Part Fourteen : Sleepless 21+

1.6K 132 3
                                    

Happy reading!

Ariana merasa sangat lelah setelah berbicara dengan Amanda. Terlalu banyak membual membuat energinya cepat habis. Untung saja ayah dan kakaknya tidak banyak bertanya saat Ariana memilih untuk makan malam dikamarnya, sehingga ia bisa bersantai dan beristirahat dikamarnya.

***

Ariana terbangun karena jendela kamarnya yang terbuka dan angin malam mengganggunya. Berniat menutup jendela kamarnya, Ariana melihat siluet seseorang yang sedang mengamati kamarnya. Ariana yang penasaran berjalan pelan menuju balkon kamarnya, memastikan bahwa siluet itu tidak menghilang.

Ariana yang sudah berada disudut balkon, mulai menajamkan matanya. Kastil dengan pasukan kesatria terbaik tidak mungkin membuat penjahat berani menunjukkan dirinya dengan mudah seperti itu.

"Kau terlihat cukup berani keluar kamar dimalam hari dengan pakaian itu." Ucapan seseorang membuat Ariana mendengus keras. Siluet itu perlahan mendekat dan memperlihatkan Reon dengan celana hitam dan kemeja putih yang sudah tergulung hingga siku dengan 2 kancing kemeja yang sudah terlepas.

 Siluet itu perlahan mendekat dan memperlihatkan Reon dengan celana hitam dan kemeja putih yang sudah tergulung hingga siku dengan 2 kancing kemeja yang sudah terlepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan istanamu, sana pergi." Ucapan Ariana membuat Reon semakin mendekatinya. kini Reon bisa menatap Ariana kurang dari satu meter darinya.

"Kau adalah orang pertama yang berani mengusir putera mahkota kerajaan ini, padahal bangsawan lain berharap aku datang walaupun sebentar." Reon berkata sambil melompati pembatas diantara mereka.

"Apa yang kau lakukan? aku memintamu pergi bukan masuk kekamarku!" Ariana yang panik menjulurkan kedua tangannya, menahan Reon yang berusaha mendekat padanya. Reon yang mendengar perkataan Ariana tersenyum miring.

"Menurutku ini bukan kamarmu. Kalau kau berkata begitu bukankah aku harus memasuki kamarmu dulu agar perkataanmu bisa menjadi benar." Kali ini Ariana justru menahan langkah Reon yang akan memasuki kamarnya.

Tarikan Ariana yang terlalu refleks justru membuatnya tertarik kearah Reon. Wajahnya kini berhadapan dengan dada polos Reon, membuatnya berfikiran aneh. Saat Ariana akan menjauh, Reon justru menahannya dengan lengan yang ia lingkarkan pada tubuh Ariana.

"Bukankah pembicaraan kita masih belum selesai?" Ariana memang merasa ia perlu untuk menjelaskan hubungnnya dengan Reon. Tapi belum Ariana menjawab Reon sudah melanjutkan perkataannya.

"Aku masih terganggu saat kau bilang apa yang kita lakukan adalah kesalahan? Aku bahkan tidak bisa tidur dan berakhir memandang kamarmu seperti tadi." Reon mendekap tubuh Ariana mendekatkan wajahnya pada bahu Ariana yang terkspose karena bajunya yang sedikit tersingkap, mencium aroma tubuh Ariana.

" Reon mendekap tubuh Ariana mendekatkan wajahnya pada bahu Ariana yang terkspose karena bajunya yang sedikit tersingkap, mencium aroma tubuh Ariana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang