24. hari pertama tanpa mommy

23.1K 989 12
                                    

Haiii semuanya, sebelumnya aku mohon bngtt bngtt tolong vote ceritaaaa aku sebanyak-banyaknya, aku sedih tauu masaa yang baca lumayan banyak, tapii yg vote dikitt, mohon bngtt ya vote sama komen klo perluu, vote tinggal tekan aja kokkk.

...

Pada malam harinya saat mereka sedang menonton, lebih tepatnya para lelaki yang sedang menonton bola, Lula duduk di pangkuan Winter, sekarang anaknya perlahan-lahan sudah mulai dekat dengan sang ayah.

Golllllll, tim mereka telah mencetak dua gol.

"Wih dad, walau Abang siu ga gol tapi assist nya parah sih, bangus banget, apalagi yang kedua" ucap Jeffran, mereka mengangguk setuju.

"Yang kemarin hattrick, jangan lupa" ucap Leandro.

"Siuuuuu" ucap Alvaro, krik krik krik, garing banget, tapi akhirnya mereka tertawa.

"Udah selesai" tanya Azelia, mereka serempak mengangguk, Lula berdiri dan berpindah ke samping Azelia, anaknya ini sepertinya sudah mengantuk, tak lama setelah merebahkan diri di paha sang ibu, Lula sudah terlelap.

"Jeff, bantu mom pindahkan Lula ke kamar dong" ucap Azelia, Jeffran mengangguk, tak lama Alvaro dan juga Leandro pergi ke kamar mereka, sekarang hanya tinggal Winter dan Azelia.

"Aku ingin mempunyai suami baru..." ucap Azelia tiba-tiba, Winter menyentil kening istrinya itu.

"Aduh....ini sakit sekali, kau telah kdrt" ucap Azelia sambil meringis.

"Sudah ayo tidur, aku takut kau semakin gila jika terus dibiarkan" ucap Winter, jleb.....kasar sekali ucapan suaminya ini, tapi mau bagaimana lagi.

"Winter, besok aku akan mulai bekerja lagi" ucap Azelia

"Iya, sudah berapa kali kau bilang" ucap Winter gemas, sedangkan Azelia hanya tersenyum lebar dan menguatkan pelukannya.

"Anak-anak udah tau" tanya Winter, Azelia mengangguk.

"Eh kamu tau gak sih, baby sitter Lula itu wanita yang kemarin kita temuin di mall" ucap Azelia, Winter menunjukkan ekspresi bingung.

"Ituloh, yang ngasih kue buat Lula kemarin di mall" ucap Azelia.

"Bagaimana bisa" tanya Winter heran.

"Katanya sih karena melihat tempelan di luar rumah, dan dia tidak tau jika itu adalah rumah kita, tapi aku kasihan saat dia bilang tidak mempunyai anak, makanya dia ingin jadi baby sitter" ucap Azelia dengan nada pelan di akhir kalimat.

"Tidak apa, mungkin Tuhan belum mengijinkan" ucap Winter lalu mengelus lembut rambut Azelia, Azelia hanya tersenyum dan kemudian mengangguk.

Lula merengek-rengek meminta ikut dengan Azelia yang akan pergi ke butik. "Tidak bisa sayang, mom hanya sebentar bekerjanya..." Ucap Azelia gemas, anaknya ini susah sekali di tinggal.

"Emm, nanti mom belikan kue stroberi deh.." ucap Azelia, berusaha membujuk Lula agar tidak ikut, awalnya Lula hanya diam, sepertinya anaknya ini berpikir, Azelia dan Barsha jadi gemas sendiri.

"Oke deh, Lula mau, yang kemaren kita beli itu mom, rasanya sangat enak.." ucap Lula semangat, Azelia mengangguk.

"Kalau begitu mom pergi dulu, ingat jangan nyusahin aunty" ucap Azelia, Lula mengangguk semangat. Azelia melambaikan tangannya, dan dibalas juga oleh Lula dan Barsha.

"Lula, bagaimana kalo kita buat aja kuenya.." ucap Barsha setelah beberapa saat Azelia pergi.

"Memangnya aunty bisa bikin kue" tanya Lula.

"Kamu ngeremehin aunty nih ceritanya, sini..." Ucap Barsha lalu menggelitik Lula.

"Udah, hahaha, udah aunty...." Ucap Lula, akhirnya Barsha berhenti.

Sejenak Barsha memikirkan apa saja bahannya, saat melihat semuanya telah cukup, hanya buah stroberi saja yang kurang.

"Lula masih ada buah stroberi nya" tanya Barsha, Lula menganguk.

"Ambil deh" ucap Barsha, lalu Lula berlari kearah kamarnya, saat menunggu Lula, Barsha terlebih dahulu mengirimkan pesan kepada Azelia jika tidak usah membeli cake itu.

Ting

Azelia membuka pesan yang masuk, ternyata itu adalah pesan dari Barsha. "Astaga mereka membuat kue, beruntung sekali aku menemukan seseorang yang menjaga Lula sebaik itu..." Ucap Azelia lalu melanjutkan pekerjaannya.

Sejenak Azelia berhenti dari pekerjaannya, ia masih merasa aneh, dan Azelia tadi juga merasa diikuti oleh seseorang, rasanya ingin membicarakan masalah ini kepada Winter, tetapi Azelia takut ini akan membebani Winter yang sudah sangat sibuk karena pekerjaannya.

"Azelia" panggil seseorang, ternyata itu adalah bibi Betty, orang yang selama ini berjasa menjaga butik Azelia.

"Iya bi, kenapa" tanya Azelia.

"Didepan ada orang yang mau dibuatkan desain dress" ucap bibi Betty, Azelia mengangguk dan berjalan keluar.

"Halo nyonya" ucap seseorang.

"Kenapa kau tidak juga memberikan informasi, apa kau ingin aku bunuh" ucap seseorang di seberang sana.

"B-bukan begitu nyonya, sekarang dia mempunyai seorang anak perempuan, dan yang paling mengejutkan lagi ternyata anak perempuan itu adalah anak adopsi, ia tak mau mengakuinya, ia hanya mengatakan jika itu adalah anak kandungnya" ucap orang itu.

"Jika menurutmu dia menghalangi jalanku, hilangkan saja dia dunia ini dan buat hidupnya sengsara..." Ucap wanitanya diseberang.

"Dan jangan lupakan, anak laki-lakinya juga, aku ingin kau menghancurkan anak-anak mereka terlebih dahulu, lalu aku akan mengurus mereka dengan tanganku sendiri" ucap wanita di seberang lagi.

"Baik nyonya, saya akan melakukan apa yang nyonya minta...." Ucap wanita itu.

Mereka sedang asik memasak kue, dan Lula sekarang sedang memotong-motong buah stroberi tersebut. "Aduh....aunty sakit" ringis Lula, Barsha terkejut, ternyata Lula terkena pisau.

"Astaga, maafkan aunty, sini aunty obati..." Ucap Barsha dan menuntun Lula untuk duduk, ia mengambil kotak p3k dan mengobati luka Lula.

"Aws....perih aunty, hiks.." ringis Lula.

"Huff....huff....sudah, jangan menangis, Lula kan sudah besar" ucap Barsha, Lula hanya mengangguk.

"kue kita sudah matang, ayo Lula, Lula tidak boleh menangis, ayo kita hias kue nya" ucap Barsha lembut, akhirnya mereka pergi kembali ke dapur untuk menghias kue tersebut.

"Rasain"

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang