37. Beautiful night

1.4K 66 2
                                    

Bukan hanya Gabby, semua yang ada di meja ini nampak sekali bahagia. Termasuk Minho. Setelah kematian kedua saudaranya, Minho tak lagi berharap banyak dalam hidup ini. Dulu ia pernah berkeinginan untuk membuka perusahaannya sendiri, namun sekarang mempertahankan apa yang Yuri dan Sano tinggalkan adalah prioritas utamanya.

Minho tahu betul bagaimana sepak terjang sepasang kekasih itu untuk membangun kembali ekonomi keluarganya yang sangat tidak mudah dan banyak sekali peluh serta air mata yang bercucuran kala itu.

Dan baginya kini kebahagiaan Gabby serta kesejahteraan perusahaan jauh lebih penting dari hidupnya. Sebab ia merasa berhutang budi pada Yuri dan Sano, karena jika bukan mereka mungkin dirinya kini masih hidup dalam ketidakpastian karena ekonomi dan bahkan mungkin juga akan direndahkan banyak orang, seperti yang dulu pernah ia rasakan dibangku sekolah. Dan berkat keberhasilan Yuri serta Sano, ia bisa menjadi laki-laki yang ber value tinggi dan disegani banyak orang seperti sekarang.

"Minho kapan mau menikah?" Tanya Anna mendistraksi lamunannya.

"Kemarin sih Om Minho bilang kalo tahun depan, Mi." Celetuk Gabby asal.

Sedangkan Minho sendiri masih bingung merespon pertanyaan Anna. Ia tersedak ludahnya sendiri. Pertanyaan yang sejak tadi ia antisipasi akhirnya terdengar juga.

Melihat gelagat Minho yang terkejut dan kebingungan itu membuat Kyunho dan Maxim ikut tertawa.

Kyunho yang ada disebelahnya pun menyodorkan air. "Jangan lupa, menikah itu juga salah satu tujuan hidup. Paling tidak, dia bisa menemanimu disaat sedih atau bahagiamu." Ucap Kyunho menatap Minho dengan mata sayupnya.

"Sekarang kamu gak perlu terlalu khawatir lagi soal Ariel. Kamu lupa dengan permintaan Yuri?" Tambah Anna yang juga tak mau kalah memberi petuah pada Minho.

Minho kalah telak, ia memperhatikan satu-persatu wajah-wajah yang kini sedang memperhatikannya seperti menuntut jawab dengan apa yang akan Minho sampaikan.

Gabby yang ada di sisi kirinya itu meraih telapak tangannya yang terbuka di atas meja. Gadis kecilnya itu tersenyum, "Om Minho yang ganteng, tolong carikan Tante untuk Ariel ya?"

Minho pun tersenyum, mengiyakan apa yang keponakannya itu minta. "Iya. Nanti kalo udah ada pasti Om kenalin."

Tak hanya Gabby, semua yang ada di meja itu merasa lega dengan apa yang Minho katakan. Sejujurnya Gabby sedikit gemas dengan pamannya itu karena terlalu lama hidup sendiri. Padahal jika Minho memiliki kekasih, Gabby akan jauh lebih lega dan tidak perlu merasa membebani Minho lagi.

Bagi Kyunho dan Anna, Minho sudah seperti adiknya sendiri. Bertahun-tahun mengenal Minho membuat mereka menjadi saling terikat dan bergantung satu sama lain. Maka tak heran jika terkadang Minho terlihat seperti anak sulung bagi mereka padahal selisih usia mereka tidak terpaut jauh.

"Apa mau Maxim bantu cariin aja?" Sahut Maxim tiba-tiba, membuat semua orang menoleh kearahnya. "Kan diperusahaan banyak cewek-cewek cantik dan berbakat. Siapa tahu Om Minho suka?"

•••••

"Sepertinya usaha kita untuk menyatukan mereka sudah berhasil." Ucap Kyunho pada istrinya. Kini sepasang suami istri itu sedang memperhatikan anak dan menantunya yang sedang berfoto bersama di balkon taman dengan pemandangan malam yang indah di bantu dengan Minho yang mengarahkan pose untuk mereka berdua.

"Mami lega akhirnya Maxim bisa menerima Ariel sebagai pasangannya."

"Besok kita pulang ke rumah ya, Mi. Kita bilang ke keluarga yang lain soal Maxim dan Ariel."

"Papi yakin? Kalo mereka tidak bisa terima bagaimana?" Sahut Anna menatap khawatir pada suaminya.

"Yang penting mereka semua tahu. Mau sampai kapan kita menyembunyikan ini? Toh papi juga sudah berhutang banyak pada Sano."

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang