, mungkin benturan tadi sangat kuat sampai-sampai membuat dahi lelaki itu berdarah.

Tangan Dinda terangkat untuk memegang dahi albian, "Dahi Lo berdarah!".

Albian yang mendengar nya terlihat sangat santai. tidak panik dan tidak khawatir, ia masih terus mengucapkan kata maaf ke arah Dinda yang belum di jawab oleh gadis itu.

Dinda yang melihat itu Tampa kesal, "Uda gue maafin albian bego! sekarang kita ke UKS!" kesal Dinda dan menarik tangan albian.

Albian yang di tarik tangan nya menatap Bingung ke arah Dinda, "Ngapain kita ke UKS?" tanyanya.

Sontak Dinda memberhentikan langkah nya yang hendak menuju UKS. ia menatap albian tajam, "Dahi Lo berdarah tolol! Lo apa enggak ngerasa kesakitan gitu?" sungguh Dinda di buat emosi oleh sikap albian saat ini. lebih baik lelaki itu menjadi kulkas 100 pintu dari pada banyak bicara seperti ini.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang