Happy reading guys, jangan lupa vote dan spam komen yawwww, aku maksaaaa..... Lupyuuuu
.
.
."Obatnya sudah kamu dapatkan?" Tanya Bianca semangat.
"Aku ingin kamu memberikan alamat rumahmu kepadaku" ucap Azelia berusaha setenang mungkin, padahal berbanding terbalik dengan suasana hatinya.
"Oke, jangan lupa nanti bungkusin sama pakaian sekalian ya, btw aku mau ucapin makasih" ucap Bianca.
Beberapa basa-basi berlalu, Azelia muak, tetapi ia harus tetap bersikap seperti biasanya, rasanya ia ingin memaki-maki wanita yang dianggapnya sebagai sahabat malah menusuknya dari belakang.
Tutttt
Setelah mendapat alamat rumah Bianca pun Azelia langsung berpikir sejenak, ia harus memberikan pelajaran kepada Bianca, ini benar-benar tidak menyangka akan apa yang Bianca lakukan.
Setelah memikirkan secara matang, Azelia memutuskan untuk menyusul Bianca, tapi.. tidak tidak, apa yang harus ia lakukan agar Winter mengijinkannya untuk kesana. Jujur? Itu pasti bukan pilihan yang bagus, Winter akan langsung tidak memperbolehkannya. Perlahan ia usap dengan lembut perutnya yang sudah terlihat membuncit.
Kepalanya pusing memikirkan itu semua, ingin balas dendam tetapi Bianca sedang mengandung, ia tak setega itu jika harus balas dendam saat wanita itu hamil.
√
"Ah, rasanya senang jika akan mendapatkan obatku, setelah ini aku akan tidur nyenyak" ucap Bianca berbinar, ia tak sabar menunggu obat itu. Tapi tunggu, apakah itu tidak berbahaya untuk kesehatan bayi yang ada di kandungannya.
Perlahan ia usap dengan lembut, Bianca memang membenci ayah dari anaknya ini, tetapi tidak dengan anaknya, awalnya Bianca ingin menggugurkan kandungannya ini, tetapi pria psikopat itu malah datang dan mengancamnya balik, dasar iblis.
Kenapa perasaan tidak enak ya sejak tadi, walaupun hatinya senang tetapi ia tak dapat berbohong jika hatinya juga mengkhawatirkan sesuatu, rasanya seperti akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan.
√
Sekarang Azelia telah berada dirumahnya, tepat sebelum makan siang, ia memasak makanan kesukaan sang suami dan anak-anaknya.
"Mommy" panggil Lula manja, Azelia menoleh dan tersenyum lembut kepada anak perempuannya itu, perlahan ia menunduk dan mensejajarkan tingginya dengan Lula. Ia menyodorkan pipinya kepada Lula, Lula yang paham pun langsung mengecup lembut pipi itu.i
"Kenapa sayang?" Tanya Azelia lembut sambil mengelus lembut rambut sang anak.
"Lula kangen sama mommy" ucap Lula dengan nada parau, sepertinya anaknya ini habis menangis, terdengar jelas dari nada suaranya yang serak.
"Lula habis nangis?" Tanya Azelia lembut, Lula dengan cepat menggeleng, Azelia menghela nafas panjang, ia tau Lula berbohong.
"Jujur sama mommy, jatuh tadi ya?" Tanya Azelia, Lula menggeleng. Akhirnya ia pasrah dan mengangguk, kemudian Azelia berdiri dan memeriksa masakannya yang sudah hampir matang, saat sedang menyalin masakan tersebut, Azelia tak sengaja melihat bekas kebiruan di lengan sang anak, Azelia terkejut, ia menyingkap lengan pakaian sang anak, ternyata tidak hanya satu tetapi tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasyAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...