Azelia terbangun, kemudian ia melihat jam di dinding, ternyata sudah jam setengah delapan malam, saat akan berdiri ia merasakan sebuah tangan menghimpit perutnya dan ternyata itu adalah Winter, ah ia baru teringat kejadian tadi pagi, pantas saja semua badannya terasa sakit, seketika pipi Azelia memerah. Kemudian ia segera bangun dan bergegas mandi daripada malu dengan sang suami, kemudian ia berdiri sebelum itu Azelia menatap wajah tampan Winter, mengapa Azelia baru sadar jika suaminya ini sangat tampan.
Azelia berdiri, dan mengambil pakaiannya yang tercecer dibawah, ia memakai nya dan pergi ke kamar mandi, setelah kira-kira tiga puluh menit, ia selesai mandi sekaligus berpakaian, Azelia keluar dan rencananya ia akan memasak untuk makan malam nanti. Azelia keluar dan melihat tidak ada satupun orang disana, termasuk pada pelayan, beberapa Minggu ini Azelia menyuruh mereka agar cepat pulang saja, biasanya mereka akan pulang setelah makan malam selesai, karena sudah ada Azelia jadi untuk apa mereka sampai larut disini.
Azelia pergi ke dapur dan mengambil bahan-bahan untuk apa yang akan ia masak, ia kebingungan kemana anak-anak, saat sedang memotong bawang, seseorang memanggilnya, ternyata itu adalah Alvaro.
"Darimana saja Al, mom mencari sejak tadi, dan kakak-kakak mu juga dimana" ucap Azelia dengan nada kesal bercampur khawatir.
"Hehehe, tadi kak Le mengajak kami ke pesta ulang tahun temannya, ia memaksa aku dan kakak Jeff pergi, sebelumnya aku akan meminta izin kepada mom, saat aku ketuk ternyata tidak ada sahutan, lalu kata kak Le mungkin saja mom kelelahan dan tertidur karena menjaga kakak semalaman" jelas Alvaro panjang lebar.
Mendengar penjelasan Alvaro Azelia menghela nafas, ia sudah khawatir dengan anak-anaknya itu, dan ngomong-ngomong anaknya lain dimana.
"Dimana para kakakmu" tanya Azelia sambil melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi.
"Mereka mandi" jawab Alvaro santai sambil memeluk Azelia pelan, ia menghirup wangi sang mom, ini sangat harum, rasanya ingin sekali memeluk sang mommy, entah kenapa setiap memeluk sang mom rasanya tidurnya sangat sangat nyenyak.
"Baiklah, kau juga bersihkan dirimu, mom akan memasak untuk makan malam" ucap Azelia yang dibalas anggukan kepala oleh Alvaro, kemudian ia pergi meninggalkan Azelia sendiri. Saat asik-asik melakukan pekerjaannya, seseorang memeluknya dengan erat, ia tau itu siapa.
"Winter, awas, aku ingin memasak" ucap Azelia berusaha biasa saja, padahal rasanya jantung Azelia seperti ingin melompat. Bukannya melepaskan pelukan itu, Winter malah semakin mempererat pelukan itu.
"Jangan, aku sesak napas" ucap Azelia berusaha seperti orang yang kesusahan bernafas, Azelia hanya berbohong, sungguh ia tak bisa dengan keadaan seperti ini, ia takut jantungnya benar-benar melompat keluar nanti, kan tidak lucu jika ia mati kedua kali dan dengan cara yang tidak masuk akal lagi.
Winter melepaskan pelukan itu, Azelia bernafas lega, kemudian Winter duduk di meja makan memperhatikan Azelia, walau agak jauh, Azelia masih terlihat jelas di sana, melihat istrinya penuh peluh karena memasak, rasanya kasihan, ingin membantu tetapi yang ada ia akan menyusahkan nanti, dan lagipula inilah yang Winter inginkan dari dulu, ia ingin melihat istrinya memasak untuk keluarga kecil mereka, liburan keluarga, intinya semuanya yang berhubungan dengan keluarga bahagia.
Setelah beberapa saat Jeffran, Leandro dan Alvaro keluar dari kamar mereka masing-masing, Azelia juga telah selesai dengan masakannya, setelah mereka selesai makan, Azelia mengambil obat Leandro dan memberikannya kepada anak tengahnya itu.
"Mom, kau mau ikut tidak" tawar Alvaro setelah selesai makan, tadi saat makan sempat-sempatnya Alvaro memuji masakannya, rasanya hati Azelia senang sekali jika masakannya habis, bahkan setiap ia memasak, masakannya selalu habis.
"Ikut kemana" tanya Azelia sambil membereskan alat-alat makan mereka.
"Kami akan ke pasar malam" ucap Leandro dengan semangat.
"Apakah Le benar-benar sudah sehat" tanya Azelia khawatir, Leandro menjawab dengan anggukan semangat, Azelia mendekat dan memeriksa kening Leandro, ternyata benar sudah tidak panas lagi.
"Baiklah, mom akan ikut" ucap Azelia, dan dibalas senyuman oleh ketiganya.
"Mom akan tukar pakaian dulu ya" ucap Azelia lalu pergi ke kamarnya untuk menukar pakaiannya terlebih dahulu.
√
Mereka telah tiba di pasar malam, sebenarnya tadi Alvaro juga mengajak sang ayah, tetapi Winter menolak karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya yang tidak bisa ditunda.
"Ayo mom" ajak Jeffran memegang tangan Azelia, membawa sang ibu kedalam, mereka memainkan berbagai wahana yang anak-anaknya inginkan, bahkan juga memainkan komedi putar, rasanya sangat menyenangkan. Dan terakhir mereka bermain di salah satu bianglala, bianglala itu lumayan besar sehingga bisa diisi sampai empat orang.
Setelah selesai bermain dan mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan, mereka pergi ke salah satu tempat penjualan harum manis, Azelia ingin memakan itu, rasanya entah kapan Azelia terakhir kali memakan itu, dahulu hidupnya hanya bekerja bekerja dan mengurus butiknya.
"Bagaimana mom, enak tidak" tanya Jeffran melihat sang ibu memakan harum manis dengan senyuman di bibirnya, mereka hanya berdua karena Leandro dan Alvaro pergi ke salah satu rumah hantu, karena Azelia tidak mau lagi Jeffran lah yang menemani Azelia.
"Enwak sekwaki" ucap Azelia dengan mulut yang masih berisi harum manis, Jeffran tertawa mendengar ucapan Azelia, sesekali ia akan membersihkan noda harum manis dibibir sang mom. Setelah beberapa lama tibalah Leandro dan Alvaro dengan nafas yang ngos-ngosan tetapi mereka tertawa.
"Bagaimana" tanya Jeffran.
"Seru sekali, kau tau kak, mom, tadi kak Le terjungkal karena terkejut" ucap Alvaro lalu tertawa mengingat peristiwa tadi. Sedangkan Leandro ia sangat kesal tetapi tertawa juga karena mengingat kejadian tadi. Azelia dan Jeffran juga ikut tertawa mendengar ucapan Alvaro.
"Baiklah, ayo kita pulang" ucap Jeffran setelah melihat jam di pergelangan tangannya yang ternyata sudah jam setengah sebelas, patut saja sang ayah sejak tadi menelpon mereka sejak tadi, tetapi Azelia menyuruh biarkan saja, karena palingan mereka akan disuruh pulang.
Mereka berjalan kearah pintu keluar pasar malam, saat akan keluar Jeffran melihat empat gelang hitam, sangat cantik, pikirnya, kemudian Jeffran menyuruh agar dulu saja ke parkiran karena ia akan membeli sesuatu dahulu, kemudian Jeffran membeli keempat gelang itu.
"Apa itu kak" tanya Leandro saat Jeffran telah masuk kedalam mobil dan membawa sebuah kresek putih.
"Aku membeli empat gelang" balas Jeffran.
"Wah, aku mau" ucap Alvaro kemudian mengambil kresek yang ada di tangan Jeffran dan memberikan mereka satu persatu, khusus Azelia Alvaro memakaikan nya kepada mommy nya itu.
"Sangat cantik" puji Azelia, lalu Jeffran tersenyum mendengar ucapan sang mommy.
"Kalian suka" tanya Jeffran kepada Leandro dan Alvaro, kemudian dibalas anggukan semangat oleh mereka.
√
Makasih semuanya karena udah vote dan komen, banyak banyak vote dan komennya yaa biar aku tambah semangat nulisnyaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasíaAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...