Halo semuanya, maaf aku telat update yaaaa, jangan lupa vote dan spam komen yaaaa, aku maksaaaaaa!!!
.
.
.Tatapan Azelia jatuh pada kalung yang diberikan oleh Winter, kalung yang ternyata sudah berusia 17 tahun, sama dengan usia Leandro, anaknya. Kalung yang seharusnya menjadi hadiah untuk dirinya atas kelahiran Leandro.
Andai ia tak egois, andai ia tak mudah mempercayai orang lain, dan andai ia meletakkan kepercayaan sepenuh nya kepada Winter, mungkin semua nya tak akan seperti ini, andai.
Ia mengeluarkan kalung itu dari kotaknya dan menimang nimang kalung itu di tangannya, senyum tipis terbit di bibir merah muda itu, perlahan ia usap perut buncit nya, hitungan Minggu sang anak akan lahir di dunia ini, impian keluarga bahagia sebenernya akan terwujud kan.
Drt drt drt
Azelia menoleh, itu panggilan telepon dari Winter, senyum lebarnya langsung terbit melihat itu, Azelia bergegas mengambil ponsel itu dan mengangkat panggilan dari suami nya itu.
"Hai." Sapa Azelia.
"Hmm, gimana, suka?." Tanya Winter.
"Suka banget." Jawab Azelia dengan nada yang bahagia.
"Maaf ya, kalau aku selama ini udah egois buat rumah tangga kita." Ucap Azelia sendu.
"No, kamu gak salah sama sekali, maybe ini takdir dan ujian tuhan buat rumah tangga kita." Ucap Winter berusaha menenangkan Azelia, karena ia tahu sejak hamil azelia menjadi sedikit lebih sensitif.
"I love you." Ucap Winter saat keheningan melanda mereka sesaat, entah karena apa.
"I love you too." Balas Azelia dengan berbisik.
"Jangan pake too, seolah-olah kamu cuman ngikutin aku doang." Ucap Winter, Azelia yang mendengar itupun langsung tertawa pelan, dari mana suaminya ini mendapatkan pemikiran seperti itu.
"I love you." Bisik Azelia lagi tapi dengan sedikit tawa yang tak dapat ditahannya.
"Kenapa ketawa?." Tanya Winter kesal.
"Gak papa, cuman tiba-tiba keinget wajah kamu yang kayak tembok itu." Ucap Azelia, ia tahu di sana Winter kesal mendengar ucapan nya itu, dapat di tandakan dengan helaan nafas dari Winter.
"Yaudah, aku bentar lagi mau meeting, bye sayang." Ucap Winter.
"Bye..." Ucap Azelia dan mematikan panggilan itu. Hatinya cukup senang dan moodnya membaik, hanya dengan pembicaraan singkat itu sudah bisa mengobati sedikit rindu di hatinya.
√
Makan malam sebentar lagi akan dimulai, makanan sudah mulai di susun satu persatu di meja makan, tetapi Azelia masih mondar mandir, Leandro masih belum pulang, itu membuat Azelia khawatir. Tadi ia berpamitan kepada dirinya untuk pergi ke rumah sang teman, dan hingga saat inipun tak pulang.
"Gimana, diangkat gak sama Le?." Tanya Azelia khawatir, Jeffran yang mendengar itupun langsung menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan sang mommy.
"Astaga, kamu kemana sayang." Ucap Azelia khawatir.
"Kenapa mommy.?" Tanya Lula khawatir.
"Emm, Abang Le belum pulang, jadi mommy khawatir, takut Abang kenapa-kenapa." Ucap Azelia, mendengar penjelasan itupun, Lula mengangguk, pantas saja ada yang kurang, tetapi ia tak tau harus melakukan apa, dan memilih untuk melanjutkan acara tadi.
"Mommy duduk aja, gak usah berdiri mulu, nanti pinggang nya sakit, biar Al sama Abang Jeff yang cari Abang Le." Ucap Alvaro, Azelia yang mendengar itupun mengangguk dan memilih duduk di kursi meja makan, nafsu makannya tiba-tiba menghilang, ia takut sang anak akan kenapa-kenapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Back
FantasyAzelia, wanita yang mati mengenaskan, ia dibunuh oleh selingkuhan suaminya. Saat saat terakhir bukannya tatapan sedih yang diberikan suami dan anak anaknya, mereka malah menatap dingin Azelia. Kemudian pergi meninggalkan Azelia sendirian dengan rasa...