Part Eight : Bersama

1.3K 129 0
                                    


Happy Reading !!

Setelah saran Ariana kemarin. Ariana Akhirnya harus diseret menuju kantor kerja ayahnya dan berakhir ikut dalam rapat kerja faksi kerajaan. Padahal ia juga disibukkan dengan persiapan pesta kerajaan yang akan dilakukan lusa. Ia harus membuat rencana untuk bisa mempunyai alasan agar bisa menjauh dari peran antagonisnya saat cerita dimulai seperti dalam novel.

"Ariana kalau begitu bisa kau ungkapkan rencanamu seperti yang William ceritakan." Duke Arnold yang memimpin rapat disamping putra mahkota yang duduk berhadapan dengannya membuat Ariana berdiri.

"Baiklah, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sayalah yang mengusulkan rencana ini." Ariana menjelaskan rencananya dan sedikit mengutarakan kritiknya terhadap faksi kerajaan saat ia membaca buku – buku politik dan ekonomi yang lebih dominan kuasai oleh faksi bangsawan. Mulai dari masalah wilayah yang dimiliki kerajaan tapi kenapa dikelola oleh faksi bangsawan. Bahkan pajak yang harusnya masuk kedalam keuangan kerajaan justru harus melalui faksi bangsawan. Faksi kerajaan hanya memegang penuh pada pertahanan dan ketahanan negara. Padahal masalah dalam negeri merupakan masalah yang lebih besar dari pada masalah luar kerajaan.

"Jadi maksud perkataan saya sebelumnya adalah dengan memanfaatkan kekuatan kita sebagai faksi kerajaan kita sebenarnya jauh bisa menekan faksi bangsawan. Bukankah kita sadar bahwa apapun yang faksi Bangsawan lakukan tidak pernah mendapat kecaman dari rakyat, itu karena rakyat percaya apapun yang dilakukan oleh kerajaan. Kita hanya perlu sedikit memanfaatkan kepercayaan rakyat pada kerajaan. Akusisi beberapa sektor penting yang bisa didominasi oleh faksi kerajaan seperti pajak, kesehatan, pangan ataupun mode." Pandangan Reon tidak lepas menatap Ariana yag percaya diri menjelaskan rencananya.

Reon masih tidak percaya bahwa wanita yang sedang berbicara didepannya ini adalah wanita yang sama dengan wanita yang dua bulan lalu masih menggunakan pakaian cerah dan dandanan tebal belum lagi rambut yang digulung tinggi dan bebrapa perhiasan yang dipakainya. Saat ini yang dilihatnya hanyalah wanita sederhana dengan pakaian berwarna lembut yang cocok dengan kulit putihnya tanpa ada satupun perhiasan besar kecuali kalung dengan liontin kecil yang pas di lehernya dan rambut yang hanya ia sampirkan disatu sisi bahunya.

 Saat ini yang dilihatnya hanyalah wanita sederhana dengan pakaian berwarna lembut yang cocok dengan kulit putihnya tanpa ada satupun perhiasan besar kecuali kalung dengan liontin kecil yang pas di lehernya dan rambut yang hanya ia sampirkan disat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bukankah pesta yang paling dinantikan adalah saat kerajaan yang menyelenggarakannya." Ariana menjelaskan pemikirannya membalas tatapan Reon yang dibalasnya dengan anggukan.

"Lalu, mengapa tidak memimpin mode dengan Putra Mahkota sebagai pelopor dan membuat bisnis mode untuk menjadi bisnis yang dipegang oleh Faksi kerajaan. Mengingat tidak ada hukum yang melarangnya."

"Tapi kita tidak boleh ikut campur dalam masalah dalam negeri Ara." Will kali ini memotong pembicaraan Ariana.

"Apakah membuka usaha merupakan tindakan yang mempengaruhi keamana dalam negeri. C'mon semua rakyat dibolehkan untuk membuat usahanya masing – masing. Apakah kita bukan rakyat?"

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang