Part Seventeen : My father

690 101 0
                                    

Happy Reading!

Sesampainya dikasitil, Reon langsung pergi dengan kereta kudanya, ia mempunyai tugas lain yang harus dikerjakan. Menyisakkan Ariana yang sedang berjalan menuju kamarnya. 

"Ariana." Suara berat ayahnya membuat Ariana menolehkan kepalanya.

"Ayah? Bukankah ayah seharusnya masih diruanganmu." Hari masih terang dan ayahnya sudah keluar dari kantornya membuat Ariana bingung.

Duke Arnold mendekati anaknya dan memeluknya rindu.

"Sudah lama kita tidak berbicara karena aku sangat sibuk belakangan ini. Tapi karena aku ada waktu kosong apakah kau mau menemani ayahmu?" Pertanyaan ayahnya membuat Ariana menganggukan kepalamya.

***

Ariana membicarakan banyak hal dengan Duke Arnold. Tentang bagaimana proses berjalannya akuisisi sektor kesehatan dan pangan setelah mode yang dipelopori oleh Ariana dan Reon menjadi gebrakan besar dalam masyarakat khususnya para bangsawan. Bahkan dalam beberapa minggu profit yang diperoleh Duke Arnold dan para pemilik rumah mode dari fraksi kerajaan sudah sangat besar. Cukup untuk mendanai pembangunan wilayah lain di kekaisaran.

"Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan akhir akhir ini?"

"Hanya melakukan hal yang biasanya dilakukan nona bangsawan." Ariana menjawab pertanyaan ayahnya santai sambil meminum tehnya.

"Termasuk berkencan bersama putera mahkota?" Pertanyaan ayahnya yang tiba - tiba membuat Ariana tersedak teh yang diminumnya. Membuatnya terbatuk beberapa kali. Ariana lupa bahwa sebagai anak seorang duke hal sekecil apapun akan mudah menyebar dan diketahui oleh ayahnya.

"Kau tak apa?"Ayahnya terlihat khawatir sambil menyentuh pundah Ariana. Ariana mengangguk memberi isyarat bahwa ia baik - baik saja.

"Aku tidak apa - apa, hanya saja cuaca sepertinya mulai dingin."

"Benarkah?Kebetulan Maria sudah membawa selimut untukmu." Ariana sadar ayahnya meminta penjelasannya sekarang.

"Ayah mendengar banyak sekali rumor tak jelas antara dirimu dan putera mahkota. Jika kau tidak suka aku akan menyelesaikannya seperti biasa."

"Tidak, tidak perlu. Aku yang sengaja membuat rumor itu."

"Kenapa?" Ayahnya mengerutkan keningnya bingung menatap Ariana.

"Apakah ayah percaya padaku?" Duke mengangguk yakin.

"Kalau begitu, kumohon jangan lakukan apapun, aku pasti akan menjelaskannya nanti. Tapi untuk sekarang, aku hanya ingin ayah mengerti."

"Baiklah, jika itu yang putriku inginkan. Selama kau tidak dalam bahaya aku akan diam. Cukup sekali kau membuatku khawatir dengan jatuh kedalam sungai seperti tempo hari." Ariana mengangguk paham.

"Tidak akan, aku janji." Keduanya kini terdiam, menikmati cangkir teh yang tinggal setengahnya. Tiba - tiba Ariana terpikirkan sesuatu.

"Ayah." Duke yang mendengarnya hanya berdehem menatap Ariana.

"Apa kau tidak merasa aneh dengan perubahan yang terjadi denganku?"

"Aku memang awalnya merasa bingung. Putriku yang dewasa tiba - tiba berubah menjadi putri kecilku dulu." Ariana tidak bisa tidak tersenyum mendengar jawaban ayahnya.

"Aku serius, bukankah aneh melihatku berubah hanya dalam beberapa hari."

"Bukankah kau sakit? Selama beberapa hari kau tidak bisa mengingat apapun, mengurung diri dikamarmu setiap hari, aku sangat khawatir kondisimu memburuk. Tapi aku sudah berjanji, selama kau sadar, aku akan menyayangimu apa adanya. Seberbeda apapun, selama kau masih putriku tidak apa - apa."

"Jika putri yang kau lihat selama ini bukan putrimu?"

"Apa maksudnya? Jadi kau bukan putriku? Putri yang mirip denganku ini bukan putriku?" 

"Bukan begitu. Aku membaca novel beberapa hari ini. Ia berkisah tentang anak asing yang tiba - tiba masuk ke tubuh orang lain dan harus hidup menjadi orang tersebut untuk selamanya. Aku hanya berfikir, bagaimana jika itu terjadi padaku. Apa ayah akan sedih?"

"Daripada sedih bukankah ayah tidak akan tahu? Yang tersiksa adalah jiwa yang masuk kedalam tubuh orang lain itu bukan?"

"Kenapa? Bukankah ia merebut hidup orang lain?"

"Tapi bukankah ia juga menderita. Ayah tidak bisa membayangkan bagaimana ia harus hidup dalam kekhawatiran orang - orang akan mengetahui identitas aslinya. Ia pasti merasa takut karena tidak ada satupun orang yang ia kenal didunia baru itu. Pasti berat baginya menyimpan masalahnya sendiri. Apalagi ia pasti punya keluarga juga, bagaimana jika ia merindukan ayah danibunya, ia tak punya tempat berbagi, jadi bagaimana aku bisa menyalahkannya. Bukankah itu hal yang tidak dia inginkan juga." Ariana merasa terharu dengan jawabahn ayahnya. Ia tahu ayahnya tidak membicarakannya, tapi mendengar bahwa ada orang yang berusaha mengerti posisisnya membuat Ariana tidak bisa menahan perasaan harunya.

"Ayah, sepertinya aku masih kedinginnan. Boleh aku memelukmu?"Suara Ariana sedikit serak menahan tangin karena ucapan ayahnya.

"of course my little baby, you always be." Ariana memeluk ayahnya, menyembunyikan perasaan harunya dalam diam didekapan ayahnya saat ini.

Bersambung...

08 Februari 2022


JENG JENG JENG SEE YOU EVERY 2 DAYS TEMAN TEMANNN

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang