Happy reading.
.
.
.
.
.
Hari ini terasa aneh bagi Dirga, ntah apa yang membuat rasa aneh itu muncul lelaki itu pun tidak tau. ia memilih menepis Semua nya saat pelajaran tengah berlangsung.
Mata tajam nya menatap ke arah kursi kosong milik kedua sahabatnya, "Kemana mereka berdua?" Tanyanya dalam hati.
Tangan nya terangkat ke atas. guru yang melihat itu tampa bingung dengan nya, "Ada apa Dirga?" tanya guru itu.
"Saya izin ke kamar mandi boleh enggak buk?" tanyanya.
Guru itu menghela nafas nya lalu mengangguk, "Jangan lama-lama kamu" peringat guru itu dan di angguki Dirga.
ia tidak ingin membuat masalah di sekolah karena, jabatan nya adalah ketua OSIS yang harus bersikap baik terhadap guru-guru. supaya siswa siswi bisa mencontoh kan dirinya untuk menjadi lebih baik lagi.
Di perjalanan menuju gudang sekolah yang ia yakini kalau kedua sahabatnya disana ia melihat putri yang baru keluar dari toilet.
Putri juga melihat Dirga, namun kali ini berbeda. Tatapan mata mereka bertemu namun putri langsung memutuskan nya terlebih dahulu, ia memasang wajah datar nya dan berjalan melewati Dirga dengan santai nya.
Dirga yang merasa sesak di abaikan seperti itu tak Terima, ia menarik tangan putri yang belum jauh dari nya dan memasuki toilet cewek yang terlihat kosong.
Putri yang di tarik Seperti itu tidak terima, "APA-APAAN SIH LO!" pekik gadis itu.
"Sttt.... jangan Berisik!" tegas Dirga.
gadis itu tidak menjawab dan menatap Dirga yang saat ini tengah menatap nya juga.
"Kenapa?" tanya Dirga.
Putri mengerut kan alisnya bingung, "Kenapa apanya?" tanyanya.
"Kenapa Lo ngehindari gue?" jelas Dirga.
"Suka-suka gue dong!" tegas putri dan terus memberontak.
Dirga menatap tajam ke arah putri yang masih sibuk untuk melepaskan genggaman tangan Dirga, "Gue nanya seharusnya Lo jawab dengan benar!".
Putri menatap manik tajam milik Dirga. sungguh saat ini ia benar-benar malas untuk meladeni lelaki ini, "Gue Enggak mau berurusan sama Lo lagi! jadi tolong lepasi gue!".
"GUE NANYA KENAPA LO NGEHINDARI GUE ARGHHH!".
Bughh
Prangg
Lelaki itu meninju kaca kamar mandi sampai-sampai kaca itu pecah. dengan dada yang naik turun menandakan bahwa saat ini ia benar-benar sudah di ambang kesabaran, ia menatap lekat ke arah putri yang saat ini sudah gemetar ketakutan. gadis itu juga menunduk karena tidak berani menatap mata tajam Dirga.
"Jawab gue!" tegas Dirga.
Putri mencoba memberanikan diri untuk menatap manik tajam Dirga. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca menandakan ia akan menangis, ia menatap Dirga dengan tatapan yang sulit di artikan, "Lo Enggak tau rasanya jadi gue dir... gue capek... D-ari SMP dir, Lo bayangin dari awal kita ketemu sampai saat ini cinta gue enggak terbalaskan".
Gadis itu mengehentikan ucapan nya sejenak, ia merasa kan dadanya begitu sesak sekali. ia menarik nafas nya dalam-dalam lalu membuang nya secara perlahan, ia beralih menatap Dirga yang juga tengah menatap nya dengan tatapan Sendu nya. ntah kapan Dirga telah merubah wajah nya menjadi sendu dan tidak tajam seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...