Maaf sebelumnya, aku boleh minta tolong gaaa? tlng vote in dri part 1 smpe akhirrrr, soalnya aku pen naikin rank cerita akuuu, jd klo bnyk yg vote, tmn² yg baca wp bkln ketarik sm cerita akuu, klo udh tnggl komen aja yaa, nnti aku follow klo gmau gpp, tnk uu friendss🥺❤️
.
.
."Kalau gak tau mending diem aja deh" ucap Bianca kesal, sudah jelas ia sedang merasakan sakit yang amat sangat, pria di depannya ini malah memandangnya tak jelas.
"Disitu sakit, hiks.." tangis Bianca semakin deras, seumur hidup inilah sakit yang paling sakit ia rasakan seumur hidup. Perlahan seorang pelayan yang masuk ke dalam kamar mereka dengan membawa sebuah teh hangat. Ia datang dengan wajah yang tertekuk dan bergegas berjalan ke arah Bianca yang sedang kesakitan.
"Apa ku bilang, jangan keluar sampai aku pulang dari bekerja, dan lihat apa yang terjadi padamu" ucap pria itu kesal, sedangkan Bianca yang mendengar itupun langsung memukul kepala suaminya itu dengan keras, takut?, Itu semua terlupakan karena rasa sakit ini.
"Kau bodoh atau bagaimana, aku akan melahirkan, bukan karena larangan gila mu itu" potong Bianca saat suaminya itu akan membuka suara. Sedangkan pria itu langsung pucat, melahirkan?, Melahirkan berarti anaknya akan keluar kan?.
"Kau akan melahirkan?" Tanya pria itu untuk memastikan.
"Kau pikir aku sedang merakit pesawat?" Tanya Bianca kesal dan kembali mengeluarkan air mata saking sakitnya.
Menyadari itu semua pria itu terdiam, karena ia tak tau apa yang harus ia lakukan. "Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya pria itu sambil mengelus pinggang Bianca.
"Membawa ke rumah sakit bodoh" mendengar ucapan Bianca, ia langsung mengambil kunci mobil dan berlari keluar, saat telah dibawah ia melupakan sang istri, astaga kenapa dia tiba-tiba menjadi bodoh seperti ini, kemana ijazah pendidikan S2nya?. Kemudian ia berlari dan langsung mengendong Bianca yang nampak sangat kesakitan, dan langsung membawa sang istri ke dalam mobil.
Mobil langsung melaju dengan kecepatan tinggi, ia mengumpat menyadari kebodohannya, jika terlambat maka nyawa Bianca dan anaknya yang akan menjadi taruhannya. Dan ia juga tidak berpikir jika membangun rumah di tengah hutan, jika keadaan genting seperti ini siapa yang akan bertanggung jawab.
"Sakit?" Tanya pria itu khawatir, Bianca mengangguk, perlahan ia kembali mengelus pinggang dan pinggul Bianca agar meredakan sakit yang dirasakan oleh Bianca. Ia sesekali mencium pucuk kepala Bianca.
"Lebih cepat, aku sudah tidak sanggup" ucap Bianca segugukan, ia takut jika nyawa anaknya akan terancam.
Pria itu tidak menjawab, ia semakin menambah kecepatan hingga maksimal, persetan dengan peraturan lalu lintas, setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, yang harusnya ditempuh sekitar dua jam jika dengan kecepatan normal. Mereka tiba di klinik sebuah desa, langsung saja ia mengendong Bianca ke dalam klinik tersebut.
"Ternyata sudah mau pembukaan 10, untung saja belum terlambat, jika tidak mungkin nyawa ibu atau janinnya bisa terancam" ucap dokter tersebut saat telah memeriksa Bianca, sedangkan Bianca dan pria itu hanya terdiam, mereka tidak tau harus merespon apa.
"Sa-sakit" rintih Bianca setelah beberapa saat tidak merasakan sakit, sedangkan sang suami, wajahnya kembali memucat.
"Seperti sudah pembukaan 10, ayo Bu kita mulai, bapak tolong semangati istrinya" ucap dokter itu, pria itu hanya mengangguk.
Sepuluh menit berlalu, setelah melewati momen yang cukup menyakitkan, akhirnya sang anak keluar dengan sehat, semua rasa sakit itu terbayar seketika. Sang anak setelah di bersihkan, dokter itu memberikannya kepada pria di depannya. Bianca memperhatikan, pria itu menangis, hal yang tidak pernah ia lihat selama ia kenal dengan pria itu, tetapi senyum Bianca tidak pudar, ia tak menyangka jika pria itu memberikannya kata-kata yang rasanya tak mungkin pria itu ucapkan untuk membuat ia kembali bersemangat untuk mengeluarkannya anak mereka ke dunia ini.
"Terima kasih" ucap pria itu berkaca-kaca, ia mencium kening nya dan kemudian mencium bibirnya sekilas, Bianca mengangguk dan tersenyum lebar.
√
"Bunuh bayi itu" ucapan pria itu terngiang-ngiang di kepala Bianca, tadi saat ia akan ke kamar mandi, ia mendengar pembicaraan pria itu, Bianca sangat amat yakin jika itu di tujukan untuk anaknya. Ternyata pria itu hanya ber pura-pura agar ia percaya, sialan, bisa-bisanya ia dibodohi.
Perlahan ia turun dari ranjang, rasa sakit di bawahnya memang belum hilang, tetapi ia harus kuat untuk menyelamatkan hidup anaknya, ia juga melahirkan kemarin kan, seharusnya ia sudah kuat hari ini.
Bianca perlahan mengendong anaknya dengan hati-hati, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya, ia harus berhasil kabur, mengingat pria itu sedang keluar. Dan saat membuka pintu ternyata di sana ada dua orang penjaga, sialan.
"Nyonya, anda mau kemana?" Tanya salah satu pria itu, tetapi matanya menatap ke arah lantai, sialan tidak sopan sekali.
"Aku ingin em.. mencari udara segar di taman" ucap Bianca, penjaga itu mengangguk. Sedangkan Bianca tersenyum, ternyata tidak sesulit yang ia kira. Saat akan berjalan, ternyata penjaga itu mengikutinya.
"Kenapa kau mengikuti ku?" Tanya Bianca kesal.
"Ini perintah tuan nyonya, kami harus mengikuti kemana pun anda pergi" ucap penjaga itu.
"Aku ingin mempunyai waktu dengan anakku dan tidak ingin di ganggu orang lain" ucap Bianca ketus.
"Tapi.."
"Kau ingin aku laporkan ke suamiku jika kalian melarang ku untuk berduaan dengan anakku?" Tanya Bianca. Suami? Bianca tertawa saat ia mengatakan itu, bisa-bisanya ia mengakui seseorang yang akan membunuh anaknya sebagai suami.
"Bukan begitu nyonya, tapi..."
"Aku tidak ingin diikuti, titik, jika kalian masih mengikuti ku, kalian tau akibatnya kan" ucap Bianca dengan nada mengancam.
Perlahan ia berjalan dengan terseok-seok, ia menjauh dari ruangan itu dan berusaha keluar dari rumah sakit itu, Bianca semakin menjauh dari rumah sakit itu dengan jalan yang terseok-seok. Ia melihat sebuah pemukiman, sepertinya disana ia bisa meminta bantuan.
"Kau..."
√
Aku kasih part Bianca yaaa, soalnya banyak yang penasaran sama kehidupan Bianca, ada yang setuju gak nii kalau aku buat ceritaaa Biancaaa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasiAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...