Setelah sarapan tadi, Azelia membersihkan semuanya di meja makan itu, disana hanyalah tersisa Azelia dan Abizard saja, Abizard sedang memainkan ponselnya itu.
"Lia" panggil Abizard, seketika Azelia menoleh, menatap ke arah abizard dan bertanya dengan raut muka yang seolah-olah berkata ada apa.
"Aku ingin bermain" ucap Abizard pelan, ia sungguh merindukan sang sahabat. Lalu mendengar jawaban Abizard seketika tawa Azelia pecah, sahabatnya benar-benar seperti orang bodoh saat mengatakan itu.
"Kenapa kamu tertawa, apa kamu tidak merindukan sahabatmu yang tampan ini" dengus abizard kesal, tetapi ia masih sempat-sempatnya narsis.
"T-tidak, hanya saja kamu seperti orang bodoh saat mengatakan itu tadi" ucap Azelia yang masih dengan tawanya, melihat Azelia yang masih tertawa membuat abizard seketika kesal, ia kembali memainkan ponselnya. Seketika tawa Azelia berhenti, sang sahabat seperti sekarang sedang marah kepadanya.
"Aku cuma bercanda" ucap Azelia lalu memutar matanya keatas, lalu abizard tersenyum lebar melupakan kekesalannya tadi.
"Baiklah, kamu mau main apa" tanya Azelia.
"Aku ingin main Ludo" ucap abizard bersemangat.
"Aku tidak mempunyai nya" ucap Azelia. Seketika Abizard berpikir, ah iya ia baru ingat jika di ponselnya ada permainan ini, lalu mereka memainkan itu. Awalnya didahului oleh Abizard, dan ia mendapatkan enam, lalu setelah itu baru Azelia, tetapi Azelia tidak mendapatkan enam, entah keberapa kali Azelia masih belum mendapatkan angka enam, tetapi Abizard bahkan sudah hampir menang.
"Kenapa sejak tadi aku belum mendapatkan enam, sedangkan kamu.., aku tidak mau main lagi" dengus Azelia kesal. Seketika tawa Abizard pecah, Azelia kesal hanya karena itu. Sangat lucu sekali, Azelia yang melihat itupun seketika mencubit pinggang Abizard.
"Aduh ini sakit" ucap Abizard kesakitan, sekarang giliran Azelia yang tertawa melihat raut kesakitan Abizard, Abizard yang tidak terima pun langsung menggelitik sang sahabat. Tanpa disadari sang suami dan anak-anaknya memperhatikan mereka, rasanya benar-benar ingin mencincang sahabat Azelia itu. Alvaro yang mempunyai ide pun seketika berbisik kepada Leandro, sang Daddy dan kakaknya pun hanya memperhatikan.
"Mom" ucap Leandro yang memegangi kepalanya, seketika mendengar panggilan itu Azelia menoleh ternyata itu adalah sang anak, saat melihat Leandro memegangi kepalanya pun Azelia langsung panik. Kemudian Azelia bergegas menuju Leandro yang masih memegangi kepalanya.
"Astaga ada apa Le, bukannya tadi Le mau tidur" kata Azelia panik dan mendudukkan Leandro di sofa.
"Kepalaku pusing, rasanya tidak enak jika tidak ada mom" ucap Leandro sesedih mungkin agar sang mom iba dan menemaninya, meninggalkan pria sialan itu. Alvaro yang melihat akting sang kakak pun seketika tertawa pelan, begitu juga dengan Winter dan Jeffran.
"Baiklah, ayo ke kamar lagi, mom akan menemani mu" ucap Azelia yang masih mengusap lembut rambut sang anak dengan wajah khawatir, sebenarnya mereka merasa bersalah karena telah berbohong, tapi mau apalagi daripada sang mom berduaan dengan pria sialan itu. Saat akan berjalan menuntun Leandro ke kamar ia seketika teringat dengan abizard, ia menoleh dan memberikan mimik wajah tidak enak.
"Abi, maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa menemanimu lagi" ucap Azelia merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, kalau begitu aku pulang dulu" ucap abizard tersenyum kepada Azelia yang juga dibalas oleh wanita itu, abizard juga tersenyum kepada mereka tetapi hanya dibalas tatapan sini begitu juga dengan Winter. Ia bergegas keluar, ia merasa kalau mereka tidak menyukainya.
"Dasar, pria sialan itu, bukannya berhenti mendekati Azelia, dia malah tambah mendekat, dan sialnya lagi ia bahkan sampai pergi ke rumahku" ucap Winter dalam hati, rasanya kepala dan hatinya panas.
"Ayo mom" ucap Leandro yang masih memperhatikan kepergian abizard. Kemudian Azelia mengangukkan kepalanya. Dan kembali menuntun Leandro ke kamar sang anak, diikuti pula oleh Jeffran dan Alvaro, kecuali Winter, pria itu malah pergi menyusul abizard.
√
Melihat abizard yang akan masuk ke mobil pun, Winter langsung bergegas dan menarik kerah baju abizard dan memberikan sebuah tinjauan kepada pria itu.
"Hei, santai bro, kenapa kau tiba-tiba memukulku" ucap Abizard memegang pipinya yang dipukul Winter tadi, rasanya nyeri, meski hanya satu tinjuan ia yakin kalau Winter mengerahkan seluruh kekuatan untuk memukulnya.
"Kau masih menanya kenapa, sudah kubilang jangan dekati istriku lagi, tetapi kau malah pergi ke rumah ku" ucap Winter menahan emosi. Abizard yang mendengar perkataan Winter pun seketika tertawa, pria didepannya ini menyuruhnya menjauhi Azelia, tidak, itu tidak akan, ia dan Azelia tumbuh bersama, mereka dari kecil selalu jatuh bangun bersama, ia sungguh tak akan pernah meninggalkan sahabatnya itu.
"Aku tidak akan meninggalkan nya, dia adalah sahabatku, aku menyayanginya, aku selalu tumbuh bersamanya, dia adalah duniaku" ucap Abizard ikut tersulut emosi mendengar ucapan Winter. Winter yang mendengar ucapan abizard pun langsung memberikan pukulan kepada pria itu, Abizard yang peka pun menangkis pukulan pria didepannya ini.
"Kenapa kau menyuruhku menjauhinya, kau tau aku yang menemaninya selama ini, kemana saja kau dahulu, saat kau menyelingkuhi nya dahulu kemana dirimu saat ia hancur-hancurnya, kemana, bukannya memperbaiki mentalnya yang telah hancur kau malah menghamilinya secara paksa, kenapa baru sekarang kau peduli kepadanya, kau pria biadab" ucap Abizard setelah memberi satu pukulan kepada Winter.
Seketika Winter terdiam mendengar perkataan abizard. Melihat Winter yang terdiam pun abizard terkekeh pelan, pria di depannya ini sungguh plin plan. Melihat Winter yang diam pun, abizard langsung pergi meninggalkan Winter yang masih bergelut dengan pikirannya.
Winter menatap kosong halaman rumahnya, mengapa ia baru sadar bahwa ia sejahat itu, benar kata abizard ia adalah pria yang biadab, bukannya memperbaiki mental Azelia yang terguncang akibat ia selingkuh, ralat saat ia di fitnah, bukannya membuktikan bahwa ia tak selingkuh, Winter malah tambah merusak mental sang istri, waktu itu ia sangat sakit hati saat Azelia menyueki nya, tidak mau berbicara, setelah beberapa bulan, Azelia malah meminta perpisahan, karena tidak ada jalan lain terpaksa Winter menghamili Azelia, saat beberapa bulan setelah Leandro lahir, Azelia kembali meminta perceraian, karena tidak ada pilihan lain Winter kembali membuat Azelia hamil secara paksa, ia bahkan lebih hina rasanya daripada binatang.
"Kenapa aku sebodoh itu" ucap Winter, air matanya seketika mengalir, rasanya sangat sakit, bahkan sangat, ia harus memperbaiki kesalahannya, harusnya ia berterima kasih kepada Abizard yang telah menemani Azelia di waktu sulit wanita itu, bukannya malah memukul pria itu.
√
Makasih semuanya karena udah vote sama komen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasyAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...