Hay selamat datang di cerita aku yang ke tujuh belas.
Absen dulu.
Tersenyumlah jika masih
Bisa Tersenyum.Happy reading
.........
Pagi tepat nya pukul 06.00 gadis berhijab putih dengan menggunakan seragam sekolah putih abu-abu, sedikit berlari kecil menuruni anak tangga.
ia sedikit terburu-buru, ntah apa yang di kejar nya. ia mendatangi tempat meja makan yang di sana telah ada kedua pasangan paruh baya yang sedang menikmati sarapan.
gadis itu menarik kursi nya dan duduk sedikit terburu-buru dan langsung mengambil minuman gelas yang berisi susu putih buatan ummahnya.
Sedangkan kedua paruh baya itu menatap bingung ke arah anak keduanya. Yap Afifah memiliki seorang Abang yang saat ini sedang menempuh pendidikan kuliah di luar kota.
Afifah memakan roti yang sudah di buatkan oleh ummah nya. lalu meminum air putih, karena susu nya sudah habis di telan nya. Uhuk, uhuk karena sedikit buru-buru meminum air putih nya, ia sampai terbatuk-batuk.
Abah nya dengan sigap memberi minuman baru untuk sang anak. "Mangkanya pelan-pelan, emang ngejer apa si?" tanya abah Azanul.
saat merasa sudah tidak terbatuk-batuk lagi, Afifah menyalami Abah dan ummah nya, "Afifah pergi dulu! soalnya mau rapat OSIS, Afifah Uda telat banget mana hari Senin lagi upacara!" keluhnya. Yap Afifah adalah bagian dari OSIS, ia di bagian sekretaris.
"Assalamualaikum!" pamitnya dan langsung ngicrit untuk menuju mobil nya.
"Nanti pulang kita fitting baju!" ujar sang ummah Syahfitri. yang berhasil menghentikan langkah Afifah.
Afifah memutar tubuhnya menghadap sang ummah yang berada di belakang nya sambil menaruh bekal untuk nya, "Emang Afifah bakal nikah Minggu ini?" tanyanya, ia masih tak percaya bahwa masa mudanya akan sirna begitu saja. ia juga banyak impian yang ingin ia wujudkan, terutama masuk ke fakultas kedokteran universitas Indonesia itu impian nya dari ia duduk di masa SD.
Ummah nya hanya tersenyum, ia mengangkat tangan nya untuk memegang pipi tembam Afifah, "Jangan di mikirin aneh-aneh" seolah tahu apa yang di pikirkan sang anak, ummah nya pun berucap demikian.
Abah nya yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua pun bergegas untuk menghampiri kedua wanita yang sangat ia sayangi setelah ibu nya. ia mengangkat tangannya mengusap puncak kepala Afifah yang terbalut hijab putih, "anak ayah udah mau nikah aja" godanya.
Afifah memalingkan wajahnya, ia benar-benar malu saat ini, "Ih... apasih Abah! jangan gitu.... malu tau" ia mengangkat kedua tangan nya untuk menutupi wajah nya yang sudah memerah bak kepiting rebus.
Abah dan ummah yang melihat tingkah lucu sang putri pun kompak tertawa kecil. "Udah-udah ntar kamu telat lagi" ujar sang ummah.
Afifah menepuk kepalanya pelan, "Oh iya yauda Afifah pergi dulu ummah Abi! tadi Afifah Uda salam yah".
Kedua paruh baya itu mengangguk. "Jangan lupa oke! langsung pulang!" tegas sang ummah.
Afifah mengangkat tangannya membentuk hormat, "Ayy... ayy... ibu negara!" serunya.
tawa mereka pecah saat itu juga, saat sudah mereda sang Abah pun berucap, "Abang mu juga mau pulang".
sungguh Afifah benar-benar terkejut saat ini, "Serius!" antusias nya.
Abah nya hanya mengangguk, "Besok dia kembali".
lagi-lagi ucapan Abah nya membuat Afifah terkejut, "Aaaa..... seneng banget....." serunya. "kalau gitu Afifah pergi dulu yah soalnya Uda mau telat, Assalamualaikum ibu negara dan bapak negara!".
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA [END]
Teen FictionSederhana cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki trauma di masa lalu nya. Namun ia akan mengingat trauma nya hanya di hari ulang tahun nya, Karena rasa trauma nya di mulai saat hari ulang tahunnya tiba. Ia kehilangan seseorang y...