33. Bad dream

731 59 7
                                    

Malam ini acara berakhir dengan haru. Semua member Savage sempat menitikkan air mata kala memberi sepatah kata pada penonton terkecuali Gabby. Gadis itu berusaha menahan mati-matian air matanya agar tidak tumpah. Meski ia tidak menangis bukan berarti ia tidak terharu atau bersyukur. Justru karena ia bahagia, maka dari itu ia tidak ingin menitikkan air mata di hari bahagia ini.

Gabby bersyukur meskipun Maxim tidak datang, setidaknya Minho hadir sebagai perwakilan dari keluarga Gabby. Ia sangat berterimakasih pada Minho karena telah menyempatkan waktunya untuk datang ke Korea meski pekerjaan di Jepang sangat sulit ditinggalkan.

"Om. Makasih ya.." Gabby memeluk Minho hangat sesaat sebelum pria itu harus kembali lagi ke negera tetangga karena esok pagi harus menghadiri meeting bersama dengan client menggantikan posisi Gabby.

"Kamu udah berapa kali bilang terimakasih?" Sahut Minho kesal akan perlakuan yang Gabby tunjukkan padanya.

"Gapapa, Ariel seneng aja kalo Om Minho bisa datang."

"Kamu itu ngomong apa sih, udah pasti Om bakal datang." Minho menepuk puncak kepala Gabby kasar.

Gabby tersenyum menatap Minho. "Hehe.."

"Setelah ini langsung istirahat ya, jaga kesehatan. Diminum vitaminnya, jangan sampai sakit." Kini Minho mengelus puncak kepala Gabby dengan lembut. "Om pamit ya."

Gabby mengangguk. Minho melambaikan tangannya pada Gabby seraya masuk kedalam taksi yang sudah menunggunya.

"Nanti kalo udah sampai, kabarin!" Teriak Gabby sebelum mobil Minho melaju lebih kencang.

Setelah mobil yang Minho tumpangi menghilang, Gabby kembali ke dalam gedung menemui teman-temannya yang lain untuk mengemas kembali barang-barang mereka.

Sudah hampir pukul 1 malam, tapi Maxim sama sekali belum menghubunginya.

"Apa dia ketiduran ya di rumah? Tapi bukan tipe Maxim banget." Gabby mencoba menepis rasa curiganya pada Maxim namun sulit. Tidak, ia tidak curiga. Hanya saja tidak seperti Maxim biasanya. Laki-laki itu selalu menepati janjinya, apalagi dari kemarin Maxim sendiri yang tidak sabar ingin bertemu dengannya.

"Akkhh lega banget rasanyaa.." suara Kara mendistraksi fokus para Savage Girl dari kecapan mereka. Sekarang mereka semua beserta para staff berkumpul untuk makan malam dan merayakan kesuksesan jalannya konser hari ini.

"Aku jugaa.. rasanya seneng banget bisa tampil di depan ribuan orang. Bener-bener dreams come true." Ucap Wanda membolak-balikkan daging di pemanggang.

"Akhirnyaa kita semua bisa melewatinya. We doing good." Nikki mengacungkan kedua jempolnya.

"Good job, guys!"

Suasana di restaurant daging malam ini sangat ramai, ramai karena semua staff berada disini. Khusus malam ini restaurant sudah mereka booking, jadi tidak ada pengunjung lain selain mereka.

Para savage girl diberi waktu libur dua hari untuk istirahat setelah kurang lebih tiga bulanan ini mereka sibuk menyiapkan persiapan konser.

"Lo mau balik ke rumah Riel?" Tanya Kara memperhatikan Gabby yang sedari tadi membuka-tutup ponselnya.

"Kayanya iya deh. Maxim belum ada kabar sama sekali dari tadi."

Mendengar penuturan Gabby, Wanda jadi terdistraksi ia mendelik menoleh ke arah Gabby. "Bang Maxim kemana?"

Gabby menggelengkan kepalanya, seperti clueless dengan pertanyaan tersebut.

"Ketiduran kali kak di rumah." Sela Nikki dengan menggaruk dagunya yang tidak gatal.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang