Gadis cantik sederhana yang berusaha untuk mewujudkan cita-citanya dan ingin mengubah kehidupan ibu dan adiknya.
Dan keberuntungan memang berpihak kepadanya, dia bertemu dengan pria tampan juga mapan.
Akankah mereka bersatu dan bahagia?
#taekook
#yo...
Saat si nenek dan Jungkook tengah asyik membuat kue, Taehyung turun ke kamarnya menuju dapur. Melihat sang nenek yang begitu akrab dengan Jungkook membuat Taehyung tersenyum senang. Pasalnya ini pertama kalinya bagi Taehyung membawa gadis cantik kerumahnya, dan beruntungnya sang nenek juga menyukainya.
"Ehem! Apa aku menganggu?" tanya Taehyung kepada keduanya. Nenek dan Jungkook menoleh. "Tentu, kami sedang sibuk membuat kue dan kau Tae jangan menganggu kami." Taehyung terkekeh dengan jawaban neneknya.
"Ayolah nek, apa ada yang bisa ku bantu?" sang nenek menoleh, "Ishh lebih baik kau duduk manis saja cucu nenek tercinta, kami tidak perlu bantuanmu yang ada kau hanya menghancurkan kue-kue nenek nantinya" ejek sang nenek pada cucu tampannya itu.
Jungkook tersenyum mendengar perdebatan mereka. " Ah sudah selesai nek. Kalau begitu aku langsung pamit pulang ya nek. Ini sudah malam," pamit Jungkook namun ditahan oleh nenek Taehyung.
"Sudah terlalu larut nak, lebih baik kau menginap saja disini, dan bukankah kau satu kampus dengan Tae? Kalian bisa pergi bersama besok." Nenek mohon.
"Tidak apa nek, aku sudah terbiasa pulang malam begini. Jadi nenek tenang saja, aku akan baik-baik saja." tolak Jungkook sopan.
"Jung, tak apa menginaplah disini. Ini sudah malam juga di luar sedang hujan. Nenek juga pasti sangat senang karena ada teman di rumah," Tae memohon.
Sekarang pukul sepuluh malam. Diluar sangat hujan deras dan dingin. Jadi mau tidak mau Jungkook harus menginap, mengingat pasti sudah tidak ada bus yang lewat jam segini.
"Hem baiklah. Apa aku tidak merepotkan?" sang nenek langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak merepotkan nak, malah nenek sangat senang kau disini." ucap nenek menenangkan Jungkook.
"Tae kau bisa ambilkan baju Ibumu yang ada dilemari, untuk ganti pakaian Jungkook," Taehyung mengangguk dan berjalan menuju kamar orangtuanya. Ya, meskipun ke dua orang tuanya sudah tiada, namun baju baju keduanya masih tersimpan dengan baik.
Jungkook di antar nenek menuju kamar tamu. Kemudian ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tok tok!
Taehyung mengetuk pintu kamar tamu, karena tidak ada jawaban makan ia pun masuk dengan hati-hati. Disana tidak ada Jungkook, namun terdengar suara gemercik air di kamar mandi. Ah mungkin dia sedang mandi.
Tok tok!
Taehyung memgetuk kamar mandi, "Jung, aku sudah membawakan baju ganti untukmu. Aku menaruhnya di kasur ya," sedikit berteriak takut Jungkook tidak mendengarnya. Tidak ada jawaban, Taehyung memutuskan untuk keluar.
"Aah ini baju gantiku," gumam Jungkook.
"Aku ingin mencari udara segar, aku ingin ke halaman belakang untuk menenangkan pikiran." Jungkook keluar dari kamarnya menuju halaman belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disini, Jungkook berada.
Jungkook sudah berada di halaman belakang rumah Tae. Seperti biasa ia membawa buku juga laptopnya untuk mengerjakan tugas.
"Aah nyaman sekali, sangat damai," Jungkook menghirup napas dalam dan memejamkan matanya sejenak.
Saat ini Jungkook tengah mengerjakan tugas kampusnya. Taehyung yang melihat Jungkook sendirian, berjalan menghampirinya.
"Apa aku menganggumu, Jung?" Taehyung dengan suara deep nya. Jungkook agak terkejut, dan menoleh ke belakang.
"Aah tidak Oppa, aku hampir selesai." Taehyung mengangguk. "Apa aku boleh duduk?" Taehyung takut jika kehadirannya mengganggu dia.
"Tentu, ini kan rumahmu." Jawab Jungkook singkat dan Taehyung duduk di samping Jungkook. Ia memperhatikan Jungkook, menunggu ia menyelasikan tugasnya.
Tak lama kemudian Jungkook membereskan buku dan laptopnya tanda sudah selesai. "Kau sudah selesai?" tanya Taehyung.
"Hm, sudah. Kau tidak tidur?" tanya Jungkook.
"Aku belum mengantuk," Jungkook mengangguk. Suasana seketika hening, hanya suara air hujan yang terdengar.
"Oppa, aku tidak melihat ke dua orang tua mu, aah dan terimakasih untuk baju gantinya, apa ini punya Ibumu?" sambil menujuk baju yang dipakai Jungkook.
"Kedua orang tuaku sudah meninggal, Jung." jawab Taehyung dengan nada lemah, ia sedih teringat masa-masa itu.
"Mian Oppa, aku tidak tahu." Jungkook merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, Jung. Mereka meninggal karena kecelakaan tunggal saat akan menghadiri acara kelulusan SMA ku. Dan sejak saat itu aku sangat merasa bersalah dengan diriku sendiri, andai saja aku tidak meminta mereka hadir. Mungkin saat ini mereka masih hidup bersamaku, Jung. Aku menjadi sangat benci dengan acara kelulusan.Bahkan jika besok aku lulus aku hanya akan datang sendiri aku tidak menginginkan siapapun, aku takut kejadian itu akan terulang lagi." Taehyung mengatakan dengan nada yang bergetar, dan tak terasa air matanya jatuh.
Jungkook merasa iba melihat Taehyung seperti itu. Ia langsung memeluk Taehyung bermaksud untuk menenangkan hatinya, agar beban yang ia rasakan sedikit berkurang.
"Kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri Oppa, itu semua terjadi karena memang sudah takdirnya harus seperti itu. Jadi kau jangan menyalahkan dirimu terus-terusan. Aku yakin mereka sekarang sudah bahagia dan bangga melihat anaknya tumbuh dengan baik dan akan menjadi orang sukses." Jungkook berusaha menenangkan dengan mengelus punggung Taehyung.
Taehyung merasakan hangat di pelukan Jungkook. Hingga ia mengeratkan pelukannya dan Jungkook pun membalasnya. Dia masih menangis, dan Jungkook membiarkannya agar dia bisa mencurahkan segala hal yang mengganjal di hatinya.
"Terimakasih, Jung. Kau sudah mau mendengarkan ceritaku yang selama ini aku pendam lama. Terimakasih, Jung." sambik mencium bahu Jungkook.
Jungkook agak terkejut, pasalnya Taehyung mengatakan bahwa ia memendam masalahnya sudah lama. Dan dia mengatakan pada Jungkook. Bisa diartikan jika Taehyung percaya padanya, Jungkook merasa senang karena Tae mempercayainya.
"Kau tak seharusnnya memendam ini sendirian Oppa, kau bisa menceritakan padaku agar bebanmu sedikit berkurang, itu juga jika kau percaya padaku." Taehyung hanya mengangguk.
"Bisakah aku memelukmu lebih lama, Jung?" Jungkook mengangguk.
Sudah agak lama mereka berpelukan, dan Taehyungpun sepertinya sudah tenang.
"Oppa, sudah malam lebih baik kau tidur," namun tidak ada jawaban dari Taehyung.
"Oppa, apa kau tidur?" tanya Jungkook sambil mengelus rambut Taehyung, namun juga tidak ada jawaban.
Setelah beberapa kali Jungkook mencoba membangunkan Taehyung. Akhirnya ia terbangun.
"Lebih baik kau tidur didalam Oppa, disini sangat dingin,"
"Maafkan aku, Jung. Aku bahkan sampa ketiduran dipelukanmu,"
"Tak apa Oppa, sekarang kau tidurlah ini sudah malam." Taehyung mengangguk dan mencium pipi Jungkook sekilas lalu ia beranjak pergi ke kamarnya.
Seketika Jungkook terdiam, ia mematung dan merasakan pipinya memanas. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Dan tak lama kemudian ia tersadar, dan memasuki rumah menuju kamar tamu.