❣ 33. Black wolf core member ❣

2K 96 12
                                    

"Jangan ragu untuk meminta bantuan ke sahabat, karna itu sudah menjadi tugasnya untuk membantu sahabatnya ketika kita meminta pertolongan." 
_Black Wolf_


❣❣❣

Terdengar suara derap kaki yang berlarian memenuhi koridor rumah sakit, dan beberapa lama setelah itu. Terlihat ada dua anak laki-laki yang menerobos masuk ke dalam salah satu ruangan inap yang ada di sana. Mereka berdua terlihat panik saat mendengar kabar kalo orang yang mereka sayang di larikan ke rumah sakit.

"Rel, gimana Queen bisa sampai masuk ke rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi sama dia?" tanya Ian beruntun dengan raut wajahnya yang khawatir dengan menatap kearah Queen yang terbaring lemah di atas ranjang dengan kondisi belum sadarkan diri.

"Dia pingsan."

"Sekarang kondisi dia gimana?" tanya Evan yang berdiri tidak jauh dari Ian.

"Kondisi dia udah baik-baik aja, jadi kalian berdua ngga perlu khawatir." jelas Verrel yang membuat Evan dan Ian mengangguk pelan dengan menghela nafas lega saat mendengar kondisi Queen.

"Ada yang mau gua tanyain sama lu berdua tentang Lyly." kata Verrel yang membuat Ian dan Evan saling menatap satu sama lainnya, kemudian menatap kearah Verrel dengan mengangguk.

"Lebih baik kita bertiga ngobrol di luar aja." saran Evan yang di angguki sama Verrel dan Ian.

Mereka bertiga pun perlahan keluar dari ruangan inap Queen, mereka berdiri di depan  pintu ruangan Queen dengan Ian yang melirik kearah Queen lewat dari sela kaca yang ada di pintu ruangan.

"Lu mau tanya apa ke kita berdua?" tanya Ian dengan to the point.

"Apa yang gua ngga tau tentang masa lalu Lyly? Terutama tentang hubungan dia dan Ara."

"Ara?" gumam Ian dengan raut wajahnya yang tiba-tiba menegang.

"Adiknya Rafa, maksud lu?" tanya Evan dengan memastikan kembali pertanyaan dari Verrel.

"Lu tau dari mana tentang mereka berdua?" sentak Ian dengan tatapan tajam saat mengetahui Ara yang Verrel tanyakan adalah Ara yang mereka kenal.

"Gua ngga tau tentang hubungan mereka berdua. Gua cuman dengar teriak Lyly terakhir sebelum dia pingsan, dan dia sebut nama Ara."

"Lu ada bahas tentang Ara di dekat dia?" tanya Evan dengan raut wajah datar.

Sekali lagi Verrel hanya menjawab pertanyaan dari Evan dengan mengangguk pelan.

Bugh!

Fabian memukul rahang Verrel dengan keras dan membuat tubuh Verrel tersungkur di bawah. Fabian yang ingin memukul Verrel kembali, langsung di tahan sama Evan dengan menjauhkan mereka berdua.

"Fabian, tahan emosi lu!" bentak Evan dengan mendorong kasar tubuh Fabian ke belakang.

Verrel dengan gerakan gesit, dia langsung berdiri dan mendekat kearah Fabian dengan cepat.

"Maksud lu apa, Fabian?!" bentak Verrel dengan menarik kencang kerah baju Fabian yang berdiri di depan nya.

"Rel tenang!" Evan dengan kasar mendorong tubuh Fabian dan Verrel untuk memisahkan mereka berdua.

"Biar gua yang jelasin semuanya, jadi lebih baik kalian berdua tenang. Kontrol emosi kalian masing-masing, terutama lu Fabian. Ini di rumah sakit, jangan buat keributan yang bakal buat kalian berdua di usir dari sini." final Evan dengan mengatur deru nafasnya secara perlahan, sedangkan Verrel masih menatap Fabian dengan tatapan membunuh.

MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang