22. Penyesalan

1K 70 8
                                    

Malam ini para member Savage sedang menghadiri acara After Party setelah seharian menghadiri acara inti dari Fashion Week. Suasana yang cukup ramai dengan banyaknya tamu yang hadir, tak lupa juga mereka bertukar sapa dan berkenalan dengan tamu-tamu yang lain. Setelah mengobrol dengan kenalan baru, keempat gadis itu menepi untuk mengambil minuman dan beberapa cookies karena perut mereka yang mulai terasa lapar.

"Kita boleh minum gak sih?" Tanya Gabby yang hendak mengambil tequila di hadapannya.

"No. Kita harus terjaga dan tetap fokus, kita harus menikmati pesta ini tanpa alkohol." Jelas Kara menatap satu per satu wajah membernya.

"Kak, you okay?" Tanya Wanda pada Gabby.

Gabby yang ditanya hanya geleng-geleng saja.

Melihat raut wajah Gabby yang awalnya sumringah berubah jadi suntuk itu membuat teman-temannya sadar bahwa gadis itu sedang ada masalah.

"Kenapa? Kali ini bukan Maxim kan?" Tanya Kara memastikan.

Gabby mengangguk. "Dia nyium gue."

"Really?" Nikki terdengar semangat mendengar pernyataan Gabby.

"Akhirnya.. Terus Kak, kenapa jadi murung?" Sela Wanda yang juga memperhatikan wajah Gabby itu.

"Entahlah. Aku gak tau harus senang atau gimana. Aku cuman gak mau aja terlihat gampangan di mata Maxim."

"Tapi kan kamu istrinya Riel."

"Tapi dia punya Yura Rin…"

Semuanya terdiam mendengar perkataan Gabby.

Yura. Benar masih ada nama Yura di kehidupan Maxim. Bahkan sampai saat ini pun Gabby tidak pernah tahu bagaimana perasaan Maxim padanya. Yang Gabby pahami kebaikan Maxim saat ini hanyalah sebatas persahabatan diantara mereka berdua, dan tak lebih dari sekedar status suami istri diatas kertas.

"Kak, aku yakin Bang Maxim gak mungkin sejahat itu. Setelah beberapa bulan melihat kedekatan kalian berdua, aku rasa Bang Maxim udah meninggalkan Yura." Wanda menggenggam tangan Gabby yang berada disampingnya.

"Iya bener. Mungkin Maxim memang kelewatan waktu itu. Tapi percayalah, apa dia pernah nyentuh kamu saat masih berkencan dengan Yura?" Tanya Kara berusaha meyakinkan Gabby.

"Udah ah gak usah dibahas." Gabby menyesap minuman yang di tangannya. "Oh iya Rin, dengan dress yang kita pakai sekarang, gimana respon Juno?" Gabby sendiri juga berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Juno? Udah pasti dia marah, Riel. Bukan marah sih, mungkin lebih ke cemburu?"

"Kita emang sering pakai pakaian terbuka. Tapi dress ini modelnya emang terlihat lebih menggoda." Nikki terkekeh dengan ucapannya itu.

"Iya sih. Makanya wajar aja kalo Juno marah, lagian emang pakaian kita ini terlalu terbuka dan tipis kan?" Tangan Kara ikut meraba-raba dress yang sedang ia kenakan.

"Sejujurnya aku juga gak terlalu percaya diri. Tapi ya mau gimana lagi." Wanda mengangkat kedua bahunya.

"Dan mungkin kedepannya kita bakal sering pakai dress yang seperti ini sih. Apalagi pas ada event gini." Nikki juga turut membenarkan tali dress nya yang sedikit merosot.

Dress yang mereka kenakan terbilang cukup terbuka dan seksi, sehingga wajar jika Maxim dan Juno tidak terlalu menyukainya. Bagaimanapun juga ini semua karena tuntutan pekerjaan, mau tak mau mereka tidak bisa menolaknya.

Mengingat pesan dari Maxim pagi tadi membuat Gabby menjadi merasa bersalah. Ia mengambil kembali blazer yang ia tinggalkan dikursi dan langsung memakainya dengan benar. Bahkan kali ini ia juga mengaitkan kancing blazernya sehingga bagian depan tidak terlalu terbuka.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang