36. apart Bianca

10.8K 527 20
                                    

Happy reading guys jangan lupa vote dan komen yaaaa, maap aku lama banget up nyaa.... 500 vote, cuss lanjuttt

.
.

"Ngomong-ngomong Baron satu kompleks ya sama kita?" Tanya Azelia di sela-sela kunyahan nya. Saat ini Azelia dan yang lainnya sedang makan malam, pertanyaan Azelia tadi hanya di balas anggukan kepala oleh Leandro.

"Ohiya, kasih liat raport kalian tadi ke Daddy dong" ucap Azelia saat mereka telah selesai memakan makan malam. Alvaro berdiri dan menuju kamarnya, ia mengambil raportnya dan juga Leandro. Jeffran juga ikut berdiri dan pergi ke kamarnya. Setelah beberapa saat barulah mereka datang.

"Loh, Jeff juga?" Tanya Azelia bingung, Jeffran hanya mengangguk.

"Kok gak bilang-bilang, emang gak papa gak pake orang tua?" Tanya Azelia sambil memakan buah apel.

"Sebenarnya aku pengen mommy datang, ternyata Al sama Le juga ambil raport, jadi ya gitu" jelas Jeffran. Azelia tersenyum dan mengangguk, anaknya ini sangat mengerti dengan dirinya, sebenarnya Azelia bisa saja, tetapi pasti nanti akan sangat berdempet waktunya, jika menyuruh Winter, suaminya itu memiliki pekerjaan yang tidak boleh di tunda, Azelia sedikit menyesal sebenarnya karena membiarkan Jeffran sendirian.

"Bagus nilainya, tapi kok nilai Al turun?" Tanya Winter datar, Alvaro hanya meringis takut.

"Gak papa, nanti di tingkatin lagi ya sayang" ucap Azelia sambil mengelus rambut Alvaro, Alvaro hanya mengangguk, jujur ia merasa bersalah.

"Al boleh nyapa adek gak mom?" Tanya Alvaro yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Azelia, Jeffran dan juga Leandro juga mendekat, sedangkan Lula ia masih asik dengan buah stroberi nya sambil duduk di atas pangkuan sang ayah.

"Hehehe, hai, kamu lagi ngapain di sana?" Tanya Alvaro kaku, mereka hanya tertawa mendengar ucapan Alvaro, tanpa di sangka sangka perut Azelia bergerak, seolah-olah merespon ucapan Alvaro.

"Mom, mommy, adeknya gerak" ucap Alvaro antusias, Azelia mengangguk semangat, disusul Jeffran dan Leandro yang juga mengelus lembut perut sang ibu dan diakhiri dengan kecupan manis di kening Azelia, Winter yang menyaksikan itu semua tersenyum tipis, rasanya tak bisa berkata-kata lagi saking bahagianya.

"Lula juga mau" ucap Lula antusias dan langsung turun dari pangkuan sang ayah, ia mendekat ke arah Azelia dan memeluk Azelia erat kemudian memperhatikan perut sang ibu yang menonjol.

"Adek cepet lahir ya, biar nanti Lula punya temen main" ucap Lula, mereka tertawa pelan, Jeffran dan Alvaro bergantian mencium sang adik, lalu mereka berpamitan untuk tidur, setelah Leandro berpamitan, Lula mengeluarkan suara.

"Lula mau bobok sama Abang" ucap Lula, Leandro terdiam sejenak dan akhirnya mengangguk, Lula tersenyum senang saat Leandro menggendongnya, padahal jika dipikir-pikir lagi ia tak terlalu sering mengajak Lula bermain, tapi lihatlah adiknya ini selalu ingin berada di dekatnya.

Leandro juga sangat bersyukur Lula selalu ingin berada di dekatnya, jujur ia amat sangat menyayangi adiknya itu meski bukan terlahir di rahim yang sama. Sayangnya Leandro bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan rasa kasih sayang, baik kepada Lula, Alvaro, Jeffran, Winter bahkan Azelia. Kadang ia menyesal terlahir dengan sifat yang kaku.

"Abang...... ini apa?" Tanya Lula, Leandro yang sedang merapikan tempat tidur pun menoleh, ia panik, Lula memegang dan melihat beberapa Vape nya, astaga berbahaya, apalagi jika Lula melaporkannya kepada Winter, bisa mati muda dia.

"Itu... Em, barang temen Abang, iya, barang temen Abang yang ketinggalan kemaren" ucap Leandro sambil mengambil dan menyimpannya. Lula hanya mengangguk mengerti.

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang