19. Feeling Guilty

11K 283 2
                                    

19. Feeling Guilty

Setelah sampai di apartemennya, Ethan langsung menghubungi Olivia membicarakan perihal tadi. Mereka berdua tertawa menertawakan kebodohan masing-masing.

"Ayahmu benar-benar membuatku tidak berkutik."

"Sudah kubilang kau tidak usah ikut turun. Jika kau tidak bertemu dengannya, aku bisa langsung masuk ke dalam rumah tanpa hambatan."

"Kau tidak mengatakan bahwa ayahmu seorang detektif. Jika tahu begitu aku tidak akan mandi."

"Aku saja yang tidak mandi sampai ketahuan."

"Yah, kita bisa saja tidak langsung pulang, jadi jejak percintaan kita akan hilang dengan sendirinya."

"Aku tidak berpikir sampai situ. Aku kira kau juga tidak akan turun dari mobil."

"Aku tidak seperti lelaki lain yang mengajakmu berkencan lalu membiarkanmu pulang begitu saja."

"Kevin dan Maxime tidak seperti itu."

"Ck. Bisakah kau tidak menyebut lelaki lain di tengah pembicaraan kita."

"Kau yang memancing."

Olivia sempat merasa heran kenapa Ethan selalu marah ketika dirinya menyebut salah satu lelaki yang pernah dekat dengannya.

"Ah sudahlah. Jadi apakah ayahmu memang selalu seperti itu?"

"Hm. Makanya Oliver tinggal berpisah karena di sini dia tidak bisa bebas."

"Selain kasus tadi, apakah ayahmu pernah mengetahui perbuatanmu sehabis pulang bemain bersama teman?"

"Aku pernah dicurigai merokok saat dia mencium asap tembakau di pakaianku. Padahal mantan kekasihku yang merokok."

"Mantan kekasihmu merokok di dekatmu?" Olivia menjawab dengan gumaman.

"Dasar tidak sopan. seharusnya si brengsek itu tahu etika merokok."

"Walau pun begitu dia tidak berani merenggut kehormatanku secara paksa sepertimu."

Bersiap-siaplah arah pembicaraan sudah tidak benar.

"Oh, ayolah. Kau masih marah soal itu? Padahal kau juga menikmatinya, sayang."

"Yah, bisa dibilang setengah menikmati."

"Bagian mana yang tidak kau nikmati?"

"Sudahlah, Ethan. Itu semua tidak penting, 'kan? Yang terpenting untukmu hanyalah aku yang selalu bersedia menjadi pemuas nafsumu."

"Siapa yang bilang seperti itu?!" bentak Ethan membuat Olivia menjauhkan ponsel dari telinga.

"Aku harus mengerjakan tugasku. Aku tutup telepon—"

"Hei, Olivia. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Maxime?"

Tidak ada jawaban karena saat ini Olivia sedang menetralkan emosinya.

"Sudah kubilang kau tidak boleh berhubungan dengan lelaki lain," cecar Ethan karena Olivia hanya diam saja.

"Kau bersikap semena-mena padaku masih kutahan, dan sekarang kau ingin mengekang pergaulanku? Kau gila, Ethan?" Olivia mulai terpancing emosi.

Baiklah. Sepertinya pertengkaran entah untuk yang keberapa kali akan segera dimulai.

"Kau adalah milikku, Olivia," ucap Ethan penuh penekanan. Ia tidak rela jika lelaki lain menikmati tubuh Olivia ditambah si empunya pun ikut menikmati melebihi saat melakukannya dengannya.

"Memangnya kau ini siapa, Ethan? Yang dengan santainya memonopoli tubuh—"

"Tunggu. Valerie mencoba menghubungiku. Aku tutup dulu sambungannya," potong Ethan membuat Olivia geram.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang