43. The fact & Dessert?

422 38 5
                                    

Beberapa hari yang lalu...

Berbekal secarik kertas yang ia temukan di bawah ranjangnya, Gabby memberanikan diri untuk mengendarai mobil seorang diri menuju alamat rumah sakit yang tertera di kertas tersebut. Wanita itu akan mencari tahu sendiri soal Yura.

Semenjak menemukan kertas tersebut, Gabby tak bisa berhenti overthinking mengenai apa yang terjadi pada gadis itu. Ia takut jika telah terjadi sesuatu, melihat betapa khawatirnya Maxim beberapa waktu lalu.

Gabby tahu, bahkan secara tak sengaja ia sering mendengar percakapan Maxim yang terdengar khawatir dengan seseorang dibalik ponselnya. Dan akhirnya Gabby anggap pembicaraan itu sudah pasti menyangkut soal Yura.

Mobil Tesla Y Model itu telah sampai di halaman parkir rumah sakit elite di Seoul. Sebelum turun, Gabby memakai topi dan maskernya terlebih dahulu. Lalu ia atur pernapasannya dan meyakinkan diri dengan apa yang akan ia hadapi setelah ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya perawat itu ramah setibanya Gabby berhenti didepan meja receptionist.

"Saya mau tanya, pasien atas nama Shin Yura dirawat dimana ya, Sus?"

"Maaf, kami tidak bisa memberikan informasi pribadi pasien kepada orang lain."

Gabby sudah mengira hal seperti ini akan terjadi. Mau tak mau ia harus menggunakan cara lain. Ia terpaksa membuka identitasnya, dan barulah perawat tersebut mau memberikan dimana letak ruangan Yura dirawat.

Langkahnya berjalan pelan menyusuri koridor bangsal vvip, mencari dimana letak Yura dirawat.

Dan gotcha! Gabby menemukannya.

Gadis itu memejamkan matanya berbaring lemah diatas ranjang. Tangannya diinfus sedangkan dihidungnya tersambung selang oksigen.

Separah inikah?

Apa yang sebenarnya terjadi pada Yura?

Gabby terdiam menatap gadis itu selama beberapa detik.

Apakah ia datang di waktu yang tidak tepat?

Gabby mundur selangkah lalu berbalik untuk keluar dari ruangan. Namun diambang pintu sudah ada seseorang yang sangat ia kenal.

Jihoo.

Laki-laki itu datang membawa satu kresek makanan dari resto terkenal dikota tersebut.

"Kak?"

Jihoo meletakkan kresek tersebut di atas meja, langkahnya berjalan ringan tanpa terlihat canggung seolah-olah ia sering berada ditempat ini.

Ia mempersilahkan Gabby untuk duduk, namun Gabby menolak dan memilih untuk berbicara diluar ruangan saja.

"Kanker perut?!"

Jihoo mengangguk pelan, "Dia sudah sering sakit perut dari lama dan baru ini tahu kalo itu ternyata kanker."

"Wanda tahu soal ini?"

Jihoo menggeleng. "Mereka berdua gak se akur itu. Terakhir kali mereka komunikasi dua tahun lalu."

"Ha? Kok bisa?!"

Jihoo hanya bisa menggedikkan bahunya, ia tidak tahu menahu soal permasalahan Yura dan Wanda. Tapi yang pasti Jihoo disini karena keinginannya sendiri, bukan karena permintaan dari Maxim.

•••••

Pagi-pagi sekali Gabby sudah berada dijalanan mengendarai mobil seorang diri menuju bakery untuk memesan pudding dan roti.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang