31 - Ancaman

336 51 0
                                    

Happy Reading!

"Ariana! Apa yang kau lakukan!?" Ariana hanya tertawa keras sambil terus menarik - narik rambut Elisabeth. 

"Kau berjanji melakukan apapun kan. Jadi diam saja." Elisabeth terlihat menahan dirinya sebelum menjawab dengan lebih tenang.

"Kau hanya perlu jelaskan apa yang kau lakukan pada rambutku?" Ariana yang sedang sibuk mengaitkan helaian rambut milik Elisabeth akhirnya menatap Elisabeth dari cermin besar di kamar Ariana.

"Kau tidak akan botak, aku pastikan itu." Perkataan Ariana justru membuat Elisabeth lebih gelisah. Belum sempat Elisabeth menjauhkan rambutnya. Ariana sudah mengoleskan krim putih di atas kepalanya. Senyum lebarnya membuat Elisabeth merinding. 

Setelah mereka berdiskusi mengenai perkembangan toko pakaian dan mencoba beberapa sampel pakaian, Elisabeth hanya mengangguk asal saat Ariana meminta bantuannya. Ia tidak menyangka akan dijadikan kelinci percobaan oleh Ariana. Apalagi di kamar ini hanya ada mereka berdua setelah para pelayan di usir oleh Ariana. Sebenarnya apa yang dilakukan wanita gila ini pada rambutnya? 

"Taraaaaaaaaa." Ariana berteriak kegirangan melihat hasil stylingnya pada rambut Elisabeth. Elisabeth yang penasaran mencoba untuk memegang rambutnya.

"Berhenti! Berani kau rusak mahakaryaku!" Ariana membulatkan matanya sambil mencekal tangan Elisabeth kuat.

"Baiklah, diihat dari depan seperti ini tidaklah buruk." Akhirnya Elisabeth hanya bisa melihat rambutnya dari cermin dihadapannya. 

"Penilaian yang paling objektif adalah dari orang lain. Sekarang pakai pakaian yang tadi kau bawa."

"Bukankah itu untuk sampel toko pakaian nanti?"

"Karena sampel sekarang kau coba!"

"Kau ingin aku memakainya disini?"

"Tentu saja, kau hanya perlu melepas ini dan memakai pakaian itu. Atau kau merasa malu? Ayolah aku tahu milikku lebih baik darimu."

"Ck, bisa kau panggil pelayan? Aku tidak biasa memakainya sendiri."

"Dasar wanita manja, sini biar aku bantu. Pelayan itu harus menjadi penilai untukmu nanti."

"Aku tidak manja!"

***

Percobaan Ariana berakhir sukses. Semua orang yang melihat Elisabeth terus memujinya. Hal ini juga yang membuat Ariana bangga dengan karyanya sendiri. Mendandani Elisabeth memang seperti memakaikan pakaian pada boneka barbie yang akan selalu terlihat bagus. 

"Tapi bagaimana bisa kau berfikiran hal ini?" 

"Hanya bosan. Lalu tiba - tiba seperti ada lampu dikepalaku. Seperti itulah akhirnya aku melakukannya padamu."

"Kalau begitu sering - seringlah bosan."

"Terlalu sering hanya akan membuatmu terpesona dengan pemikiranku yang sangat revolusioner ini."

"Selama kau tidak berlebihan saat penobatan nanti."

"Itulah mengapa kau ada untuk membantuku."

Penobatan yang dilakukan oleh Kaisar ini diadakan untuk mengapresiasi prestasi Ariana dan Elisabeth karena berhasil mengangkat perekonomian dan menurunkan angka kemiskinan khususnya para keluarga korban peperangan yang bisa mencari penghidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Sehingga, dengan kotribusnya bagi rakyat kekaisaran, keduanya akan mendapatkan penghargaan oleh Kaisar.  

"Tapi dari pada itu, kau melihat ada pergerakan aneh dari Amanda setelah pesta?" Ariana merasa keheningan ini seperti menandakan sesuatu.

"Entahlah, sejak pesta terakhir kali dia masih belum terlihat lagi. Bahkan salon yang selalu dia datangi saja tidak memberikan kabar apapun. Rumor yang berkembang adalah karena dia sudah kau buang jadi tidak ada satupun yang mau dekat dengannya."

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang