Setelah kepulangan Bianca tadi, Azelia membersihkan dirinya dan memasak untuk makan siangnya dan Winter, rencana ia akan pergi ke kantor Winter untuk mengantarkan makan siang, pasti suaminya itu marah padanya, sebenarnya ditengah jalan tadi ia bertemu suami sekaligus anaknya.
"Right now, i wish you"
Tin tin tin
"Siapa si, ganggu aja" ucap Azelia yang sedang asik mendengar lagu dari band kesukaannya, one direction, padahal sedang di reff nya. Saat melihat kebelakang ternyata adalah sang suami, Azelia jadi merasa bersalah karena telah mengumpati suaminya.
"Hai" sapa Azelia, Winter tidak menjawab, ia pergi begitu saja menatap datar Azelia, kemudian muncul juga Jeffran dengan motornya serta Leandro dan Alvaro berboncengan. Mereka mengklakson Azelia dengan senyuman, begitu pula dengan Alvaro yang melambaikan tangannya, karena hanya ia yang tidak membawa motor.
"Hati-hati" nasehatin Azelia yang dibalas anggukan oleh mereka.
"Ck ck ck, jelas banget pak tua itu lagi marah" ucap Azelia sambil menyusun makan siang untuk Winter, ia berangkat agak cepat karena jaraknya yang lumayan jauh.
Setelah perjalanan kira-kira empat puluh lima menit akhirnya Azelia tiba di perusahaan Winter, lumayan sepi, sepertinya karena ini adalah jam kerja. Azelia berjalan ke arah seorang perempuan yang sepertinya adalah karyawan dari Winter.
"Hai, bolehkah aku bertanya" ucap Azelia kepada wanita itu, seketika ia langsung berhenti.
"Ada apa Bu, apa ada yang bisa saya bantu" tanya wanita yang bername tag Jasmine.
"Ruangan bapak Winter dimana ya" tanya Azelia sopan, kemudian Jasmine menunjukkan dimana ruangan Azelia.
"Baik, terimakasih ya" ucap Azelia yang di selingi dengan senyuman, Jasmine mengangguk lalu memberikan senyuman juga kepada Azelia, lalu pergi dari sana, saat akan pergi ke ruangan Winter Azelia baru ingat jika ponselnya tertinggal di dasbor mobil.
Saat akan masuk lagi ke kantor Winter, Azelia melihat seorang anak kecil yang kira-kira berumur empat tahun memegang perutnya, ia menampung tangannya seperti seorang pengemis, anak itu sangat cantik, Azelia menghampiri anak itu.
"Kenapa kamu ada disini" tanya Azelia lembut, seketika anak itu menoleh, matanya berkaca-kaca.
"Bolehkah berikan Lula uang, Lula lapar" ucap anak itu, tangisannya langsung pecah.
"Baiklah, sini Tante bawa bekal, ayo masuk, nanti makan sama suami Tante ya" ucap Azelia tersenyum, tetapi anak kecil itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Nama kamu siapa" tanya Azelia.
"Lula" jawab anak kecil yang bernama Lula itu.
"Kenapa Lula tidak mau" tanya Azelia lembut.
"Lula harus kasih uang sama om jahat baru bisa makan, kalo enggak nanti Lula bisa dipukul" ucap Lula yang masih sesenggukan. Mendengar itu Azelia jadi kasihan, anak ini masih kecil tetapi sudah dipaksa meminta minta.
"Gapapa, suaminya Tante itu badannya gede banget, juga uangnya banyak, jadi om itu pasti takut dan tidak akan bisa melukai Lula" ucap Azelia berusaha membujuk Lula, akhirnya Lula mengangguk, Azelia membawa tangan kecil Lula untuk masuk kedalam kantor Winter, saat akan berjalan seseorang memanggil.
"Tunggu" ucap seseorang, saat Azelia melihat ternyata adalah seseorang pria yang sepertinya adalah seorang preman, Lula tiba-tiba ketakutan dan berlindung dibelakang nya, sepertinya inilah om yang dimaksud Lula tadi.
"Kau tak bisa membawa dia pergi" ucap pria itu saat Azelia telah berbalik badan. Ia mencoba mengambil Lula, tetapi Azelia menghalanginya.
"Seratus juta, aku akan memberikanmu seratus juta jika kau memberikan Lula untukku" tawar Azelia, pria yang berwajah garang itu tiba-tiba tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasyAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...