Happy reading guys, jangan lupa vote dan spam komen yaaaa......
.
.
Ada yang mau pake cast ga disinii?.....
"Daddy" panggil Alvaro dengan wajah murung sang ayah tidak menjawab dan masih betah dengan mimpinya, tak lama Winter mengeluarkan air mata, yang baru pertama kalinya mereka lihat, setengah jam berlalu tetapi dokter yang memeriksa Azelia tersebut belum keluar, mereka sangat khawatir, apalagi sang ayah yang menangis di alam mimpinya.
"Sa-sayang, jangan, jangan tinggalkan aku" ucap Winter berteriak sehingga mengejutkan Jeffran, Leandro dan Alvaro yang bermenung, mereka saling menatap hingga akhirnya berjalan ke arah sang ayah.
"Dad" panggil Alvaro kesal, dan akhirnya meninju wajah sang ayah yang sangat mengesalkan itu, sehingga membuat Winter terbangun dengan lelehan air mata.
"Zelia" panggil Winter terkejut, ia memperhatikan keadaan sekitar, ia dirumah sakit, bukannya tadi ia berada di kuburan Azelia, atau semua ini hanya mimpi, Winter harap memang mimpi.
"Kenapa kau menangis dad" tanya Jeffran bingung, Winter menoleh tetapi dengan wajah kebingungan.
"Dimana mommy kalian" tanya Winter, mengabaikan pertanyaan Jeffran.
"Mommy ada di dalam, dokter yang memeriksa mommy belum keluar" ucap Jeffran, akhirnya untuk memastikan Winter akhirnya berdiri untuk pergi ke ruangan Azelia, saat akan masuk ternyata dokternya tersebut lebih dahulu keluar.
Saat dokter itu akan berbicara, Winter langsung saja masuk ke dalam ruangan Azelia, Jeffran, Leandro dan Alvaro meringis menahan malu, tingkah sang ayah ini benar-benar tidak seperti orang berpendidikan.
"Zelia" panggil Winter, seketika Azelia menoleh dan tersenyum, wajah cantik itu terlihat pucat, dengan bahu yang bergetar Winter mendekat dan memeluk Azelia.
"Kamu benar-benar masih hidup" ucap Winter bergetar seakan tak percaya, Azelia memutar bola matanya malas, kenapa suaminya ini, dan kosakata Winter juga berubah, lama kelamaan Azelia menjadi sesak napas sendiri.
"Awas, aku sesak nafas" ucap Azelia agak ketus karena nafasnya yang masih sesak dan ia juga dalam keadaan mood yang buruk.
"Aku masih tidak percaya, kamu masih hidup sayang" ucap Winter dengan mata berbinar, Azelia mendorong bahu Winter lemah.
"Kamu mendoakan aku mati" ucap Azelia lagi dan lagi ketus, Winter agak terkejut dengan perubahan nada bicara sang istri, tetapi biarlah seperti ini asalkan Azelia tetap di sampingnya.
"Tidak, bu-bukan begitu, aku bermimpi kamu meninggalkan aku dan anak-anak" ucap Winter lemah, Azelia adalah jantung hidupnya, Winter tak bisa membayangkan jika itu semua benar-benar terjadi, dan akhirnya Azelia mengangguk, saat Winter akan berbicara lagi untuk memecahkan suasana yang hening, anak-anak mereka masuk dengan wajah berbinar diikuti pula oleh dokter yang tadi memeriksa Azelia.
Winter heran kenapa mereka masuk dengan wajah berbinar, apakah mereka bahagia jika Azelia seperti ini.
"Daddy" panggil Alvaro dengan wajah berbinar, Winter mengerutkan keningnya, apakah anaknya ini senang jika sang ibu sakit.
"Kenapa kau bahagia, apakah kau senang jika mommy mu masuk rumah sakit?" Tanya Winter tajam, seketika nyali Alvaro ciut, Jeffran memutar bola matanya malas, ayahnya ini cepat sekali dalam menyimpulkan sesuatu.
"Dokter akan memberi tau berita yang baik" ucap Jeffran datar, dokter itu mengangguk lalu mengeluarkan suara. "Saya ingin memberitahukan sesuatu kepada bapak" ucap dokter itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasiAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...