Beberapa tahun yang lalu...
Dua bersaudara itu kini sudah duduk berhadapan di sebuah cafe yang tertutup. Masih pagi pengunjung pun masih belum ramai berdatangan.
"Sekarang jelasin ke gue, kenapa lo masih deketin Kak Maxim? Lo kan masih pacaran sama Haru!" Wanda meninggikan nadanya, jujur saja ia tak sanggup menahan amarahnya kala sepupunya itu telah melewati batas.
"Udah lah ya. Urusan lo itu apa sih? Lagian Kak Maxim juga gak bilang apa-apa ke gue? Trus masalahnya dimana? Kalo dia bisa main belakang, kenapa gue enggak?" Jawab Yura santai. Dari wajahnya sama sekali tak terlihat ada rasa bersalah atau penyesalan disana. Ia berbicara seolah-olah apa yang ia lakukan adalah hal yang wajar yang sering dilakukan kebanyakan orang.
Mendengar hal itu keluar dari mulut Yura, membuat Wanda diam terpaku. Lidahnya kelu tak sanggup lagi berkata-kata. Ini bukan seperti Yura yang dulu ia kenal, Yura yang lembut dan pendiam.
Yura bangkit dari kursinya menarik tas disebelahnya dan pergi begitu saja.
Setelah tiga langkah kedepan ia berbalik, menatap Wanda yang masih terduduk dengan wajah yang nampak geram.
"Gue juga perlu Maxim untuk meningkatkan status sosial gue! Haru? Dia belum debut dan dia gak bisa jamin hidup gue!"
Jika bisa berteriak mungkin Wanda akan berteriak. Ia kesal, kesal dengan Yura dan dirinya sendiri karena tak bisa menjaga Yura seperti yang bibi dan pamannya minta.
Bagaimana bisa Yura jadi berubah seperti itu?
Kehidupan di Seoul memang berbeda dengan kampung halaman mereka. Bisa dibilang cukup keras. Apalagi Yura juga sudah menjadi trainee selama bertahun-tahun, pastinya juga banyak hal yang terjadi di hidupnya yang tidak ia ketahui.
Wanda menopangkan wajahnya dengan kedua tangannya diatas meja. Rasanya ingin menangis. Sebagai kakak sepupu ia merasa gagal menjaga Yura.
Berada di industri ini sangat mudah membuat orang jadi gelap mata sehingga tidak sedikit dari mereka yang akan menghalalkan segala cara. Memang Wanda dan Yura bukanlah idol yang berasal dari keluarga berada. Tapi juga bukan begini caranya...
Mungkin yang Yura katakan benar. Maxim itu sudah jatuh kepadanya. Tapi apa harus seperti ini? Lalu bagaimana dengan Gabby?
•••••
Maxim
Babe, bisa gak nanti malam pulang ke rumah?Ariel ♡
Kenapa tiba-tiba?Maxim
Gapapa, cuman pingin ketemu aja. Nanti kita pulang bareng ya?Ariel ♡
Oke, kalo uda selesai aku kabarinDua mingguan ini Maxim sangat jarang sekali bertemu Gabby. Jadwal diantara keduanya yang padat dan bertabrakan membuat mereka sulit menyesuaikan waktu untuk sekedar bertemu atau menyapa meskipun kadang berada di gedung yang sama.
Kemarin sore seusai jadwal berlatih berakhir, Yura tiba-tiba menghubunginya meminta laki-laki itu untuk datang ke apartemennya. Dan syukurnya Maxim berhasil lolos dari permintaan Yura yang satu itu. Bagaimana tidak, Maxim takut hal-hal yang tidak ia inginkan bisa saja terjadi.
Namun tak sampai disitu, pagi ini ia juga bertemu dengan Yura yang tiba-tiba muncul di parkiran gedung perusahaan. Untungnya manager Maxim datang tepat waktu sebelum Yura membicarakan banyak hal.
Karena kelakuan Yura yang seperti itu membuat Maxim jadi merasa bersalah, ada rasa takut dan rasa iba yang membaur jadi satu. Ia merasa bersalah karena telah menelantarkan Yura, disisi lain ia juga merasa takut jikalau Yura melakukan hal yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfiction21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :