CHAPTER 38

314 29 0
                                    

Happy reading.

.

.

.

.

.

Minggu ini Dinda dan Abi tidak melakukan hal apapun. mereka menghabiskan waktu libur mereka dengan bermain di dalam rumah. Seperti saat ini, Abi yang sibuk dengan mainannya dan Dinda yang sibuk dengan laptop milik nya.

"Mommy" panggil Abi dengan mata sayu nya yang menandakan ia tengah mengantuk saat ini.

Dinda yang di panggil pun menatap Abi, senyuman manis mereka di bibir nya, "Iya anak ganteng nya mommy" jawab nya sambil mendekatkan dirinya kepada abi.

Abi tidak menjawab ia mengadakan tangan nya menandakan ia ingin di gendong. Dinda yang paham dengan itu pun dengan sigap menggendong Abi, "Abi ngantuk Hem?" tanya Dinda dan diangguki Abi dalam pelukan nya.

Dinda langsung membawa Abi untuk duduk di sofa ruang tamu nya. ia memangku Abi sambil menepuk-nepuk punggung Abi supaya Abi tertidur dan segera memejamkan matanya.

Beberapa menit kemudian dengan posisi yang masih sama, Dinda melihat ke arah Abi yang saat ini sudah menutup kedua matanya, menandakan lelaki kecil itu sudah tertidur pulas.

Dinda berinisiatif untuk membawa Abi ke kamar nya. Saat ingin menaiki tangga, ia mendengar suara bel rumah nya berbunyi.

Sebelum membuka pintu mansion nya, ia manaruh Abi terlebih dahulu di kamar nya. Saat sudah ia langsung menuruni anak tangga dengan cepat untuk melihat siapa yang datang ke rumah nya.

Ia membuka mansion nya dan melihat seorang lelaki yang memakai setelan kaos putih polos dan celana jeans yang robek di bagian lutut nya.

"Hai" sapa lelaki itu.

Dinda memutar bola matanya malas, "Ngapain Lo! gue enggak Terima tamu yah tuan Albian Bragaskara!" tekan Dinda.

Albian yang mendengar nya malah tersenyum tipis. ia langsung menerobos masuk ke rumah Dinda tanpa memperdulikan Dinda yang menatap nya dengan tajam.

"Woy! kurang ajar Lo ye! masuk rumah orang sembarang!" kesal Dinda dan mengikuti langkah albian.

Lelaki itu malah mengamati rumah Dinda. banyak foto-foto Dinda dengan abang nya dan juga ada Abi yang terpampang jelas dan besar di ruang tamu yang memang khusus tamu.

Ia berdecak kagum, "Rumah Lo gede juga ye" celetuk albian.

"Jelas" singkat Dinda.

Albian masih terus memperhatikan mansion Dinda, sampai ia menemukan satu objek yang membuat nya penasaran.

ada satu bingkai foto yang berisikan empat orang lelaki dan satu orang perempuan. ia hendak mengambil bingkai itu, karena ia tidak bisa melihat jelas siapa yang ada di bingkai itu.

namun suara ketus Dinda berhasil menghentikan langkah nya.

"Lo Pergi aja Sono!" usir Dinda dan menarik albian untuk menjauh dari bingkai yang ia lupa menyimpan nya jikalau ada tamu.

"Kan gue mau bertamu bego!" tegas albian yang berhasil menghentikan langkah Dinda yang menarik nya untuk keluar dari mansion nya.

"Ngomong apa Lo barusan?" tanya Dinda dengan santai namun tatapan nya tajam sekali.

Albian malah membalas tatapan itu dengan santai nya, "Lo budek apa? jelas-jelas gue bilang lo—".

Belum sempat lagi albian menyelesaikan ucapannya, namun Dinda sudah memotong nya terlebih dahulu.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang