44. khawatir

8.3K 277 25
                                    

Teman-teman semuanya, jangan lupa vote dan komen banyak² yaaa biar aku semangat update nyaa, maaf lama, gak tau kenapa akhir akhir ini males banget sama kehilangan ide aja, ohiya para readers mau nya happy atau sad ending nihhh??
.
.
.
.
.
"Kabar Winter sekarang gimana?." tanya seorang wanita dengan pakaian noni noni belanda itu, sambil menghisap rokok yang ada di tangannya itu.

"Dari yang saya lihat, Winter baru pulang dari luar kota, dan sepertinya mereka sudah menemukan kalung yang anda kirim, anak angkat itu yang menemukannya." ucap wanita lain di ruangan itu.

"Terus awasi keluarga itu, lalu perlahan lahan kita akan menghancurkan nya dan wush, semuanya akan hancur jadi debu." ucap wanita itu dan membuang rokok nya.

"Baik, saya ingin pulang dahulu, saya tidak ingin mereka curiga nantinya." ucap wanita itu dan berpamintan.

"Winter Winter, kamu kira saya bakalan diam aja gitu?, kamu udah nyakitin hati saya dan keluarga saya."

"Ayo, cepetan bangun....." ucap Azelia membangunkan anak-anak, ini adalah hari pertama mereka sekolah setelah libur, dan juga Lula akan masuk tk hari ini. Sarapan juga sudah selesai Azelia buat.

Setelah membangunkan anak anak-anak termasuk Lula, Azelia akhirnya turun dan duduk di meja makan, disana Winter sudah duduk rapi dengan tangan yang memegang koran.

Winter mendongak, saat tau Azelia turun kebawah dan dengan memegang perutnya. Winter berdiri dan langsung menghampiri Azelia.

"Hati-hati, gak usah bolak balik tangga gitu sendirian." ucap Winter berusaha menasihati sambil memegang pundak istrinya itu.

"Gak apa-apa, aku masih kuat kok." ucap Azelia dan duduk menunggu anak-anak untuk turun.

10 menit menggu akhirnya anak-anak turun dan lengkap dengan pakaian sekolahnya, termasuk Lula.

"Nanti berangkatnya sama abang ya, Lula harus jadi anak baik nanti di sekolah." ucap Azelia, Lula mengangguk semangat.

"Peralatan sekolah semuanya udah lengkap?" tanya Winter, Lula mengangguk semangat.

"Yaudah ini bekal buat Lula sama abang, masukin ke tas nya masing-masing nih." ucap Azelia, mereka langsung dengan patuh memasukkan bekal mereka masing-masing ke dalam tas.

Setelah semuanya selesai, Jeffran terlebih dahulu berpamitan kepada sang mommy.

"Jef berangkat dulu, soalnya mau persiapin acara untuk nanti." ucap Jeffran, Azelia dan Winter mengangguk. Jeffram mencium kening sang ibu dan berpamitan kepada sang ayah.

"Gue duluan, ayo Lula." ucap Jeffran dan langsung mengendong Lula.

"Dada mom, dad, abang." ucap Lula sambil tersenyum lebar, nampaknya Lula benar-benar sangat tak sabar dengan hari ini.

"Iya Lula, belajar yang rajin." teriak Alvaro yang langsung di jawan dua jempol oleh Lula yang ada dalam gendongan Jeffran. melihat itu semua mereka langsung tertawa melihat nya.

"Yaudah mom, Al sama Abang Le juga mau pergi dulu." ucap Alvaro.

"Aku juga mau berangkat dulu." pamit Winter, setelah berpamitan, akhirnya mereka keluar dengan bersama sama.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, Azelia merasa sangat kesepian, inilah yang di jalani Azelia setiap hari jika suami dan anak-anak sekolah dan ke kantor, biasanya ada Lula yang menemaninya, tetapi sekarang anaknya itu juga sekolah.

Azelia ingin menemani Lula, tetapi sekolah yang Lula tempati itu melarang orang tua untuk menemani anak-anak mereka, katanya ingin anak tersebut menjadi mandiri dan tidak takut akan keramaian.

"Nyonya." panggil Jasmine dari belakang yang langsung mengagetkan Azelia.

"Astaga Jasmine, kamu ngagetin saya aja." ucap Azelia sambil mengelus dadanya.

"Hehe, maaf nyonya, soal nya saya lihat nyonya akhir akhir ini sering banget ngelamun." ucap Jasmine dengan nada sedikit merasa bersalah.

"Gak, saya kadang cuman kangen aja sama anak-anak, rasanya sepi kalau gak ada mereka." ucap Azelia dengan senyum tipis.

"Saya tau kalau ada alasan lain nyonya, cerita aja, saya akan menjadi pendengar yang baik kok." ucap Jasmine dengan senyum lebar.

"Akhir akhir ini saya khawatir." ucap  Azelia. 

"Khawatir kenapa nyonya?." tanya Jasmine dengan nada yang sedikit semangat.

"Saya... saya ngerasa akhir akhir ini ada seseorang yang mantau keluarga saya, dan juga banyak sekali pesan ancaman pembunuhan." ucap Azelia dengan pelan, tanpa aba-aba air matanya langsung turun. Ia bukan lemah atau bagaimana, tetapi sejak dahulu jika menyangkut tentang keluarga Azelia selalu lemah bahkan sebelum adanya kehidupan kedua ini.

"Emang......" ucap Jasmine dalam hati.

Sorry, I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang