44 - Discovered

186 9 0
                                    

Happy Reading!

William berkuda dengan kecepatan yang sulit di kejar oleh para bawahannya. Saat sudah dekat dengan kuil Andreas, William mempercepat laju kudanya. Berhenti di dekat pohon besar di sekitar kuil, William sempat mengikat kudanya dan berlari menuju pintu kuil yang tidak terkunci. 

Dalam sekali hentak, pintu kayu besar itu terbuka lebar dan memperlihatkan bagaimana bagian dalam ruangan kuil. William cukup tekejut dengan bagian dalam kuil yang berbeda dengan tampilan luar yang terlihat usang, ternyata bagian dalam ruangan ini cukup bersih. William memperhatikan ruangan kuil yang sepi dengan ukiran - ukiran kecil yang mengisi seluruh bagian dinding seperti menceritakan sebuah kisah yang ingin disampaikan kuil ini. 

"Tuan muda!" Seorang kesatria yang mengikuti Wiliam langsung ambruk hanya beberapa langkah dari pintu masuk kuil.

Lucas yang melihatnya, berusaha membantu kesatria itu. Namun, hal yang sama terjadi padanya. William yang awalnya terkejut segera menarik Lucas yang mulai kehilangan kesadaranya ke luar di susul dengan kesatria yang sebelumnya sudah terjatuh. 

Darah yang mulai keluar dari lubang telinga dan hidung mereka membuat kepanikan melanda William. Ia segera berteriak pada kesatria yang tersisa untuk membawa mereka segera menuju villa keluarganya dan memperoleh perawatan sesegera mungkin.

Ini kah maksud dari mendekati kuil berarti mati?

***

Dokter cukup lama memeriksa 2 kesatrianya yang terluka itu. William entah sudah berapa lama  menunggu di belakang dokter yang masih memeriksa kondisi kesatrianya dalam keadaan cemas. 

"Mohon maaf tuan muda, saya tidak bisa menyelamatkan salah satu kesatria anda, sekali lagi maafkan saya." Ucapan dari dokter keluarganya itu membuat William menghela nafasnya berat.

"Jelaskan lebih detail dari hasil pemeriksaanmu itu?"

"Berdasarkan pemeriksaan saya, tubuh mereka tiba - tiba mengalami penghentian fungsi tubuh yang signifikan. Sehingga menyebabkan kerusakan pada otak yang sudah tidak bisa dihentikan. Untungnya salah satu kesatria anda masih bisa diselamatkan, walaupun saat ini masih dalam kondisi koma dan kita hanya bisa memantau perkembangannya untuk saat ini."

"Baiklah terimakasih. Kalian boleh pergi, aku akan disini sebentar lagi."

William mendekat di antara ranjang Lucas yang belum sadarkan diri dan Nick yang tubuhnya sudah tertutup kain putih. William menundukan kepalanya, menggosok wajahnya kasar. Di ruangan yang sunyi itu, hanya terdengar nafas beratnya yang berkali - kali berasal dari William. Berharap perasaan bersalah dan kegelisahan dalam hatinya bisa sedikit berkurang.

Andai saja aku menarik kalian saat itu juga. Pasti kalian berdua masih bisa aku selamatkan dan tidak akan berakhir seperti ini.

Kepala William seakan berputar sangat cepat. Banyak hal yang harus ia pikirkan. Para penyihir yang mendiami kuil itu, apakah mereka menyiapkan sebuah mantra yang membuat orang - orang mati ketika memasukinya? Tapi mengapa tidak terjadi apapun padanya? Bahkan rasa sakit sedikitpun tidak ia rasakan sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi?

William harus mencari tahu ada apa dengan kuil itu!

***

Kondisi kuil yang tidak berubah dari saat William meninggalkan kuil itu membuatnya berlari masuk ke dalam kuil tanpa banyak berfikir. Matanya berkeliling mencari orang yang seharusnya ada di dalam kuil. 

Satu hal yang membuat William terkejut. Suasana kuil yang masih terang sangat berbanding terbalik dengan langit malam yang baru saja dia lewati dalam perjalanan menuju kuil ini. 

Bagaimana bisa ini terjadi?  William tidak bisa menjelaskan apa yang dilihatnya sekarang. Para penyihir itu pasti melakukan sesuatu pada tempat ini!

William kembali berkeliling kuil, berharap menemukan seseorang yang bisa ia mintai penjelasan dari situasi ini. Tak lama dari kejauhan ia bisa mendengar suara beberapa orang yang sedang berbicara. Agar bisa menangkap mereka, William segera bersembunyi dan bersiap menyergap saat mereka mulai mendekat.

Suara yang tak asing di telinganya membuat William mengerutkan keningnya dalam. Ia sangat yakin bahwa suara ini adalah suara adiknya, Ariana.

"Jadi kau benar - benar ada disini?" William keluar dari persembunyiannya setelah mendengar suara adiknya itu sudah sangat dekat.

"Will?"

"Aku sempat berfikir, saat kau menghilang tempat ini akan menjadi tempat terakhir yang kau pilih untuk datangi. Tapi siapa sangka ternyata kau benar - benar ada di sini. Apa kau akhirnya mebenarkan apa yang kukatakan dengan bekerjasama dengan para penyihir ini?" William terlihat marah namun lebih dari itu perasaan kecewa sangat terlihat di wajahnya.

"Aku datang ke tempat ini karena aku mencoba untuk--"

"Mencuri apa yang seharusnya adikku milikki?"

"Kau masih berfikiran picik seperti itu? Lagipula apa memang yang adikmu miliki? Kekuasaan? Harta? Atau musuh yang tidak terhitung itu? Ah, pasti laki - laki yang selalu mengejar - ngejarnya? Itu maksudmu?"

"Tentu saja kau bisa mendapatkan kedudukan dan kehormatan keluargaku."

"Kau pikir jika aku mau masuk ke dalam tubuh seseorang, berapa persen aku akan memilih adikmu? Wanita yang tidak dianggap dalam keluarganya, diabaikan, disingkirkan bahkan di buang oleh keluarganya sendiri! Adikmu ini tidak memiliki apaun d dunia sosial selain nman keluarganya yang membuat mereka tidak akan melukainya! Tapi kau harus ingat menyakiti seseorang tidak hanya melalui kekerasa fisik! Kau tahu apa yang kurasakan saat melihat semua ingatan yang dimilikinya selama ini! Kemarahan! Dan bagaimana kau hanya diam mendengar semua itu?! Sekarang, bagaimana bisa dengan beraninya kau bertingkah seperti kakak yang menyayangi adiknya?"

"Karena aku tetap kakaknya!"

"Ha! Kau harusnya malu mengatakan itu! Jika aku bisa memilih untuk memasuki tubuh seseorang. Adikmu adalah pilihan terakhir yang akan ku pilih. Kau tahu apa yang harus ku hadapi saat aku memasuki tubuh ini? Kematian! Aku harus menyelamatkan tubuh ini dari kematian yang akan dihadapinya! Kau bahkan tidak tahu berapa kali aku harus menyelamatkannya!"

"Lalu kenapa kau harus mendatangi tempat ini?!"

"Karena kalian tidak bisa menolongnya! Sekarang ku tanya, apa kau bisa mengembalikannya kembali ke tubuh ini? Kau hanya tahu menyalahkan dan terus menyalahkan orang lain, tanpa berfikir bahwa kau perlu mencari jalan keluar. Kau harus menghadapnya William! Selesaikan masalah itu! bukan melarikan diri!"

"Sepertinya ketururan Cronvess lainnya mendatangi tempat ini." Suara guru mengiterupsi pertengkaran kakak beradik ini.

"Guru." Lara yang dari tadi berdiri disamping Ariana dan tidak bersuara segera memberi salam pada gurunya.

"Siapa kau? Kenapa kau tahu tentang keluargaku?" William memandang curiga pada lelaki tua itu yang hanya ditanggapinya dengan senyum tenang seperti biasa.

"Perkenalkan nama saya Polo, penyihir paling tua di kuil ini. Sebelum itu, karena tuan sepertinya yang membuka pintu kuil sangat lebar seperti itu. Bisakah anda tutup kembali? Jika anda sudah melakukannya, saya akan menjelaskan apa yang ingin anda ketahui dari tempat ini."

Bersambung...

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang