Happy Reading!
"Ya, itu juga kelakukan dan pakaianmu. Ah selain itu, berita mengenai kedatanganmu ke pestaku sudah menyebar dikalangan bangsawan. Mungkin sebentar lagi akan menjadi berita besar."
Secepat ini? Haruskah ia juga mempercepat rencananya?
"Aku memang sudah menduganya. Entah membicarakan kedatanganku atau membicarakan pakaianku, atau mungkin keduanya."
"Lebih tepatnya mereka tertarik tentang bagiaman kau berpakaian sangat menarik hanya untuk datang menemui rivalmu."
"Cih, kau adalah saingan yang tidak memiiki ambisi untuk mengalahkanku."
"Aku tidak perlu ambisi untuk bisa menang melawanmu."
Cih! Menyebalkan!
***
Setelah berjam - jam berbicara dengan Elisabeth. Ariana menyadari sesuatu. Sangat mudah untuk membicarakan banyak hal dengannya. Ariana bahkan cukup terkejut karena mereka memiliki banyak kesamaan. Dari kesukaannya pada pakaian, pandangannya tentang kelas soaial, hingga politik di pemerintahan.
Ariana yakin, Elisabeth adalah wanita dengan pemikiran modern yang terjebak dalam strata dan stigma yang dibangun di dunia ini. Buku yang dibacanya memang tidak menjelaskan karakternya secara detail, tapi melihat dari sikapnya sebagai musuh padahal Ariana selalu menindasnya tidak membuatnya melakukan hal yang sama, Elisabeth bukan orang yang serakah, dia juga tidak suka melakukan hal buruk menggunakan nama Marquess. Dia hanya melawan penindasan yang Ariana lakukan tanpa pernah sekalipun memulai konvrontasi. Ariana yakin jika di dunianya, mungkin Elisabeth sudah menjadi wanita karir yang sukses dengan beragam prestasi.
"Lalu bagaimana kau akan melanjutkan tren ini?" Kini keduanya sedang berjalan di taman kesukaan Ariana tepat dibelakang kamarnya.
"Aku sedang berfikir untuk menaikkan antusias bangsawan. Tapi pasti akan ada pro dan kontra dari itu. Kau ada saran?"
"Sebenarnya karena tren pakaianmu masih sangat menarik di kalangan bangsawan muda sepertinya tidak sulit. Tapi saat tren ini mulai digunakan oleh bangsawan atas, sepertinya kau akan menghadapi banyak pertentangan. Kau tahu, pemikiran mereka yang kolot sudah tidak bisa dirubah lagi."
"tapi bukankah saat acara kekaisaran semua bangsawan atas datang?"
"Antusias para bangsawan muda lebih besar jadi suara mereka tidak terdengar."
"Benarkah? hanya itu?"
"Ya, mengingat Duke ada dibelakangmu sepertinya cukup mudah untukmu melewati hal lain."
"Lalu bagaimana denganmu? sejak kapan kau menyukai mode?"
"Aku tidak benar - benar menyukainya. Hanya saja definisi kecantikan di kekasiran membuatku tidak mengerti, bagaimana bisa memaksa seorang wanita untuk memakai pakaian ketat setiap hari, tidak banyak makan, tidak banyak bergerak, dan lebih banyak aturan adalah upaya untuk menadi cantik. Apa kecantikan adalah sebuah penderitaan? Aku banyak berfikir, jadi aku banyak membaca mengenai hal ini. Awalnya melihat pakaianmu membuatu tak yakin tapi melihat reaksi yang positif terhadap model pakaianmu membuatku juga yakin bahwa pemikiran ini ternyata bisa d ubah."
"Lalu, kau ingin membantuku merubah penindasan ini?"
Seorang wanita cerdas yang terjebak dalam tradisi dan aturan yang membelenggunya. Saat kau menganggunya sedikit manusa ini bisa berubah menjadi wanita gila yang siap membalasnya. Sekutu sempurna yang bisa ia manfaatkan untuk menyelamatkannya.
'jadi bagaimanapun caranya aku akan membuatmu berdiri dipihakku'
***
"Jadi kau ingin membuatku melawan fraksi bangsawan?"
"Kau sudah ada didalamnya bagaimana bisa kau melawan mereka? Aku hanya ingin kau yang merupakan bagian dari mereka menjadi perwakilan yang akan bekerjasama denganku."
"Mana bisa! Wanita tidak bisa melakukan bisnis sendiri Ariana! Kau juga tau."
"Bukankah kau yang menjalankan semua bisnis keluargamu selagi kakakmu sibuk sebagai ksatria? Seingatku Marquess bahkan menceritakannya pada orang - orang kemarin."
"Itu hanya didalam keluarga. Lagipula ayahku juga hanya berbicara pada--"
"Berarti yang kuucapkan benar bukan?" Ariana menatap Elisabeth tepat dimatanya, mengangkat satu alisnya menantang Elisabeth.
"Ck, dengar, apapun yang kau pikirkan aku tidak bisa membantumu. Pengaruhku tidak sebesar yang kau bayangkan."
"Perubahan tren tidak cukup jika hanya memanfaatkan bisnis ayahku. Untuk melakukan gebrakan hingga penjuru kekaisaran hanya bisa dilakukan dengan bisnis pakaian keluargamu."
Bisnin keluarga yang memanfaatkan pekerja sekitar membuat bisnis keluarga Trafelion sangat besar. Berbeda dengan keluarga duke yang hanya mendapatkan pakaian jadi dari para pengrajin pakaian yang sudah terkenal, toko pakaian Trafelion menyediakan tempat bagi para pengrajin pakaian pemula yang ingin mencari pengalaman dan pekerjaan tetap. Jika dibandingkan, toko pakaian Trafelion adalah sekolah yang menciptakan para desaigner berbakat dan toko pakaian Cronvess adalah distribor yang menjualnya. Sehingga mereka bisa memonopoli distribusi pakaian yang hanya diciptakan oleh para pengrajin pakaian di toko pakaian Traefelion. Hal yang coba Ariana tiru dengan memanfaatkan kemampuannya memanfaatkan mode.
"Tapi bagaimana caranya?"
"Seperti yang aku bilang tadi, aku akan membuatmu menjadi perwakilan dari mereka. Bilang pada ayahmu jika aku menawarkan kerjasama. Ceritakan padanya apa yang kau lihat hari ini. Aku sangat mengharapkan kemampuan negosiasi yang selalu kau lakukan."
"jika ayahku tertarik, aku yang harus menjadi juru bicara antara kalian berdua?"
"Kau bisa membujuknya dengan sketsa yang aku tunjukkan padamu tadi ditambah tentang kain khusus yang kugunakan. Kurasa itu cukup menarik perhatiannya." Elisabeth mengangguk paham, tidak sulit menebak apa yang Ariana rencanakan.
"Tapi ayahku akan meminta banyak kentungan, mengingat toko pakaian keluargaku cukup banyak di kekaisaran."
"Hal itu bisa kita bicarakan setelah ayahmu tertarik. Sekarang yang lebih penting adalah memberi kejutan pada seluruh bangsawan, kau akan datang pada pesta penyambutan musim panas bukan?"
"Tentu saja, pesta itu wajib bagi bangsawan tertinggi karena bisa memasuki rumah kaca terbesar di kekaisaran. Kau dan aku yang sudah pasti mendapat undangan tidak akan khawatir. Tapi banyak sekali orang yang akan berusaha mendapatkan undangan spesial itu."
"Ya, karena saat itu status dan kelas sosial sangat terlihat. Jika kau adalah rakyat biasa, memasuki wilayah istana kekaisaran saja sudah sangat luar biasa. Tapi mereka yang haus kekuasaan dan kehormatan sudah pasti sudah mulai saling menindas."
"Disaat seperti ini seharusnya kau dan aku udah sangat sibuk saling membalas kejahatan masing - masing. Jika kupikirkan lagi, kita hanya membuang - buang waktu dan tenaga saja."
"Kalau begitu, haruskah kita mulai memilih pakaian? Kau memerlukannya untuk berperang denganku."
Elisabeth membuka mulutnya terkejut. Bagaimana bisa wanita ini memikirkan banyak hal dalam satu waktu. Wanita gila ini, sepertinya semakin gila.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE
Roman d'amourWARNINNG KONTEN + MENGANDUNG ADEGAN DAN BAHASA DENGAN UNSUR 18+ YANG MERASA DI BAWAH UMUR JANGAN BACA. BIJAK YA. Aryana yang masuk dalam cerita buku yang baru saja dibacanya harus berperan sebagai Ariana Asteria Cronvess. Tokoh antogonis yang hidup...