Happy Reading!
Pagi hari yang biasanya Ariana gunakan untuk menikmati dan mencari ketenangan sambil melihat matahari pagi sepertinya tidak bisa ia lakukan pagi ini. Ia harus berdandan dan bersiap - siap menyambut tamu yang namanya saja sudah membuat Ariana pusing. Ariana sudah merutuk sejak ia dipaksa bangun pagi ini. Harinya yang indah sudah terganggu dengan tamu yang datang tiba - tiba. Ariana tidak bisa menolaknya, karena ia yang mengundangnya sendiri. Tapi, ia juga tidak berharap seorang Elisabeth Trefelion akan datang sepagi ini, tepat sehari setelah pesta kemarin!
Baru kemarin ia bisa melewati kumpulan singa, melawannya sekuat tenaga. Tapi dia harus melawannya lagi hari ini? Belum lagi wanita bermulut pedas itu selalu membuat tekanan darahnya naik dengan mudah. Ariana sudah menghela nafasnya yang kesekian kali, ia harus berfikir bagaimana bisa menang hari ini. Kalaupun kepalanya pecah karena terus berikir Ariana tidak perduli, dia hanya butuh menang dan menaklukan singa menyebalkan itu.
***
Maria menunjukkan bergaman model pakaian yang cukup banyak, tapi Ariana memilih menggunakan gaun santainya. Maria sempat memaksanya menggunakan pakaian yang setidaknya terlihat mewah karena tamunya adalah wanita yang menjadi saingannya, pemimpin sosialita fraksi bangsawan dan fraksi kekaisaran. Kekuasaan sesungguhnya yaitu keluarga Duke dan keluarga Marquess. Duke dengan penguasaan politik dan Marquess yang menguasai ekonomi.
Ariana tahu bahwa marquess mejadi orang yang sangat berpengaruh dalam fraksi bangsawan. Itu juga yang menjadi awal Ariana datang ke pesta. Tapi melihat antusias Elisabeth pada pakaian modenya, sepertinya akan mudah untuk bekerjasama dengannya.
Gaun sederhana berwarna putih, dengan kain tipis yang menutupi pundaknya dan terhubung dengan lengannya. Terlihat seperti sayap, tapi berguna untuk menutupi tubuhnya seperti selimut. Dengan riasan tipis untuk menutupi wajah pucatnya dan membiarkan rambutnya terurai seperti biasa, Ariana sudah terlihat sangat sempurna.
"Salam kepada Nona Cronvess. Saya datang memenuhi undangan anda." Ariana tersenyum paksa mendengar ucapan Elisabeth, bagaimana bisa ia sangat tidak tahu diri padahal telah merusak harinya.
"Ya, Nona Trafelion seertinya terlihat sangat bersemangat sehingga datang sepagi ini. Bahkan matahari tidak bisa lebih cepat dari anda." Ariana berusaha meluapkan kekesalannya pada Elisabet tepat pada saat Elisabeth tersenyum tidak tau malu padanya.
"Bukankah anda mengatakan untuk datang tanpa memberitahu waktunya. Jadi bukankah kapan saja tidak masalah?" Ariana menahan senyumnya. Lawannya kali ini membuatnya harus ekstra sabar.
"Ya sepertinya nona benar. Seharusnya saya memberikan udangan resmi dengan waktu yang jelas." Ariana duduk dihadapan Elisabeth dengan kaki yang ia silangkan anggun.
"Baju anda kali ini lebih terlihat sederhana. Tapi justru tidak menghilangkan kesan elegan dan seksi. Bahkan dengan rambut terurai dan makeup sederhana, justru membuat pakaian anda terlihat menarik." Elisabeth terus memandang pakaian Ariana. Ia meneliti apa yang Ariana kenakan dari kepala hingga kaki. Sedikit membuat Ariana tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE
Roman d'amourWARNINNG KONTEN + MENGANDUNG ADEGAN DAN BAHASA DENGAN UNSUR 18+ YANG MERASA DI BAWAH UMUR JANGAN BACA. BIJAK YA. Aryana yang masuk dalam cerita buku yang baru saja dibacanya harus berperan sebagai Ariana Asteria Cronvess. Tokoh antogonis yang hidup...