Di Karyakarsa dan KBMAPP sudah tamat, ya. Di Karyakarsa saya mulai posting dari bab 26 karena bab sebelumnya bisa baca gratis di sini. Di Kbmapp otomatis terkunci dari bab 8. 😁
Kalau teman-teman bacanya lompat-lompat, mungkin sulit ketemu benang merahnya karena cerita ini lumayan banyak teka-teki-nya dan ada clue di tiap bab.
Happy reading. 🥰
🍁🍁🍁
"Are you, okay?"
Davin memandangiku dengan wajah khawatir
"Yah, aku baik-baik saja." Kuukir senyum terbaik sembari terus merapalkan kalimat serupa di dalam hati.
"Aku harap apa yang kamu dengar barusan, nggak akan membebani masa depanmu bersama Bian."
Terlambat. Seharusnya aku tidak pernah mendengar pernyataan mengejutkan tentang Bian itu dari Davin. Rasa penasaran yang tinggi, justru membawaku pada jurang kebimbangan.
"Kapan Kei meninggal?"
"Sudah lama banget. Waktu itu mereka masih jadi mahasiswa di Jogja dan sedang libur kuliah. Mereka sama-sama pulang ke Jakarta, soalnya Kei mau mengikuti kompetisi musik di salah satu televisi nasional. Aku nggak tahu persis bagaimana detail ceritanya ...."
Semua kepingan informasi tentang Bian kususun rapi di dalam kepala. Gambaran besarnya mulai berbentuk, walau masih samar. Kematian Kei. Kehidupannya yang hancur setelahnya, lalu berhenti kuliah dan memutuskan balik ke Jakarta. Menjalani hidup semaunya, dan tenggelam dalam kenikmatan semu yang memabukkan.
"Dia belum bisa melupakan Kei?" Aku bertanya lirih, seolah pertanyaan itu kuajukan pada diriku sendiri.
"Seharusnya sudah, mengingat dua tahun belakangan dia mulai membenahi hidupnya ... and finally ... dia menikahimu."
"Seharusnya?" Aku tertawa getir. "Apa itu artinya Mas nggak yakin?"
"Aku nggak tahu ... tapi aku harap dia nggak lagi menengok ke belakang. Hidup terus berjalan dan kejadian itu sudah lama sekali."
"Soal Mbak Celine ... seberapa tergantungnya Mas Bian sama dia?"
Davin memindai wajahku, mungkin untuk memastikan kalau aku baik-baik saja sebelum akhirnya ia berkata, "Aku rasa mereka saling tergantung ... entahlah ...."
Aku tak bisa memahami apa yang berkecamuk di pikiran Davin saat ini. Ekspresinya datar saja, tapi pandangan matanya terlihat kosong. Mungkin saja hubungan pernikahannya dengan Celine juga sama rumitnya dengan hubunganku dengan Bian.
"Kalau boleh aku tahu, sejak kapan mereka dekat?"
Bian menghela napas berkali-kali sebelum berkata. "Dulu kami satu sekolah. Bian dan Celine aktif di ekskul kesenian. Mereka sama-sama jago memainkan alat musik, lalu bikin band. Personilnya ganti ganti terus, aku pernah diajak, tapi memang nggak mahir di sana, jadi ya keluar. Bian pintar bikin lagu, Celine bisa nyanyi tapi sekadar bisa saja. Jadi band itu belum ada vokalisnya."
"Kei juga?"
"Oh, bukan. Bian kenal Kei di luar sekolah. Dia tinggal dekat studio yang sering disewa Bian untuk latihan band dan sering juga jaga di sana sepulang sekolah."
"Lalu mereka pacaran?"
"Singkat cerita, gitu. Kei ternyata jago juga mainin alat musik dan punya suara bagus. Bian ngajak dia gabung dengan band sebagai vokalis."
Davin tersenyum sendiri seperti mengenang masa lalu.
"Kei cinta pertama Bian," lanjutnya kemudian. "Aku sudah bersahabat sejak lama dengan Bian dan aku tahu persis bagaimana tergila-gilanya dia saat itu. Kei satu-satunya perempuan dalam hidupnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS YOU
Romance~Terkadang orang terdekatlah yang menorehkan luka paling dalam~ Innara pikir dinikahi oleh cinta pertamanya, Bian, akan berujung bahagia. Apalagi, keluarga Bian yang menjodohkan mereka sangat menyayangi Innara. Namun, siapa sangka pernikahan tersebu...