Twenty Six - Elisabeth Trafelion

395 54 4
                                    

Happy Reading!

Elisabeth masih menatapnya tajam. Ekspresi penasarannya tidak lebih dominan dari kecurigaan yang terpancar dari matanya saat menatap Ariana. Ariana harus berfikir cepat sebelum singa dihadapannya ini menerkamnya hidup - hidup.

 Ariana harus berfikir cepat sebelum singa dihadapannya ini menerkamnya hidup - hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah kau mengundangku? Aku hanya datang karena aku ingin datang. Lagipula aku tidak pernah menganggapmu musuhku." Ariana menjawab sesederhana mungkin agar tidak memancing masalah lain. Ariana bahkan kini sudah membelakangi elisabeth dan menatap taman yang dapat dilihanya dari balkon ini.

"kalau begitu bukankah terlalu aneh melihat sahabat musuhku hadir dalam pestaku seperti ini? Atau apakah rumor itu benar?" Elisabeth kini mendekat pada Ariana, saling bersisian dan menatap taman dihadapannya seperti Ariana.

"Rumor? Sepertinya rumor tentangku terlalu banyak dan kali ini apa lagi yang rumor katakan tentangku?" Ariana menatap Elisabeth penasaran.

"Kau benar, terlalu banyak hingga kau menjadi sangat terkelan di penjuru kekaisaran." Ariana manatap Elisabeth kesal. Ia memperjelas perilaku Ariana didepan wajahnya. Tapi saat melihat ekspresi Ariana yang kesal, Elisabeth justru terkekeh.

"Mereka bilang kau telah membuang Amanda karena kau bersama Putera Mahkota. Kau juga yang merebut inovasinya untuk menciptakan tren pakaian untuk para bangsawan. Mengingat dia sangat sibuk di salon dan menciptakan pakaian baru setiap hari sepertinya itu benar."

"Jika benar, bukankah dia harus mencobanya sejak lama? Sangat lucu mengatakan itu miliknya setelah aku yang melakukannya terlebih dahulu." Ariana kesal, Amanda selalu kesana dan disana ia benar - benar memenfaatkan nama Ariana untuk keuntunganya sendiri. Ternyata dia juga salah satu penyebar rumor tak jelas itu.

"Sebenarnya model rambut yang ia paksakan seperti milikmu saat itu sudah jelas menirumu. Jadi bagaimana bisa orang lain justru dengan mudah tertipu olehnya?"

"Itu maksudku, bagaimana orang lain bisa sangat bodoh jika mendengar dari mulutnya saja?"

"Bukankah kaupun juga begitu?" Ucapan Elisabeth membuat Ariana terjebak dalam ucapannya sendiri. Sialan!

"A-- Aku hanya-- sudahlah aku sepertinya memang sedungu itu saat itu." Ariana menyerah untuk melepaskan diri dari jebakan Elisabeth. 

"Tapi bukankah itu masa lalu? Wanita rubah itu tidak akan memanfaatkanku mulai sekarang." Ariana berusaha mengalihkan ucapan Elisabeth.

"Melihat namamu yang buruk di dunia soaial bukankah dia memang tidak memperlukanmu lagi?"

"Benarkah? Bukankah saat dia mengatakan tren pakaian adalah miiknya sudah menunjukkan bahwa namaku masih berguna untuknya? Musuhnya sekarang sedang bersamaku, menurutmu apa yang akan dipikirkannya saat dia mengetahui ini?" Elisabeth kini menatap Ariana cukup tertarik.

"Kau benar, dia pasti cukup cemas. Namamu memang sudah buruk, tapi nama Duke Cronvess juga masih bisa menyelamatkanmu, hubunganmu dengan Putera Mahkota juga cukup baik. Koneksimu pasti masih sangat dibutuhkannya."

"Bukankah kau juga cukup tertarik denganku? Melihat cara berpakaianmu saat ini mengingatkanku pada perjamuan kekaisaran tempo hari." Ariana kini memancing Elisabeth berbicara. Ia sudah tahu bagaimana mengatasi pembicaraan dengan Elisabeth.

"Ya, tren pakaianmu cukup menarik. Aku memakainya hari ini karena disamping kau adalah sahabat musuhku, tapi pakaianmu memang pilihan bagus dari masalah para waniata bangsawan saat ini. Aku sempat memikirkan jenis pakaian tanpa korset yang tidak menyiksa para wanita tapi karena korset adalah simbol kecantikan sulit untuk mengubah stigma itu. Tapi pakaianmu saat itu seperti membuka mata semua orang bahwa cantik bukan terlihat dari pinggang yang kecil. Aku cukup terkejut dengan bangsawan yang menerimanya. Dan pakaianmu sekarang juga tidak kalah mempesona dengan tempo hari. Aku tidak sabar melihat tren pakaian yang akan kau sombongkan itu."

"Ha-- terimakasih untuk sanjungannya nona. Aku tidak menyangka pakaianku bisa membuatmu sangat terpesona. Tapi perlu kau ingat, aku bukanlah sahabatnya sejak ia mendorongku ke sungai tempo hari." Ariana harus banyak bersabar dengan wanita bermulut tajam ini. 

"Dan lagi, kau terlihat sangat tertarik dengan pakaianku. Kalau kau mau kau tidak perlu menungguku datang ke pesta, kau bisa langsung datang ke kastilku. Sudah banyak jenis pakaian yang kubuat, kau akan sangat terkejut jika melihatnya langsug." Ariana mencoba menarik perhatian Elisabeth, Ia akan mencoba mendekati Elisabeth, sekarang tujuannya adalah musuh dari musuhku adalah temanku.  

 Obrolan mereka terhenti saat seseorang mencari Elisabeth.

"Aku tidak tahu bahwa Elisabeth sedang berbicara dengan orang lain, kalau begitu aku permisi." Seorang pria tampan dengan rambut hitam pekat seperti Elisabeth yang ditata slick back membuatnya wajah tegasnya terlihat jelas. Alis hitam dan bibir merahnya terlihat kontras dengan kulit putihnya yang dibalut jas biru dengan kemeja putih yang dipakainya. Belum lagi suara beratnya membuat Ariana teregun menatap pahatan indah yang baru dilihatnya kini.

 Belum lagi suara beratnya membuat Ariana teregun menatap pahatan indah yang baru dilihatnya kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak, kau tidak menganggu. Aku juga sudah selesai, bukankah begitu nona Cronvess?" Ucapan Elisabeth membuat Ariana sadar dari keterpukauannya.

  "Y--ya kita sudah selesai."

"Ah, salam pada Nona Ariana Cronvess. Sepertinya ini pertama kali kita bertemu, saya Evans Trafelion, kaka dari Ellisabeth."  Matanya yang hitam pekat membuat tatapannya pada Ariana semakin dalam. 

Bagaimana bisa seseorang terlihat begitu tampan?

Bagaimana bisa seseorang terlihat begitu tampan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung...

Ye, 2 part sehari . Semoga cepet tamatttt

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang