Happy Reading!
Ariana dan William berjalan menuju dermaga kecil yang ada di dalam kuil. Berjalan bersisian sambil menikmati waktu yang berjalan sangat lambat.
"Bukankah tempat ini sangat indah? Aku selalu terkesima saat melihat danau ini." Ariana membuka pembicaraan diantara keduanya.
William mengangguk setuju. Melihat sekeliling danau yang tidak terlihat luas, dia mungkin akan melakukan hal yang sama jika saja ia tidak sadar jika yang dilihatnya adalah bagian dari dalam kuil.
"Mereka benar- benar menciptakannya semirip mungkin dengan yang ada di dunia aslinya."
"Bernarkan? Saat aku datang bahkan mereka sedang membuat salju, kau pasti akan terkejut sepertiku, apalagi salju itu terasa nyata walaupun suhunya tidak dingin seperti salju pada umumnya."
William dan Ariana sudah mendengar penjelasan dari Polo mengenai tempat ini. Kuil ini pada awalnya memang menjadi pusat perkumpulan para penyihir yang mempunyai kekuatan dari seluruh benua. Tapi sekarang tempat ini lebih seperti penjara yang melarang para penyihir untuk keluar. Energi yang berada di tempat ini membuat kekuatan mereka bertambah secara signifikan, namun akan langsung menghilang jika ia keluar dari kuil. Sehingga, penyihir yang sudah masuk ke dalam kuil ini akan mati jika memaksa untuk melarikan diri, karena bagi penyihir, kekuatan dalam tubuhnya seperti jiwa yang akan hilang jika sudah mati. Para penyihir kuat yang dulu ada juga sudah mati, karena gagal mematahkan segel kuil ini. Hanya Polo penyihir tua yang tersisa, itu juga karena kekuatan sihirnya adalah kekuatan sihir yang paling rendah.
"Kau tahu maksud guru tua itu? Kenapa kemungkinannya hanya keluarga kita dan keluarga kerajaan yang bisa keluar masuk kuil ini?"
Polo mengatakan jika Ariana dan William bisa dengan mudah masuk karena memiliki sihir dalam tubuhnya. Tapi jika mereka bisa keluar dengan selamat, berarti mereka memiliki keterikatan dengan orang - orang dari keturuanan raja atau pasti keturunan Cronvess.
"Entahlah, tapi apakah ini berkaitan dengan alasan mengapa para penyihir ini harus terkurung?"
"Ya kupikir juga begitu. Tapi sejauh aku mencarinya, tidak ada buku yang menjelaskan mengenai para penyihir dan kuil ini. Polo juga terlihat tak ingin menjelaskannya."
Ariana mengangguk setuju. "Mungkin luka karena kehilangan para penyihir lain membuatnya enggan menceritakan masa lalunya."
William mulai memperhatikan wajah Ariana yang semakin pucat sejak terakhir mereka bertemu. "Apa, sekarang kau baik - baik saja?"
"Ya, Lara selalu memberikanku obat sebelum aku merasa kesakitan. Jadi kuharap kita bisa mengembalikan Ariana yang asli secepat mungkin."
William merasa bersalah karena sudah menuduh Ariana melakukan hal buruk pada adiknya. Seharusnya dia sadar jika jiwa yang berada di tubuh adiknya ini pasti merasa sangat kesepian dan ketakutan saat bangun di tempat yang asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE
RomanceWARNINNG KONTEN + MENGANDUNG ADEGAN DAN BAHASA DENGAN UNSUR 18+ YANG MERASA DI BAWAH UMUR JANGAN BACA. BIJAK YA. Aryana yang masuk dalam cerita buku yang baru saja dibacanya harus berperan sebagai Ariana Asteria Cronvess. Tokoh antogonis yang hidup...