3. ragu

54.1K 3.4K 12
                                    

Azelia menangis sejadi jadinya mengingat ucapan Winter yang mengatakan bahwa yang ia lakukan hanyalah drama. Kenapa sesusah itu mengambil hati mereka.

"Aku tidak boleh menyerah, ini baru permulaan, aku harus membuat mereka mempercayai ku lagi, dan menebus kesalahanku dimasa lalu" ucap Azelia sambil menghapus air matanya.

Saat melihat jam ternyata sudah pukul dua malam, selama itukah ia menangis, astaga, saat melihat ke cermin ternyata matanya sudah membengkak, entah kenapa tiba-tiba tenggorokannya terasa haus, kemudian Azelia memilih kedapur untuk mengambil air minum.

Saat tiba di dapur ia melihat seseorang yang sedang memasak, punggung tersebut seperti punggung Winter, ya Azelia yakin kalau itu adalah Winter.

"Winter, apa yang kamu lakukan saat tengah malam begini" tanya Azelia khawatir, bagaimana tidak ini sudah pukul dua malam, tetapi Winter masih belum tidur.

"Aku lapar" jawab Winter datar, rencananya Winter akan memasak mie instan, ia sedang memanaskan air.  

"Tidak baik makan mie instan terus, biar aku yang memasak" ucap Azelia saat melihat Winter akan memasak mie instan.

"Apakah kamu ingin spaghetti" tanya Azelia yang dibalas anggukan oleh Winter. Melihat Azelia yang sedang berkutat dengan bahan-bahan, Winter memilih duduk sambil melihat sang istri yang memasak untuknya, ini sangat mustahil, mengapa wanita di depannya ini tiba-tiba berubah.

Saat Azelia telah selesai dengan masakannya, Winter memandangi Azelia dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa maksudmu" tanya Winter datar. Mendengar perkataan sang suami pun, Azelia kemudian menoleh dan menampilkan ekspresi bingungnya.

"Jangan berpura-pura bodoh, apa maksud dari perilaku mu setelah tidak bangun selama tiga hari" ucap Winter lagi.

"A-aku hanya ingin memperbaiki hubunganku dengan anak-anakku, apakah itu salah" ucap Azelia dengan nada bergetar menahan tangis.

"Ya, itu sangat salah, kamu hanya akan memberi mereka harapan palsu, kemana saja dirimu selama belasan tahun ini" ucap Winter dengan penuh penekanan. 

"Aku benar-benar menyesal, a-aku benar-benar menyayangi mereka" mendengar itupun Winter sedikit ragu, tapi ada sedikit rasa senang di hatinya, tapi kenapa Azelia hanya ingin memperbaiki hubungannya dengan anak-anak mereka, tetapi tidak dengannya.

Setelah menghabiskan makanannya, Winter pergi menuju kamarnya, Azelia memperhatikan Winter, itu kamar mereka dahulu sebelum Azelia ingin pisah kamar. Azelia ingat mengapa ia ingin berpindah kamar, itu karena ia mempercayai bahwa Winter selingkuh, padahal kenyataannya tidak, ia mempercayai sahabatnya yang ingin merusak rumah tangganya.

Azelia baru tau bahwa sebelumnya Winter tidak pernah mengkhianati nya sama sekali di saat-saat terakhirnya.

"Mengapa kalian tega kepadaku" ucap Azelia dengan nada bergetar, ia melihat sendiri suami dan sahabatnya berciuman.

"Kamu bodoh sekali Azelia, aku dan suamimu bahkan sudah berhubungan hampir satu tahun" ucap Bianca, sahabat Azelia.

"A-aku mempercayaimu selama ini, kenapa kamu tega mengkhianati ku" teriak Azelia, saat akan menampar Bianca, tangannya ditahan oleh Winter.

"Jangan pernah menyentuh wanitaku" ucap Winter penuh tekanan. 

"Winter, kamu-kamu mengkhianatiku untuk kedua kalinya" ucap Azelia bergetar, perlahan air matanya luruh.

"Selama ini aku tak pernah mengkhianati mu, kamu tak pernah mempercayaiku, dan kamu selalu menjauh, aku ini seorang pria normal, aku juga ingin diurus, dan ternyata Bianca dapat memberikan semua yang aku butuhkan, kenapa tidak" ucap Winter datar, lalu menatap Bianca dan kemudian tersenyum.

"Hahaha kamu itu terlalu bodoh Azelia, terimalah akhir hidup yang menyedihkan" ucap  Bianca lalu tertawa setelahnya. Tak lama setelah itu tiba Jeffran, Leandro dan juga Alvaro, ditangan Jeffran ada sebuah pistol, kemudian Jeffran memberikannya kepada Bianca. 

"Setelah ini aku akan menikahi Winter, dan kami akan hidup bahagia tanpa dirimu" ucap Bianca, lalu menekan pelatuk pistol.

"Hiks hiks, kenapa aku berakhir jadi seperti itu, Bianca sialan itu, bahkan dia sendiri yang mengatakan kalau Winter selingkuh, dan akhirnya dia yang menjadi selingkuhan Winter" air matanya lagi dan lagi keluar, bagaimanapun, ia tetap mencintai Winter, dia adalah cinta pertama Azelia.

Mengingat bahwa Bianca satu Minggu lagi akan menjadi sekretaris Winter, rasanya Azelia ingin mencabik cabik muka Bianca yang hanya didepan sangatlah baik kepadanya, tetapi menusuknya dari belakang.

"Lihat saja kau Bianca, aku akan membalasmu" ucap Azelia penuh dendam.

Sekarang Jeffran dan Leandro ada dikamar si bungsu, mereka rencananya akan bermain game bersama.

"Kak, ayo kita segera main" ajak Alvaro.

"Ngomong-ngomong, kalian tidak aneh dengan perubahan mom" tanya Leandro, ia merasakan bahwa mommy nya itu bukanlah sandiwara, kalaupun sandiwara apa untungnya untuk dirinya.

"Iya kak, aku juga merasakan kalau mom berubah" ucap Alvaro menimpali.

"Kalau kamu kak, apakah kau merasakan perubahannya mom" tanya Leandro kepada Jeffran, pasalnya sang kakak tidak berbicara sedikit pun.

"Aku tidak tau, a-aku takut kalau wanita itu hanya bersandiwara" ucap Jeffran datar, tetapi tersirat makna bahwa ia juga mengharapkan yang sama seperti adik-adiknya, tetapi Jeffran takut jika dia mempercayai Azelia, ternyata wanita itu hanya bersandiwara.

"Kakak, ayo kita lanjutkan mainnya" ajak Alvaro yang merasa kalau kedua kakaknya seperti memikirkan sesuatu. Keduanya mengangguk dan kemudian mereka bermain bersama seperti rencana awal.

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang