CHAPTER 27

391 31 1
                                    

Hay selamat datang di cerita aku yang ke dua puluh tujuh.

Happy reading semua.

*****

Acara telah selesai kini Afifah dan Arsyad tengah membuka hadiah yang di beri para tamu undangan.

Mereka membuka satu persatu hadiah yang di berikan para tamu. namun mereka sedikit memisahkan hadiah yang di beri sahabat-sahabat nya. karena akan di buka paling akhir.

Tinggal satu hadiah lagi yang akan mereka buka. tidak ada nama di hadiah tersebut dan Seperti sebuah amplop yang berisikan kertas.

Tampa pikir panjang Afifah langsung membuka amplop tersebut. sebelum ia membaca surat itu, tiba-tiba saja Arsyad mengusap puncak kepala nya yang masih terbalut hijab putih miliknya.

sontak ia membeku di tempatnya. wajah nya memerah bak Seperti kepiting rebus. sungguh saat ini ia benar-benar salting auto terjungkir. Canda kaks (author).

"Enggak capek Hem" suara berat Arsyad berhasil membuat Afifah menggigit bibir nya. ia memilih memalingkan wajahnya sambil istighfar dalam hatinya. ia merasa perutnya di penuhi oleh beribu kupu-kupu.

Ntah lah, saat ini ia sangat gugup. ia bingung mau menjawab seperti apa.

Arsyad menurunkan tangan nya dan beralih menggenggam tangan Afifah lembut, "Kenapa diem Hem?".

Bulu Afifah meremang seketika. Hem! Kata-kata itu meskipun hanya satu kata namun berhasil membuat Afifah menjadi kalang kabut sendiri, "Emm... A-ku...." Ah, mengapa ia menjadi kikuk Seperti ini? pikirnya.

Senyuman tulus terbit di bibir Arsyad. senyuman itu benar-benar tulus sekali, "Kamu tau enggak? aku adalah lelaki yang beruntung memilikimu".

Gadis itu mengerutkan keningnya, "Kok gitu?" tanyanya polos dengan mata yang berkedip-kedip dua kali.

Sontak Arsyad menahan nafasnya, gemas sekali istri nya ini, pikirnya. ia menahan mati-matian untuk tidak memegang pipi tembam milik Afifah.

Namun ia sudah tidak tahan lagi dan memilih memegang pipi Afifah yang sangat begitu halus. Tubuh Afifah kembali menegang saat sentuhan lembut dari Arsyad, "K-amu..." sungguh ia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Aku seneng banget saat tau aku akan di jodohkan dengan mu, kamu adalah cinta pertama ku" celetuk Arsyad tiba-tiba.

Afifah tidak menanggapi apapun. ia hanya diam sambil memandang wajah Arsyad yang saat ini juga memandang nya.

Ting

Suara notifikasi handphone Arsyad mengalihkan perhatian mereka semua. Arsyad langsung bergegas mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. sedangkan Afifah hanya memperhatikan Arsyad Tampa ingin membuka suaranya.

 sedangkan Afifah hanya memperhatikan Arsyad Tampa ingin membuka suaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahang nya seketika mengeras, ia menggenggam erat ponsel nya. emosi telah menguasai nya. Afifah yang menyadari akan hal itu berniat untuk menyentuh tangan kekar milik suaminya. Namun ia urungkan karena Arsyad telah berdiri dan berbicara dengan nya.

ADINDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang