38. A Gift

901 61 4
                                    

Dua bulan berlalu, kini musim dingin telah tiba. Salju pertama sudah turun dua minggu yang lalu dan natal semakin dekat. Gabby, Kara, Wanda dan Niki sudah mengelilingi pusat perbelanjaan ini kurang lebih selama satu jam. Namun tak satupun dari mereka menemukan hadiah yang pas dan sesuai seperti yang mereka inginkan.

Langkah Kara terhenti kala matanya menatap trench coat berwarna beige tergantung di window shopping toko bermerk terkenal dihadapannya itu. "Ayo ikut kesana." ia melangkah menarik lengan Gabby yang bertaut dengan lengannya, sedangkan Wanda dan Niki mengekor dibelakangnya.

Melihat Kara yang sepertinya sudah menemukan satu kado yang cocok, Gabby semakin bingung harus membeli apa. Ia memutuskan untuk berpencar mengelilingi toko itu sendiri.

Setelah berputar kesana kemari, akhirnya ia menemukan sesuatu yang bisa menarik perhatiannya. Sepasang padded jacket berwarna sage itu tergantung manis bersebelahan dua meter dihadapannya. Tanpa pikir panjang ia meminta pada pramuniaga untuk menyiapkannya. Dua untuk wanita, dan tiga untuk pria. Siapa lagi kalau bukan untuk dirinya sendiri, Maxim, Minho, Anna dan Kyunho.

Tapi masih kurang.

Masih ada banyak lagi yang masuk kedalam list.

Sedang yang lain masih sibuk dengan belanjaan masing-masing, Gabby memutuskan untuk meninggalkan mereka semua berpindah ke toko yang lain. "Guys, aku ke toko sebelah ya." pamitnya dan diiyakan oleh Kara, Wanda dan Nikki.

Setelah setengah jam berkutat dengan berbagai macam kado pilihannya, Gabby segera menuju kasir dan mengeluarkan black card miliknya. Melihat nominal yang tertera, Gabby hanya ber-oh ria. Ya meskipun setengah gajinya bulan ini terkuras, tidak masalah. Toh bagi Gabby, gajinya sebagai idol itu hanya uang jajan saja. Tak sebanding dengan pemasukan setiap bulan yang selalu ia terima dari Minho di rekeningnya yang lain.

Hanya dalam waktu lima jam, barang-barang yang ia beli sudah berbaris rapi diruang tamu rumahnya. Disampingnya juga sudah ada pohon natal yang terhias cantik nan mewah. Semalaman Gabby dan Maxim bergadang untuk menghias pohon natal tersebut. Bagi Gabby ataupun Maxim momen menghias pohon natal ini merupakan kebiasaan baru yang harus mereka ulangi lagi ditahun-tahun berikutnya.

Gabby dan Maxim sengaja menghias pohon tersebut jauh-jauh hari, karena esok lusa keduanya akan disibukkan lagi dengan rutinitas mereka sebagai idol.

"Mumpung sekarang schedule kita masih belum padat, beli pohon natal yuk, Babe? Nanti sore aku jemput ya di parkiran dorm kamu."

Semua itu memang ide Maxim. Laki-laki itu sangat antusias sekali menyiapkan segala pernak pernik disudut rumahnya ini. Bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana cantiknya ruang keluarga mereka.

Gabby membuka satu per satu kardus-kardus pembungkus itu, lalu memindahkan dan memasukkan kembali kado tersebut di paperbag dan box lain yang lebih cantik. Tidak sendiri, ada Bibi yang sejak pagi tadi sudah standby disini.

•••••

"Capek banget ya?" Tanya Maxim memijiti lengan Gabby yang terasa berat setelah membungkus kurang lebih 150 kado dan masih banyak lagi kado-kado lain yang belum terjamah.

"Lagian banyak banget sih belinya, emang buat siapa aja?"

"Sebenarnya tuh masih kurang. Paman Hiro, Bibi Hina, orang-orang di Tokyo juga belum."

Ah iya, Maxim lupa kalau istrinya ini orang penting disana.

"Liburan tahun baru nanti ayo kita pulang ke Jepang. Kita beli kado bareng-bareng buat mereka." Ajak Maxim dengan tangan yang masih memijit lengan Gabby.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang