Maxim telah sampai dirumahnya. Maksudnya rumah Maxim dan Gabby. Rumah yang terletak di kawasan elit daerah Sinsa-dong yang hanya dihuni mereka berdua. Jika mereka di dorm otomatis rumah itu kosong.
Rumah tersebut merupakan rumah yang sudah disiapkan sejak lama oleh papi Maxim dan papa Gabby. Itu rahasia, yang mereka tahu rumah tersebut merupakan kado pernikahan dari Anna dan Lee Yunho orang tua Maxim.
Maxim menggendong Gabby dan membawanya ke kamar. Ia menidurkan Gabby di atas ranjang, lalu melepas sepatu, syal dan jaket yang melekat pada tubuhnya dan menutupnya dengan selimut. "Udah tau gak bisa minum malah ngehabisin wiski." Oceh Maxim yang tak akan mungkin bisa di dengar Gabby.
Malam ini mereka tidur bersama, seperti biasa tidak ada yang terjadi. Gabby dan Maxim cukup baik menjaga sikap saat tidur, dan kasur yang mereka tiduri juga cukup lebar sehingga masih menyisakan ruang yang cukup luas ditengahnya.
Drrtt drrtt.. drrtt drrttt..
Ponsel Gabby berdering, Maxim mencari sumber suara tersebut. Lalu ia mengambilnya dari dalam tas Gabby. Itu panggilan masuk dari Kara.
Riel dimana?
"Halo Rin, gue Maxim. Ariel dirumah sama gue."
Syukurlah, gue kira di lupa waktu main sama Haejun. Nah Ariel nya mana?
"Dia udah tidur makanya gue yang angkat."
Yaudah deh Max, thanks ya.
"Oke Rin sama-sama, besok gue kabarin ke Ariel kalo lo nelpon."
Kara memutus panggilannya. Saat hendak meletakkan ponsel ke meja lampu disisi Gabby, fokus Maxim terpecahkan.
Ia melihat wallpaper dari ponsel Gabby. Itu foto cincin pernikahan mereka. Maxim diam sejenak lalu mengingat-ingat dimana ia meletakkan cincin tersebut.
Maxim melangkah menuju ruang sebelah ruang pribadinya. Ia membuka laci meja dan mengambil kotak kecil.
Disanalah cincin Maxim berada. Ia memandangnya lama, entah kapan terakhir kali ia memakainya. Rasanya hampir tidak pernah.
Setelah pesta pernikahan usai, malam itu juga Maxim langsung melepasnya dan menyimpannya di laci tersebut. Sudah dua tahun lebih cincin itu tidak tersentuh. Lalu bagaimana dengan cincin Gabby?
Maxim kembali ke kamar, ia menghampiri Gabby yang tertidur pulas lalu meraih tangannya. Dicarinya cincin pernikahan tersebut, namun ternyata tidak ada.
Hal itu cukup membuat Maxim penasaran. Namun Maxim juga menyadari tidak mungkin jika Gabby memakai cincin tersebut, yang ada malah menimbulkan kecurigaan para fans.
Pagi ini Maxim bangun lebih dulu, ia melihat kesamping masih ada Gabby yang masih memejamkan mata dibalik selimut. Pagi ini udara dingin sekali, bersyukur tidak turun hujan salju. Maxim berniat untuk melatih ototnya di ruang gym guna menghangatkan tubuhnya.
Ruang gym tersebut berada di ujung ruangan dekat dengan taman. Ia berlatih kurang lebih selama tiga puluh menit. Setelah berlatih ia kembali ke kamar dan dilihat Gabby masih tertidur. "Tumbenan banget jam segini belum bangun." Gumam Maxim dalam hati. Pasalnya pagi ini sudah pukul delapan pagi, dan Gabby masih saja belum beranjak dari ranjangnya.
Maxim menghampiri Gabby, ia membangunkan Gabby dengan pelan. "Ri bangun udah siang nih.." Gabby belum merespon suara Maxim. "Ri? Bangun.. Panas banget Ri?" Maxim menyentuh dahi Gabby.
Maxim berlalu menuju lemari mengambil kain dan air di kamar mandi. Ia mengompres dahi Gabby dengan pelan dan membuka selimut Gabby sampai perut.
Untungnya tak lama setelah itu makanan yang sudah ia pesan tiba. Maxim mengambil sup pereda pengar tersebut untuk disuapkan pada Gabby. Maxim duduk disebelah Gabby berbaring, saat mengaduk bubur tersebut Gabby membuka matanya. "Max?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfiction21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :