26. berubah

17.2K 807 4
                                    

Happy reading guys, jangan lupa vote dan spam komen, biar akuu tambah semangat nulisnyaaa......

"apa yang sudah kamu lakuin selama ini" tanya wanita dengan gaya pakaian seperti noni noni Belanda, lengkap dengan payungnya.

"Saya sudah mulai menyiksa mereka satu persatu nyonya, mungkin sebentar lagi anak angkatnya itu akan mati" ucap wanita satu lagi.

"Hm, bagus, tapi jangan sampai ia benar-benar mati, aku ingin membunuh mereka dengan tanganku sendiri" ucap wanita dengan pakaian seperti noni Belanda itu.

Wanita itu terdiam sebentar, lalu tertawa setelahnya. "Hahaha, tentu nyonya, kau tau saja jika aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri" ucap wanita itu.

"Memangnya apa yang membuat anda se dendam itu dengan keluarganya nyonya" tanya wanita itu setelah terdiam beberapa saat, tampak wanita  dengan pakaian noni Belanda itu terdiam sejenak, seperti sedang berpikir.

"Kau ingin tau" tanya wanita itu, wanita satunya lagi mengangguk, wanita dengan pakaian noni itu memegang wajah wanita di depannya itu, dan.....

Plak

"Sudah berapa kali aku bilang sialan, jangan mencampuri urusanku, aku tidak suka" ucap wanita berpakaian noni Belanda itu dan pergi dari sana.

"Bajingan, jika saja aku tak membutuhkan uang aku tidak akan sudi bekerja dengan wanita ular sepertimu" ucap wanita itu penuh dendam.

"Barsha, darimana saja kau" tanya Azelia saat melihat Barsha yang masuk ke rumah dengan raut wajah yang berkerut, sepertinya terjadi sesuatu.

"Dari luar, aku ke halaman tadi untuk menenangkan pikiranku tentang Lula" ucap Barsha lembut, tak lama datang Jasmine yang membawakan minum untuk mereka, wanita itu tersenyum kepada Azelia dan juga Barsha.

"Nyonya, anda tidak usah khawatir, saya yakin jika nona Lula pasti baik-baik saja" ucap Jasmine menenangkan, Azelia hanya tersenyum mendengar ucapan Jasmine, bagaimana ia tidak khawatir coba, anaknya dalam keadaan pingsan sekarang.

Clek

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya dokter, apakah ia sudah sadar" tanya Azelia beruntun saat dokter itu sudah keluar dari kamar nya setelah memeriksa Lula, dokter itu menghela nafasnya.

"Andai saja jika kalian terlambat memanggilku, aku sudah tidak tau lagi, sementara itu keadaannya akan membaik, dan ia akan bangun sekitar beberapa jam lagi, aku sudah meresepkan beberapa obat untuknya, kau hanya perlu menebusnya di apotik" jelas dokter itu panjang lebar dan jelas.

"Terimakasih" ucap Azelia, dokter itu hanya mengangguk dan pamit setelah itu.

"Aku masuk dulu" ucap Azelia yang dibalas anggukan kepala oleh Barsha.

Clek

"S-sayang" ucap Azelia bergetar, ia takut, ia kasihan kepada anaknya ini, padahal ia masih kecil tetapi sudah merasakan kepalanya diperban dan dijahit.

Lalu Azelia memilih mendekat ke arah Lula, sang anak yang sekarang tengah tidak sadar. "Kenapa kamu harus mengalami ini semua, hiks, kenapa tidak mommy saja yang mengalaminya, apakah hiks rasa sakitnya bisa di pindahkan ke mommy saja" ucap Azelia sambil mengelus pelan alis anaknya, air matanya berlomba-lomba untuk keluar, rasanya sangat tersiksa.

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang