"Manja sama istri sendiri, gak dosa kan? Goda Devan sambil menaik turunan alisnya. Cecil jadi salah tingkah, memilin ujung roknya hingga lecek.
"Sejak kapan kamu nganggep aku istri? Ingat ya! Cuman pura-pura!" tandasnya. Gadis, eh bukan! Sudah jadi milik orang. Perempuan itu membuang muka karena tak ingin terlihat merona di depan Devan.
"Cieee salting. Kenyataannya kan, kamu memang istriku. Bukan istri Zaki apalagi orang lain." Mendengar nama Zaki disebut, perasaan Cecil tak enak. Pasti Devan akan mengungkit-ungkit soal semalam.
Cecil mengalihkan perhatian, dengan langsung menyuap sup jamur di mulut Devan. Tak lama, makanan di sendok itu sudah beralih ke mulut Devan.
Devan menikmati makananya dengan seksama. Rasanya cukup lezat, dan menjadi semakin lezat karena disuap oleh tangan Cecil.
Setelah memberikan suapan pada Devan, Cecil sendiri menyuap kuah sup dengan isian jamur kuping di sendoknya. "Hemmm." Gumam Cecil pelan. Rasanya tak kalah enak dari capcay pilihannya.
Devan tersenyum senang, melihat Cecil yang lahap memakan makanam dari sendok bekas mulutnya. Itu saja rasanya sangat membahagiakan, karena dengan begitu Devan merasa sangat dihargai.
"Mau lagi?" Tawar Cecil berbaik hati. Devan kemudian mengangguk antusias. Membuka mulutnya lebar-lebar ketika sendok berisi penuh, disodorkan ke mulutnya. Sangat lahap.
"Pelan-pelan, Mas. Nanti kesel--"
Belum sempat Cecil menuntaskan ucapannya, Devan sudah tersedak terlebih dahulu.
Dengan cepat, pria itu menyambar es buah yang dibawakan Mbok Darmi.
"Tuh, kan. Keselek," ucap Cecil sambil meraih tisu di hadapannya. Mengelapnya di mulut Devan yang belepotan.
"Kamu sih, orang ngunyah diajak ngobrol!" tukas Devan kembali galak. Sementara Cecil hanya memutar bola matanya malas.
"Aku gak ngajak ngobrol loh. Aku cuman ngingetin. Makan kok kayak reog."
"Hemmm." Hanya gumaman yang Cecil dapatkan. Perempuan itu pun memilih diam karena tidak ingin berdebat lagi.
"Masih mau lagi gak?" Tanyanya untuk mengusir kecanggungan. Ia tidak suka dengan keadaan seperti ini.
"Ya masih. Baru dua suap." Cecil terkekeh pelan. Gemas sekali dengan suaminya.
Setelah sup jamur habis, Cecilia mengambil capcay miliknya. Menyodorkan ke mulutnya sendiri, tanpa memberinya pada Devan.
"Minta dong." Rengek Devan manja.
Cecil melirik sekilas. "Masih lapar? Tadi supnya kamu yang makan loh. Aku cuman incip sesuap."
Devan unjuk gigi. Memamerkan deretan gigih putih yang rapi. "Masih. Kayaknya punyamu enak."
Astaga, otak Cecil jadi traveling. Ternyata apa yang Cecil pikirkan dan Devan maksud, memang tak sejalan.
"Aku lapar, Mas. Kalau aku gak kenyang gimana?"
"Aku kenyangin sembilan bulan." Sontak, Cecil melotot tajam.
"Hah?"
"Bercanda. Nanti aku ambilin di depan kalau masih kurang." Ya, mau tidak mau, Cecil pun berbagi makanan miliknya. Toh, Devan sudah berjanji, jika makanannya kurang, maka akan diambilkan ke depan.
Masih berkurang setengah, tapi perut Cecil sudah sangat penuh. Perempuan itu terlihat keyang dengan mengunyah malas makanannya.
"Kamu dong. Masak aku terus yang makan." Protes Devan, ketika Cecil tak kunjung memasukkan makannya ke mulut lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Bayaran Untuk Bos Galak (Selesai)
Romance"Jika hartaku tidak bisa membuatmu luluh, maka kupastian benihku akan tertanam di rahimmu," ucap Devan semakin menekan tubuh Cecil dalam tindihannya. . "Jangan. Aku mohon!" Devan semakin gila. "kembali padaku, atau aku akan menghamilimu!" "Aku tida...