Dua tahun berlalu, para member Savage Girls sibuk melakukan konser dari negara satu ke negara lainnya. Satu per satu konser telah dilalui dan berjalan dengan lancar. Rasanya seperti mimpi, Savage Girls yang dulunya pernah dihujat habis-habisan kini bisa membungkam banyak suara dengan mengguncang banyak panggung-panggung di berbagai negara dengan penampilan mereka. Rasanya sedih bercampur haru jika mengingat-ingat hal tersebut.
Sekarang semua itu sudah terbayarkan. Banyaknya penonton yang hadir dan ikut meramaikan konser sudah lebih dari cukup bagi mereka. Tentunya itu semua menjadi salah satu pencapaian yang akan selalu mereka kenang suatu hari nanti.
Satu bulan melalang buana membuat mereka merindukan rumah. Rasa ingin pulang kini semakin tak tertahankan. Berbagai pengalaman dan banyaknya cerita ingin segera mereka bagi pada keluarga yang menanti. Seperti sekarang ini mereka berempat sedang mengemasi barang-barang sebelum meninggalkan hotel dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Korea.
"Good job everyone!" Seruan manager mereka pada semua orang termasuk staf dan crew sebelum mereka berpisah di lounge bandara.
Ya, sekarang member Savage Girl dan rombongan sudah tiba di bandara Incheon. Lega sekali rasanya tiba di Korea dengan selamat. Nampak wajah-wajah lusuh berbalut masker dari setiap crew dan staff sangat terlihat jelas dari sorot mata masing-masing.
Gabby, Kara, Wanda dan Nikki berjalan beriringan dengan para manager dan bodyguard menuju pintu kedatangan. Dan benar saja, para fans dan reporter sudah baris berjejer didepan sana. Penuh dan ramai, dua kata yang tak pernah Savage Girls bayangkan kini terjadi didepan mata mereka.
Setiap kedatangan mereka di airport memang selalu ramai dan sering menjadi topik hangat di media sosial. Tapi tak pernah seramai sekarang. Lobby bandara benar-benar penuh dipadati fans dan reporter dari berbagai sisi. Bahkan sorot lampu kamera berhasil menimbulkan kilaun cahaya yang saling menyambar.
Gabby menggandeng erat tangan Nikki, ia khawatir jika mata Nikki sakit dan tak nyaman mengingat si bungsu itu memiliki gangguan pada penglihatannya. Begitu juga dengan Kara dan Wanda selangkah didepan mereka yang juga saling berpegangan tangan melewati kerumunan yang menghadang.
Sebelum kembali ke rumah, mereka berempat akan mampir terlebih dahulu untuk meeting sebentar bersama para produser dan CEO untuk membicarakan rencana pembuatan album baru.
Meski lelah mereka semua harus melakukannya. Barulah setelah ini bisa bebas untuk sekedar beristirahat atau berlibur bersama keluarga.
Meeting yang terlaksana tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar 45 menit saja mereka semua sudah menyudahinya.
"Untuk schedule pribadi sudah Kakak share di grup chat ya, kalian bisa cek sendiri." Ucap Bora sang manager pada ke-tiga anggota Savage Girls, karena saat ini Gabby sedang izin ke kamar mandi.
Kara, Wanda dan Nikki membuka document pdf yang dimaksud Bora. Disana sudah tertera jadwal pribadi untuk tiap membernya, mulai dari 3 bulan sampai 1 tahun kedepan.
Bukannya semangat, Kara malah terlihat kesal. Melihat jadwal pribadi yang Gabby miliki membuatnya merasa sedih dan semakin kecewa pada perusahaan. Dibandingkan dengan jadwal miliknya, milik Gabby bisa terbilang hampir tidak ada. Bagaimana bisa perusahaan masih saja melakukan ini padanya?
Sama halnya dengan Wanda dan Nikki, kedua gadis itu juga merasakan hal yang sama seperti yang Kara rasakan.
"Riel, lo udah lihat?" tanya Kara saat Gabby memasuki ruangan.
Gabby mengangguk dan tersenyum, "Udah kok."
"Gue gak tahu harus protes gimana lagi biar lo dapat jadwal pribadi yang lebih adil."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfiction21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :