Hay selamat datang di cerita aku yang ke dua puluh delapan.
Happy reading semua.
********
"Mommy!" pekik Abi.
saat ini mereka sudah sampai di sekolah Abi. Dinda menatap Abi dengan tatapan teduh nya, "Kenapa hm?" tanyanya.
"Abi nanti mau main ke rumah Devano dulu boleh enggak?" tanyanya dengan tatapan penuh memohon kepada sang mommy.
Dinda tersenyum lalu mengelus pipi gembul Abi, "Boleh sayang nanti kalau mau pulang, suruh Uncle Dirga anter kamu pulang atau kamu suruh dia telepon mommy biar mommy jemput".
Lelaki kecil itu mengangguk dan tersenyum lebar.
"ABI!" panggil Devano dari kejauhan. Abi langsung mengganti mimik wajah nya menjadi datar.
Devano langsung menghampiri Abi dengan Juna dan Zio.
"Hai Aunty!" sapa mereka serempak dengan senyuman manis mereka.
Dinda membalas nya dengan senyuman yang tak kalah manis, "Hai juga" sapa Dinda.
Mereka bertiga memeluk Dinda erat. Dinda juga membalas pelukan itu tak kalah erat.
sedangkan Abi. lelaki kecil itu berdecak kesal saat melihat adegan yang tidak ia suka. melihat Dinda berpelukan dengan orang lain.
ia melepaskan kasar pelukan itu. Tampaknya Zio tidak suka dengan cara Abi yang sangat kasar, "CK! apa-apaan sih kamu!" ketus nya.
"Iya kasar banget sih" Devano menatap nyalang Abi.
"cemburu pasti" celetuk Juna yang memandang datar ke arah Abi.
Abi yang di tatap Seperti itu melawan tatapan mereka tak kalah tajam. "Mommy aku!" tegas nya dan langsung berlari memeluk Dinda.
Dinda hanya bisa pasrah saat melihat abi yang dalam mode cemburu. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06:40 yang berarti sebentar lagi bel sekolah nya akan berbunyi.
Sontak ia melepaskan pelukannya Dengan Abi secara perlahan. "Mommy langsung pergi yah Abi, soalnya bentar lagi bell sekolah mommy masuk".
Abi hanya bisa mengangguk dan menciumi seluruh wajah Dinda. tak lupa ia menyalami punggung tangan Dinda.
perempuan itu tersenyum. ia menatap ketiga teman Abi yang juga menatap nya, "Aunty pergi dulu yah" ujarnya sambil mengelus lembut puncak kepala ketiga lelaki kecil itu.
"BAIK AUNTY!" seru mereka semua sambil tersenyum.
Dinda langsung bergegas memasuki mobil nya dan menghidupkan mesin nya. lalu ia melenggang pergi dari sekolah Abi.
"Yuk masuk" ajak Zio yang di angguki mereka semua.
"JUNA!" pekik Sakira dengan senyuman yang tidak luntur sedari tadi.
sontak ketiga lelaki kecil itu menghentikan langkah nya dan langsung menghadap ke arah sakira. Abi dan Juna memandang datar gadis itu. berbeda dengan Zio dan Devano yang tersenyum ke arah sakira yang berjalan mendekati mereka. begitu pula dengan Marsha yang hanya memasang wajah juteknya.
"Hai Juna" sapa sakira sekedar basa-basi.
"Hem" Juna hanya membalas dengan deheman singkat nya.
sedangkan Abi? lelaki kecil itu berdecak malas dan langsung pergi meninggalkan mereka, diikuti Marsha di samping lelaki itu.
"Sakit ni?" tanya Marsha dengan wajah polosnya.
Abi menatap Marsha sekilas lalu pandangan nya beralih ke depan lagi, "Enggak".
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...