15. muncul

31.8K 2K 7
                                    

Entah kenapa setelah hampir dua bulan, kenapa Bianca muncul lagi, padahal ia sudah hampir lupa dengan satu sahabatnya ini, mungkin karena efek terlalu bahagia dengan keadaan keluarganya yang mulai membaik, sepertinya Azelia harus secepatnya menyusun acara balas dendam nya, karena lihatlah sekarang, padahal hari sudah malam, tetapi benalu yang satu ini malah berkunjung, dan lebih parahnya berusaha mendekati suaminya.

"Ekhm" ucap Azelia saat menghampiri Bianca dan suaminya, Bianca bahkan hampir memeluk Winter jika ia menggeser posisinya lebih dekat lagi.

"Dasar jalang" ucap Azelia penuh dendam, tentunya dalam hati, Azelia bukan takut, tetapi ia ingin membalaskan dendam nya secara perlahan seperti rencana awalnya.

Saat menyadari kehadiran Azelia, Bianca tersenyum kepada Azelia seolah tidak ada apa-apa, berbeda dengan Bianca, Winter malah terkejut, ia takut jika Azelia salah paham, dan istrinya akan kembali seperti dulu lagi, ia tak ingin. Sebenarnya Winter bukan membiarkan Bianca di dekatnya, hanya saja pekerjaannya lebih penting daripada benalu itu.

"I-ini tidak seperti yang kau pikirkan" ucap Winter berusaha menjelaskan, beberapa saat Azelia hanya diam, tetapi tetap tersenyum.

"Memang aku memikirkan apa" ucap Azelia polos, Winter menghela nafas lega, untung saja Azelia tidak memikirkan yang tidak-tidak.

"Oh hai Bianca, kenapa kau datang saat aku akan tidur" ucap Azelia, Bianca tersenyum sepertinya Azelia tidak berubah, hanya saja ia mulai berbaikan dengan keluarganya, dengan sedikit hasutan pasti ia akan bisa menghancurkan keluar sahabatnya itu, pikir Bianca, padahal Azelia sedang menyindir bukan hanya sekedar basa-basi.

"Aku sangat merindukanmu, maaf jika aku baru kesini, soalnya aku sangat sibuk" ucap Bianca berusaha asik, dan memeluk Azelia, sebenarnya Azelia malas sekali membalas pelukan sahabat, ralat mantan sahabatnya ini, bahkan ingin mendorongnya, tetapi untuk menjalankan balas dendam nya, ia harus berpura-pura terlebih dahulu.

"Ah, aku juga merindukanmu" ucap Azelia berusaha tersenyum, Winter yang melihat interaksi keduanya pun memilih masuk keruang kerjanya, sebenarnya ia enggan jika Azelia dekat lagi dengan sahabatnya yang satu ini, ia takut jika Azelia terhasut lagi dan keluarga mereka hancur untuk kedua kalinya.

"Ngomong-ngomong dimana anak-anak" tanya Bianca setelah pelukan mereka terlepas.

"Mereka di kamarnya masingmasing" ucap Azelia lalu menuntun Bianca untuk duduk di sofa yang di duduki oleh Bianca dan Winter tadi.

"Bolehkah aku mengunjungi mereka, aku sangat merindukan para keponakan tampan ku itu" tanya Bianca, Azelia tau niat Bianca adalah mendekati anak-anaknya yang kekurangan kasih sayang dirinya, dan setelah rumah tangganya diambang kehancuran ia akan masuk dan mempengaruhi anak-anaknya, di kehidupan pertamanya Bianca melakukan ini.

"Jangan, mereka pasti sudah tertidur karena kelahan" ucap Azelia saat Bianca akan berdiri. Bianca membalas dengan anggukan kepala.

"Bagaimana kalau besok kita pergi bersama, aku sangat merindukanmu, lagipula sudah lama kan kita tidak jalan bersama" tawar Bianca.

"Boleh" balas Azelia.

"Kalau begitu aku pulang dulu, titip salam kepada Winter dan anak-anak ya" pamit Bianca lalu pergi meninggalkan Azelia sendirian disana.

"Dasar jalang, kau kita aku tidak tau niat busuk mu itu" ucap Azelia kesal setelah melihat kepergian Bianca

Setelah Winter dan anak-anak berangkat, Azelia bersiap-siap untuk pergi dengan Bianca, tadi ia juga telah menelpon Bianca dan mengatakan lebih baik jika pergi dari pagi, dan Bianca menyetujuinya, Azelia penasaran apa rencana Bianca kali ini.

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh lima menit, Azelia telah tiba di salah satu mall, dan ternyata disitu sudah ada Bianca yang sedang memainkan ponselnya.

"Hai" sapa Azelia saat Bianca yang masih belum menyadari keberadaannya.

"Oh hai, bagaimana kalau kita awali dengan makan di salah satu restoran yang katanya sangat enak disini" tawar Bianca, sebenarnya Azelia sudah sarapan tadi dirumahnya, tetapi ia tetap meng iyakan ajakan Bianca.

"Azelia" panggil Bianca setelah menyelesaikan makannya, Azelia yang sedang memakan eskrim nya pun seketika mengangkat kepalanya.

"Ada apa" tanya Azelia yang masih menyendok es nya.

"Ayo kita lanjut berbelanja" ajak Bianca yang diangguki oleh Azelia, akhirnya mereka keluar setelah membayar.

Mereka memilih berbagai pakaian, aksesoris dan barang bermerek lainnya, bahkan mereka saling tertawa satu sama lain. Azelia akui jika ia sangat nyaman dengan Bianca, ia dengan Bianca telah berteman sejak mereka smp, jika saja Bianca tidak munafik dan bermuka dua pasti ia sangat bersyukur mendapatkan sahabat seperti Bianca.

"Kau ingat waktu itu Keanu ternyata mendekati kita berdua dan akhirnya kita menjebaknya" ucap Bianca tertawa, Azelia juga tertawa karena mengingat itu dahulu, mereka benar-benar kompak dahulu, Bianca itu sangat baik entah apa yang membuatnya seperti ini sekarang.

"D-dan lihatlah muka konyolnya waktu itu, seperti mata babi yang akan keluar" ucap Bianca lagi, dan mereka tertawa lebih kencang tanpa memikirkan orang-orang yang menatap mereka aneh.

"Iya, aku mengingatnya, dan berakhir sampai lulus ia tak pernah pacaran lagi" ucap Azelia.

Setelah beberapa saat mereka berbelanja dan dengan candaan dan nostalgia, akhirnya mereka keluar dari mall, mereka pergi ke parkiran bawah mall, tempat mereka memarkirkan mobil tadi.

"Azelia" panggil Bianca saat Azelia akan masuk mobil. Azelia menaikkan salah satu alisnya.

"K-kau benar-benar berbaikan dengan Winter dan anak-anak" tanya Bianca hati-hati, Bianca mode benalu sudah kembali, batin Azelia.

"Ya, kami telah berbaikan dan seperti keluarga biasanya, memangnya kenapa, kau tidak senang" ucap Azelia menatap Bianca dengan pandangan kesal.

"B-bukan, apa kau tidak ingat jika Winter dulu pernah selingkuh dan yang paling parahnya kau dihamili secara paksa" ucap Bianca berusaha mempengaruhi Azelia, Azelia yang tau niat Bianca tidak akan
pernah terpengaruh lagi dengan hasutan wanita ular di depannya ini.

"Itu kan juga masa lalu, kalau dipikir-pikir, bukti jika Winter itu selingkuh tidak ada" balas Azelia.

"Tapi" Bianca belum selesai berbicara tetapi Azelia telah memotong.

"Kenapa tapi tapi saja dari tadi, kau tidak senang jika aku berbaikan dengan suami dan anak-anakku" ucap Azelia berusaha sekesal kesalnya.

"B-bukan begitu, Azelia, dengar kan aku" ucap Bianca saat Azelia masuk mobil dan pergi meninggalkan Bianca sendiri disana.

"Sialan"

Makasih semuanya karena udah vote dan komen, ohiya hari ini aku double up, klo bisa banyak-banyak yaaa vote dan komennya biar aku tambah semangat nulisnyaaa, dan bisa double up bahkan triple up😍

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang