15. Quality time

1.1K 93 12
                                    

"Kotak itu.." Maxim tersadar mencoba mengingat dimana ia meletakkan kotak pemberian Gabby itu. Kotak hitam kecil yang Gabby berikan di hari debut nya beberapa tahun yang lalu.

Ia bergegas mencari kotak tersebut. "Jangan bilang udah ilang." Maklum kotak itu sudah lama tak terlihat di mata Maxim. Sudah hampir enam tahun berlalu nyatanya Maxim belum pernah membukanya, ia terlalu sibuk dengan schedule barunya saat itu sehingga dengan mudah ia melupakan benda kecil tersebut.

Selama debut Maxim sudah berpindah-pindah kebeberapa dorm yang berbeda sehingga banyak barang yang tidak bisa ia simpan dengan baik.

Maxim membuka lemari, beberapa laci dan kotak penyimpanan namun tak kunjung menemukannya. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang kerumah mencari kotak kecil tersebut.

Ia mengganti pakaiannya dan mengambil jaket lalu melesat keluar dari kamar.

"Mau kemana Max?" Tanya Jordan yang sedang melakukan squat di ruang tengah.

"Mau pulang bentar Bang, ambil sesuatu."

"Jangan ngebut.." teriak Jordan yang mungkin tidak didengar Maxim dari balik pintu.

Hari sudah mulai petang, lampu-lampu jalan terlihat lebih indah dari biasanya. Hari ini terasa lebih hangat dari kemarin.

Maxim menelusuri jalanan dengan kecepatan sedang. Tentu saja ia anak yang penurut sehingga apa yang dikatakan Jordan tadi ia dengar dengan baik. Namun dalam beberapa hal Maxim terlalu memperlihatkan sisi pembangkangnya. Apalagi hal itu menyangkut Yura.

Tidak semua yang dikatakan abang nya akan ia dengarkan dengan benar. Jika begitu mungkin ia sudah melepaskan Yura dan menjaga Gabby dengan semestinya.

Portal basement terbuka. Setelah mobil yang ia kendarai memasuki basement, pandangannya ter distraksi dengan adanya dua mobil yang tidak asing baginya.

Ia menghela napas panjang setelah mengetahui siapa pemilik mobil tersebut. Tentu saja itu adalah mobil milik Haejun dan Jaehee.

Maxim melangkahkan kakinya menuju elevator, ia berusaha mengatur pernapasannya dan menenangkan pikirannya untuk menghadapi situasi macam apa yang sedang terjadi diatas.

•••••

Gabby menoleh ke arah pintu setelah mendengar kode pengaman ditekan. Di tatapnya dalam-dalam siapa yang datang. Dadanya berdetak lebih kencang saat tahu itu adalah Maxim. Dengan cepat ia berdiri menghampiri sumber suara sebelum yang lain menyadari kehadiran laki-laki tersebut.

Gabby menarik lengan Maxim untuk bersembunyi dibalik tembok sebelum memicu pertengkaran. "Max sorry, aku gak izin kamu dulu ngajakin mereka main ke rumah." Raut wajah Gabby terlihat ketakutan melihat ekspresi wajah Maxim yang kurang mengenakkan itu.

Maxim diam memperhatikan wajah itu. Ia menghela nafas panjang "Iya gak apa. Lain kali bilang ke aku, aku kan juga pingin main bareng mereka." Maxim mengelus puncak rambut Gabby dan berlalu menghampiri teman-temannya.

Gabby bernapas lega melihat sikap Maxim yang kini mulai kembali seperti dahulu. Ditatapnya punggung bidang itu yang berlalu meninggalkannya. Ia melipat kedua tangannya dan bersandar disalah satu pilar memperhatikan Maxim yang tengah berjabat tangan dengan member Neo Dream dan teman-temannya.

Hati Gabby menghangat melihat pemandangan indah itu. Mungkin inilah salah satu hal yang dari dulu ingin Gabby lakukan. Namun sayangnya waktu belum pernah berpihak padanya, dan mungkin sekaranglah waktu yang tepat. Atau bisa saja semua ini hanyalah sementara.

"Riel ngapain lu disitu?" Teriak Juno dari jauh.

"Buru duduk sini." Haejun melambaikan tangannya meminta Gabby duduk disampingnya.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang