❣ 36. The new leader ❣

2K 101 4
                                    

"Apapun posisi yang akan kita dapat nanti, kita sendiri yang harus menerima semua konsekuensinya." 

_Rafa_

❣❣❣

Verrel berjalan dengan rahang yang mengeras, kedua tangan nya mengepal dengan sangat kuat. Verrel membuka pintu ruangan yang ada di depan nya dengan kasar dan membuat dua orang yang sedang berbicara di dalam ruangan menatap kearahnya.

"Pah!"

"Kamu keluar dulu." pinta Harry pada karyawan nya yang berdiri di depan nya.

"Baik Pak." balas karyawan itu dengan berjalan keluar meninggalkan Boss dan anaknya yang masih berada di dalam ruangan.

"Verrel minta sama Papah untuk batalkan acara yang Papah buat."

"Tidak bisa." tolak Harry dengan tatapan matanya kearah laptop yang ada di depan nya tanpa menatap kearah Verrel.

"PAH!" bentak Verrel yang membuat Harry menatap kearah putranya dengan tatapan tajam.

"Acara nanti malam harus tetap di laksanakan Verrel, Papah tidak akan membatalkan nya." balas Harry dengan tegas.

"Kalo Papah tetap melaksanakan acara itu, Istri Verrel yang akan dalam bahaya Pah!"

Harry menghela nafas panjang dengan menatap lekat kearah putranya. "Kamu sudah besar Verrel, kamu bisa mengatasi masalah itu sendiri."

"Pah!"

"Keluar!" usir Harry dengan tegas.

✧*。٩(๑˙╰╯˙๑)و✧*。

"Bagaimana Rel, acara nanti malam tetap berjalan atau di batalkan?" tanya Dava saat melihat kedatangan Verrel yang baru saja pulang dari kantor Big Boss.

Prangg!

Verrel melemparkan beberapa Vas bunga dan gucci yang ada di ruangan dengan menggeram kesal.

"Gua rasa acara nanti malam tetap berjalan." bisik Ryan dengan menatap kearah Verrel yang berjalan kearah ruang latihan mereka.

Di dalam ruang santai mereka masih ada ruangan lain di dalamnya, ada dua kamar untuk mereka istirahat, ada ruang gym, ada ruang boxing dan ada ruang khusus menembak. Saat ini Verrel masuk ke dalam ruangan khusus menembak untuk meluapkan emosinya, sedangkan sahabatnya yang lain hanya bisa berkumpul di ruang tengah. 

"Sekarang apa yang harus kita lakuin?" tanya Ryan pada sahabatnya.

"Lan, mending lu tenangin dulu emosinya Verrel. Biar kita bisa bahas masalah ini sama dia, dan juga masalah ini bersangkutan sama keselamatan Istrinya." saran Rafa yang di angguki sama mereka semua.

"Yaudah, kalo gituh gua kesana dulu." Fadlan berjalan kearah ruang menembak.

"Lu kenapa tadi natap Verrel kayak ngga suka gituh, Raf?" tanya Dava to the point.

"Menurut kalian, Lyly ngga bisa jaga dirinya sendiri di sana?"

"Maksud lu bilang gituh apa?" sahut Ryan dengan suara yang terdengar tidak suka dengan ucapan Rafa.

"Kalian lupa kalo Queen adalah capos kita di Death Moon?" mereka semua terdiam dengan tatapan yang berbeda-beda kearah Rafa. 

"Kalo sekarang dia naik jabatan dengan menggantikan posisi Big Boss di Death Moon, harusnya dia tau konsekuensi apa yang akan dia dapat ke depan nya."

"Gua masih ngga ngerti sama ucapan lu, Raf." celetuk Ryan dengan tatapan malasnya.

"Bodoh."

"Gua belum selesai bicara, lu mau pergi kemana?!" teriak Ryan saat melihat Rafa yang pergi begitu saja meninggalkan dia dan Dava di ruang tengah.

MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang