3. Teman sebangku

1.1K 75 0
                                    

Flashback ON

Pagi ini sudah pukul 07.00, Ariel berlarian menelusuri lorong kamar dorm nya. Biasanya jam segini Ariel sudah berada di halte bus bersama dengan teman-temannya untuk pergi ke sekolah.
Ini tahun pertama Ariel menjadi Trainee di perusahaan, dan ini juga tahun pertama Ariel di sekolah menengah atas.

"Sorry Kak, aku buru-buru takut ketinggalan bus." Teriak Ariel pada salah satu seniornya di dorm sambil berlarian.

Saat sudah berada di jalanan ia melihat bahwa jalanan sudah mulai ramai, lampu merah penyeberangan juga sudah dipadati orang-orang yang hendak pergi bekerja. Ariel mempercepat langkah kakinya agar tidak terlambat sekolah.

Sedangkan di halte bus sudah ada Jaehee, Juno, Haejun dan Maxim pastinya. Keempat laki-laki itu sedang menunggu Ariel yang sejak tadi belum muncul juga.

"Ariel mana deh belum keliatan juga?" tanya Haejun pada teman-temannya.

"Tumbenan telat, biasanya dia udah standby duluan disini." Jawab Juno.

Sedangkan Jaehee tak ambil pusing, ia hanya menyimak ocehan temannya. Berbeda dengan Maxim yang sejak tadi sudah bolak-balik menengok ke timur dengan harap cemas agar Ariel lekas datang dan tidak tertinggal bus.

Dan dipenyeberangan buru-buru Ariel menyeberang saat lampu sudah hijau, namun sesaat kemudian pandangannya terhenti pada seorang nenek yang berjalan lambat di sampingnya. Ariel ingin segera berlari secepat mungkin menuju halte, namun ia tak bisa meninggalkan nenek tersebut begitu saja disaat lampu hijau akan berakhir.

Langkahnya terhenti lalu melambat saat nenek tersebut sudah berada sejajar dengannya. Ia berjalan pelan menyeimbangi nenek tersebut, "Pelan-pelan saja Nek tak perlu buru-buru." Ia tidak peduli lagi jika harus ketinggalan bus saat itu.

Setelah sampai diujung penyeberangan, nenek tersebut tersenyum dan berterimakasih pada Ariel, begitu juga dengan Ariel yang sudah membungkuk 90 derajat.

Ariel berlari menuju ke halte bus. Dilihatnya bus yang sudah datang dan banyaknya antrian penumpang yang masuk ke dalam bus.

"RI BURUAN, BUS NYA MAU JALAN!" Teriakan Maxim saat melihat Ariel yang berlarian ke arahnya.

Hanya ada Maxim yang belum naik ke bus, sedangkan ke tiga temannya yang lain sudah pasti masuk duluan untuk berebut tempat duduk.

"BENTAR MAX TUNGGUIN DULU!"

Setelah berlari sekuat tenaga akhirnya tangan Ariel sampai di genggaman Maxim dan langsung buru-buru naik kedalam bus.

Ariel terlihat ngos-ngosan dan berbicara sambil terbata-bata. "Sorry... tadi ada barang aku... yang ketinggalan... jadi balik lagi ke dorm."

"Udah gapapa, lagian kita gak telat kok. Lain kali diperiksa dulu sebelum berangkat biar gak bolak-balik." Jawab Maxim sambil tersenyum menatap Ariel yang masih ngos-ngosan.

"Yang lainnya kemana?"

"Tuh, dibelakang." Maxim memajukan dagunya kearah kursi belakang, tempat Juno, Jaehee dan Haejun duduk bersantai.

Saat Ariel dan Maxim menoleh kearah tiga temennya tersebut, yang ditatap justru pura-pura tidak melihat dan sok sibuk. Takut jika kursinya direbut Ariel.

Meskipun Ariel merupakan anak pengusaha kaya, ia tidak manja dan bisa hidup sederhana. Ia juga biasa naik bus berdesak-desakan dengan yang lain. 

Berangkat dan pulang sekolah adalah hal yang paling ia senangi saat berada di Korea, karena bisa keluar menghirup udara bebas sambil menikmati pemandangan kota Seoul. Maklum saja Ariel merupakan keturunan Jepang-Korea yang menetap di Jepang, meskipun begitu bahasa koreanya termasuk fasih karena sering dilatih oleh mamanya yang asli Korea.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang