Hay guys selamat datang di cerita aku yang ke dua puluh.
apa kabar kalian semua, semoga baik-baik aja yah.
oke sebelum membaca alangkah baiknya untuk mengabsen dulu.
kalau Uda terimakasih.
jangan lupa vote dan komen yah kalau ada kata-kata typo nya.
Happy reading semua.
*****
Menjadi wanita hebat seperti Dinda yang selalu memendam semuanya sendirian itu tidak gampang. bahkan di usianya masih di bilang cukup muda, sudah di berikan seorang anak walau bukan anak kandung nya.
Trauma yang mengakibatkan nya menjadi seorang gadis yang lebih pendiam. tidak banyak bicara kecuali lagi mood untuk berbicara.
Bahkan orang tuanya yang dulu sayang kepada nya. menjadi sangat tega saat ini. hanya karena harta gono-gini. padahal Dinda sama sekali tidak pernah memakai uang kedua orang tuanya. bahkan waktu ia bayi sang Oma dan Opa nya lah yang merawat nya.
Hanya karena perusahaan sang papa terancam bangkrut, ia menjadi kenak imbasnya. ia memiliki perusahaan, hotel, tokoh kue, dan Alfamart yang memiliki cabang dimana-mana. dan itu semua hasil kerja keras nya di waktu SMP di bantu dengan Opa dan Oma nya.
Sungguh ia merasa sedih, kedua orang tuanya berubah secepat ini. rasanya tidak sanggup, keluarga yang dulu nya harmonis berubah menjadi berantakan seperti ini. ntah kesalahan apa yang membuat sang papa di ambang kebangkrutan.
Namun ia tidak pernah mengeluh sama sekali, ia selalu menjalani nya dengan senyuman. walau jarang terlihat namun senyuman yang ia berikan tidak lah senyum palsu melainkan senyum kebahagiaan.
Seperti saat ini ia sedang tersenyum manis ke satpam yang berjaga di gerbang sekolah. Yap ia sudah memasuki sekolah setelah pulang dari rumah sakit kemarin. awalnya sang Abang tidak mengizinkan nya karena Dinda belum benar-benar pulih, namun karena sifat keras kepala Dinda membuat Zayyan mau tak mau mengizinkan nya.
"Dinda!" panggil Seorang perempuan dengan sedikit berlari menghampiri Dinda.
Dinda hanya diam menatap gadis itu dengan datar.
perempuan itu telah sampai di hadapan Dinda. gadis itu mengatur nafas nya terlebih dahulu karena abis berlari tadi. dirasa sudah ia menatap Dinda Lamat, "Lo Baik-baik aja kan Din?" tanyanya sambil memutar-mutar tubuh Dinda untuk mengecek apakah Dinda baik-baik saja atau tidak.
menarik nafas berat nya. Dinda menggeplak kepala gadis itu, "Pusing gue putri goblok!" ketusnya. "Gue Uda enggak apa-apa ni buktinya gue sehat!" sambungnya.
Putri yang tak lain sepupu Dinda cengengesan di tempat nya sambil memamerkan gigi putih nya, lucu sekali. "Hehe.... maaf kanjeng ratu".
Dinda hanya memutar bola matanya malas, dan lanjut berjalan meninggalkan putri dengan kekesalan nya karena di tinggal olehnya.
tentu saja putri tidak tinggal diam, ia mengikuti Dinda dan menyamakan langkahnya dengan Dinda, "Gue minta maaf yah enggak sempet jenguk Lo, gue sibuk".
"alah sok sibuk Lo jadi manusia!" ketus Dinda.
Putri menggeram kesal, "Dih gue Serius bangsat!".
"Gue enggak perduli bye" Dinda langsung meninggalkan putri menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam.
Putri berdecak kesal, "Jangan tidur lagi Lo!" teriak putri yang hanya di hadiahi jarih tengah oleh Dinda. "Gue keluar in juga Lo dari sekolah ini" gumam putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...