❣ 34. Black Wolf and Death Moon ❣

2K 104 15
                                    

"Di saat orang yang kita sayang berada dalam bahaya, kita akan merasakan nya."
_Queen_


❣❣❣

Malam ini, angin berhembus kencang membuat beberapa pohon bergerak sesuai arahan angin. Terlihat banyaknya pohon-pohon besar dan tinggi berada di sepanjang perjalanan, dan juga terdapat satu bangunan rumah besar yang berada tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Saat ini ada dua mobil hitam yang terparkir di dekat bangunan tua, dua mobil ini milik anggota Black Wolf. Perlahan, satu persatu orang yang berada di dalam mobil keluar dan berkumpul di satu titik untuk mereka bersembunyi. Mereka semua berkumpul dengan berpakaian serba hitam dan beberapa senjata yang sudah mereka pegang untuk pertahanan diri, mereka juga memakai masker dan topi hitam untuk menutupi identitas mereka dari musuh mereka di sana.

"Malam ini gua yang pimpin untuk penyelamatan Keenan." ujar Fabian yang membuat mereka semua menatap kearah Fabian, kecuali Verrel yang hanya menatap bangunan tua yang berada di depan mereka dengan tatapan tajam.

"Kita semua ada 14 orang di sini, jadi lebih baik kita bagi-bagi tugas sebelum masuk ke dalam gedung." tambah Fabian yang di angguki sama mereka.

"Gua, Verrel, dan Huda lewat pintu depan. Untuk Yasa, Dava, Riffat kalian bertiga lewat pintu belakang. Evan, Fadlan, Bintang kalian bertiga cari jalan pintu masuk bagian kanan gedung. Raja, Ryan, dan Raka kalian ambil bagian kiri gedung. Dan sisanya Rafa awasi kita di dalam mobil, dan untuk Syahrul sementara lu berjaga di dalam mobil dulu sama Rafa. Dan kalo nanti salah satu dari kita ada yang butuh bantuan, lu langsung pergi masuk ke dalam."

"Oke!" seru mereka secara bersamaan.

"Rel, kendaliin emosi lu." peringatan Fabian dengan menepuk bahu Verrel yang berdiri di sampingnya.

"Hm."

"Kita masuk ke dalam sekarang dan jangan lupa alat komunikasi kalian langsung aktifkan." mereka semua langsung pergi berpencar sesuai dengan arahan yang Fabian berikan ke mereka, terutama Rafa dan Syahrul yang kembali masuk ke dalam mobil.

✧*。٩(๑˙╰╯˙๑)و✧*。

Di depan gedung, terlihat ada pintu utama yang sedikit terbuka dan tidak terlihat satupun orang yang menjaganya. Verrel meneliti sekitarnya dengan mata elangnya, sedangkan Fabian dan Huda tetap berjalan ke depan dengan saling berjaga-jaga jika sekiranya ada musuh yang datang secara tiba-tiba kearah mereka.

"Tahan!" teriak Verrel yang membuat langkah Fabian dan Huda berhenti, mereka berdua secara bersamaan menoleh ke belakang. Tempat di mana Verrel masih berdiri di belakang dengan tatapan tajamnya.

"Hati-hati, pintu utama ngga ada yang jaga dan pintunya terbuka." peringatan Verrel yang membuat Fabian langsung menyambungkan alat komunikasinya ke anggotanya yang lain.

"Yasa, Evan, Raja. Apa kalian udah di tempat posisi kalian masing-masing?" tanya Fabian ke tiga anggotanya yang sengaja dia tunjuk untuk menjadi pemimpin di setiap sisi gedung yang akan mereka kepung.

"Pintu belakang ngga ada yang jaga, cuman ada beberapa orang yang udah tidak sadarkan diri di dekat pintu." sahut Yasa lewat earphone miliknya.

"Lebih tepatnya mereka tewas mengenaskan." timpal Dava saat dia lebih mendekat kearah mayat yang ada di dekatnya.

"Gedung sebelah kanan ngga ada pintu, tapi gua sama yang lain lagi usahain buat masuk lewat jendela yang ada di sekitar gedung." sahut Evan.

"Di sebelah kiri sama sekali ngga ada akses untuk kita bisa masuk ke dalam gedung." timpal Raja yang membuat Fabian dan Verrel saling menatap satu sama lainnya.

MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang