Part Seven: Putra Mahkota

1.4K 141 0
                                    

Happy Reading!!


Acara kerajaan yang akan dirayakaan dalam minggu ini ternyata memang direncanakan sudah lama. Ariana bahkan sudah memesan gaunnya sejak jauh – jauh hari. Saat datang, Ariana terkejut dengan warna gaun yang sangat terang. Maria bilang Ariana suka memesan warna pakaian terang agar terlihat mencolok dan dominan saat hadir di pesta. 

Ariana tahu bahwa Amanda mungkin memanipulasinya mengingat Ariana akan percaya apapun yang Amanda katakan. Kenapa NAtagonis ini begitu bodoh. Ariana sudah merasa gemas dengan ingatannya sendiri. Ariana bahkan tahu bahwa sebenarnya ia adalah antagonis bagi si antagonis yang pura – pura menjadi protagonis.

 Ariana melihat ngeri gaun berwarna kuning terang itu. Di dunianya baju seperni ini sudah tidak akan di jual. Ariana akhirnya meminta Maria untuk mengganti warna dan desainnya menjadi lebih sederhana. Maria sempat bingun dengan warna yang Ariana maksud. Warna – warna beige, dusty  dan warna soft yang Ariana sebut akhirnya bisa dimengerti Maria setelah Ariana memberikan kertas yang berisi warna - warna yang Ariana buat dengan cat warna.

***

"Kau masih disini?"William datang dengan seseorang disampingnya.

"Hmm, Maria sedang sibuk melakukan tugas jadi aku akan disini menunggunya selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm, Maria sedang sibuk melakukan tugas jadi aku akan disini menunggunya selesai." Jawab Ariana sambil memejamkan matanya menikmati Angin sore yang menerpa rambut panjang yang ia biarkan terurai.

"Ekhemm." Suara seseorang yang mebuat Ariana membuka matanya.

"Salam kepada yang mulia Putra makhota Sloppen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salam kepada yang mulia Putra makhota Sloppen." Ariana yang sadar Reon yang bediri disamping William segera berdiri dan memberinya salam singkat dan melanjutkan duduknya di ayunan ternyamannya.

"Kau tidak pergi?" Kali ini Reon menanyainya bingung.

"Untuk?" Ariana yang juga bingung menatap Reon sambil mengangkat satu alisnya.

"Biasanya kau akan menghindar saat aku berkunjung."

"Kenapa? Ini rumahku."Ariana mengedikkan bahunya membuang pandangannya dari Reon dan lebih menatap pepohonan hijau didepannya.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang