10. I want you to be free

982 75 10
                                    

Hari semakin gelap, Maxim dan Gabby berjalan menuju koridor kamar-kamar hotel. Ia dipandu staf hotel membuka pintu kamarnya. Tak lupa masker dan beanie yang menutupi wajahnya.

Setelah masuk kedalam kamar Maxim membaringkan badannya diatas ranjang. "Ahh akhirnya." Terlihat raut wajah kelelahan di wajahnya.

Melihat hal itu Gabby berinisiatif untuk memesankan coklat hangat untuk Maxim melalui layanan telepon.

Sambil menunggu coklat datang, Gabby membuka tas nya yang berada di atas meja untuk mengambil piyama. Karena malam ini mereka berdua akan langsung istirahat.

"Kamu bawa pakaian ganti?" tanya Maxim yang sedang memperhatikan Gabby.

"Ya bawa lah. Kamu kaya gak kenal Mami aja."

"Iya juga sih."

"Kamu sadar gak sih, ini tuh salah satu upaya mami biar kita bisa lebih deket lagi."

Maxim hanya diam saja mendengar ucapan Gabby.

"Mau kemana?" tanya Maxim pada Gabby.

"Mau mandi lah."

"Ikut."

"Sinting." Ucap Gabby sambil memberikan pakaian ganti Maxim. Lalu berlalu menuju kamar mandi.

Maxim membuka gulungan pakaian tersebut. Ada piyama dan inner wear miliknya. Maxim terdiam sejenak, ia terkesan dengan perhatian kecil yang diberikan Gabby.

Meskipun itu adalah barang privacy nya tapi menurut Maxim hal itu wajar, karena Gabby adalah istri. Istri? Maxim bingung dengan pikirannya. Apa sekarang Maxim sudah mulai menerima kenyataan bahwa Gabby adalah istrinya?

Sedangkan di kamar mandi wajah Gabby masih memerah. Bagaimana bisa seorang Maxim mengatakan hal itu pada Gabby. "Emangnya dia gak pernah ya mandi bareng sama Yura? Ah bodo amat. Bukan urusan gue."

Didepan televisi Maxim memikirkan kejadian tadi pagi saat menemui Yura diapartemennya untuk sarapan.

Flashback ON, kejadian tadi pagi.

Maxim memencet kode pengaman pintu apartemen Yura. Ia masuk kedalam dan dilihatnya sudah ada Yura yang  menghabiskan beberapa sendok bubur dengan satu kaleng bir.

"Babe masih pagi kenapa minum?" tanya Maxim bergegas menghampiri Yura.

"Max? Akhirnya kamu datang." Yura memeluk Maxim dari samping.

"Kamu kenapa? Ada masalah?"

"Aku pingin ketemu mami kamu babe. Aku pingin mami kamu tau kalo aku ini punya kamu." Jawab Yura dengan sesenggukan.

"I know babe. Tapi bukan sekarang, sekarang bukan waktu yang tepat." Maxim berdiri melepas pelukan Yura dan beralih kesamping jendela.

"Kenapa? Karena kamu juga deket sama Gabby?" Yura mulai meninggikan suaranya dan mengikuti Maxim.

"Gabby? Kenapa sama dia?" Maxim terkejut dengan ucapan Yura.

"Pokonya kamu harus sama aku. Aku bakal lakuin apa aja biar dia bisa menjauh dari kamu." Yura mulai membuka satu per satu kancing bajunya.

Maxim sadar dengan apa yang hendak Yura lakukan. "What are you doing?"

Yura mendekatkan tubuhnya pada Maxim dan berusaha untuk menciumnya.

"Yura stop it!" Maxim tidak bisa menghindari ciuman Yura. Dadanya berdetak lebih kencang, ia takut hal tersebut akan terjadi pagi ini. Hingga akhirnya ia terpaksa menggunakan tenaganya untuk mendorong Yura ke sofa.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang