Happy Reading!!
Ariana akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Setelah sebulan lebih ia mengurung diri menerima kenyataan hidup yang harus ia hadapi akhirnya ia membuka pintu pembatas dunia barunya dengan dunia asing yang sebelumya hanya bisa ia lihat dalam ingatan.
Menelusuri lorong yang cukup panjang, Ariana melihat taman yang tidak kalah bagus dengan taman didepan balkonnya. Taman ini lebih seperti taman kota yang sering Ariana lihat di dunianya. Pohon yang didominasi oleh pohon – pohon hijau dan jalan berbatu yang sengaja di buat untuk berjalan diantara rumput – rumput membuat Ariana tanpa sadar mengikuti jalan itu menuju jalan yang berubah menjadi jalan kayu dan tak jauh Ariana melihat ayunan dan beberapa kursi sofa rotan disebelahnya.
Duduk di ayunan kayu yang cukup besar. Ariana membiarkan kakinya menggantung dan anak rambutnya berterbangan mengikuti arah angin yang berhembus lembut di wajahnya.
Tak lama Maria datang sedikit berlari menghampiri Ariana.
"Nona saya mencari anda dari tadi. Sebaiknya nona jangan bepergian sendiri, saya terkejut karena nona tiba - tiba menghilang dari kamar. Panggil saya jika nona ingin keluar. Saya khawatir nona masih merasakan sakit."
"Aku sudah baik – baik saja Maria. Dikamar selama sebulan hampir membuatku gila kau tau." Ariana masih memejamkan matanya saat berbicara dengan Maria.
"Itulah mengapa saya tau jika nona akan kemari untuk sekedar mencari udara segar." Ucapan Maria membuat Ariana membuka matanya. 'Benarkah ia melakukan hal yang sama'.
"Ah, selain itu tuan William akan tiba di rumah. Tuan duke meminta saya untuk menanyakan apakah nona mau menyambut tuan William yang baru pulang?"
"baiklah" tanpa pikir panjang Ariana menganggukkan kepalanya sebelum berjalan kembali kedalam kastil. 'Mungin rencana besarnya bisa dilakukan sekarang?' pikirnya.
***
Kereta kuda yang membawa William sudah muncul. Ariana melihat lelaki yang turun dari kuda hitamnya berbicara sebentar kepada salah satu pelayan dan menyerahkan kudanya dan beberapa pelayan membongkar barang – barang yang berada dalam kereta kuda. Setelah itu, William menghampiri Ariana dan Duke Arnold.
"Ayah aku pulang." Ucap William dengan wajah datarnya. Entah mengapa dia tidak terlihat senang saat menang berperang seperti ini.
"Iya, kau telah melakukan yang terbaik son, Aku selalu bangga padamu." Ucap Duke Arnold sambil memegang kedua pundaknya.
"Kalau begitu aku akan beristirahat." Ucap William saat menjawab ayahnya dan berlalu melewati Ariana.
"Will." Ucap Ariana tiba – tiba yang menghentikan langkah William.
"Selamat datang kembali kerumah." Lanjut Ariana yang dibalas William dengan membalikan badannya menatap Ariana terkejut. Ariana yang ditatap hanya tersenyum manis menatap William.
"Bukankah kau sakit? Sepertinya kau belum sembuh." Ucap William sebelum kembali melanjutkan langkahnya.
Ariana yang melihat itu hanya membuka mulutnya, merasa tidak percaya denganreaksi William.
'Sejak awal ini bukanlah hal yang mudah' batin Ariana
***
Saat ini Ariana kembali bersantai di atas ayunan rotan yang sepertinya akan menjadi tempat favoritnya. Sambil memejamkan matanya Ariana mendengar seseorang berjalan mendekat.
"Maria simpan saja kue dan minumanku di atas meja, aku akan memakannya saat aku puas dengan ayunanku." Menunggu beberapa lama, Ariana merasa tidak ada jawaban dari Maria. Mengintip dengan satu matanya ternyata William sedang duduk sambil membaca bukunya di sofa tepat disamping ayunan yang sedang Ariana duduki.
"Will, harusnya kau bilang jika bukan Maria." Ariana kembali ingin memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang dirasakannya.
"Kau benar – benar hilang ingatan? Ayah sudah pernah mengatakannya sebelumnya, tapi kukira itu hanya kebohongan."
"lalu sekarang setelah kau melihatnya? Apa pendapatmu?" Tanya Ariana masih memejamkan matanya santai.
"Entahlah, kau memang terasa berbeda tapi juga terasa seperti Ariana yang ku kenal dulu."
"Apa maksudmu? Aku berbeda tapi aku sama?" Ariana yang bingung membuka matanya dan menatap William sambil menggerutkan keningnya.
"Sudahlah, kau makan dulu snack itu selagi hangat. Aku bertemu Maria tadi dan membawanya kemari." Mata William menatap Ariana dan sesekali melihat kue – kue yang tertata rapi diatas meja dengan jus jeruk yang dipesannya dari Maria tadi.
"Aku masih ingin menikmati ayunan ini, setelah aku puas aku akan memakan kue itu nanti."
"Kau tidak akan pernah puas. Kau selalu berakhir tertidur di ayunan itu dan membuatku harus mengangkatmu setiap saat." Kali ini Ariana yang tertarik dengan perkataan William. Karena kisah ini tidak ada dalam ingatannya.
"Aku? Kalau begitu ceritakan lagi kebiasaanku yang lain." Kali ini Ariana duduk disamping William yang juga menutup bukunya.
William menceritakan banyaknya kebiasaan Ariana sejak kecil. Sesekali Ariana juga menyuapi William kue – kue yang Ariana makan sambil mendengarkan cerita William.
"Melihat kau sangat mengenalku, apa yang membuatmu membenciku?" Kali ini pertanyaan Ariana membuat William mengerutkan keningnya.
"Aku tidak pernah membecimu." William menatap mata Ariana yakin.
"Benarkah? Lalu mengapa hanya kebiasaan masa kecilku yang kau ingat. Setelah aku dewasa apa kebiasaan itu tidak berubah?"
"Entahlah, sejak kau sibuk dengan sahabatmu, kau seperti meninggalkan kebiasanmu dan melakukan hal - hal aneh dengannya. Kau bahkan yang tidak mau berbicara padaku. Entah mengapa suatu hari tiba – tiba kau sangat marah padaku, saat kutanya 'apa alasannya?' kau selalu menjawab bahwa aku jahat dan kau membenciku."
"Aku membencimu?" Sambil menganggukkan kepalanya William mendongakan kepalanya menatap langit yang mulai menunjukan rona jingga nya.
"Kau bilang tidak akan mau berbicara lagi padaku. Jika aku berbicara padamu atau menyapamu itu artinya aku memang mau hubungan persaudaraan diantara kita berakhir. Itulah mengapa aku terkejut saat kau menyapaku." Kali ini pandangan William menatap Ariana dalam.
"Kau seperti memberikanku kesempatan untuk menjadi kakak laki – laki yang baik untukmu."
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE
RomanceWARNINNG KONTEN + MENGANDUNG ADEGAN DAN BAHASA DENGAN UNSUR 18+ YANG MERASA DI BAWAH UMUR JANGAN BACA. BIJAK YA. Aryana yang masuk dalam cerita buku yang baru saja dibacanya harus berperan sebagai Ariana Asteria Cronvess. Tokoh antogonis yang hidup...